Satu

11.4K 181 1
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca ya temen-temen...!😉😉

Happy Reading guys...!😙😙

***

Kriiinggg....!

"Oke, untuk hari ini dicukupkan saja ya, bukunya jangan lupa dikumpulkan. Keysia, tolong nanti bawakan bukunya ke kantor atas ya."

Caca mengangguk dan setelah itu seisi kelas ribut menghampiri Caca dan memberikan bukunya.

"Ca, kamu di jemput?" Aureta bertanya setelah ia menyimpan bukunya di tumpukan paling atas.

"Iya, Ayah masih belom ngijinin Caca pulang sendiri Ta, masa katanya ntar Caca diculik," balasnya sambil mendengus sebal.

Aureta meringis mendengar penuturan itu. Ayah Caca memang sangat protektif. "Sabar ya Ca, itu tandanya Ayah kamu sayang sama kamu,"

Caca mengangguk. "Eh, Tata di jemput juga?" imbuhnya.

"Nggak Ca, aku pulang sama Jamet,"

Pltak...!

"Aww!"

"Mulutnya lemes banget mba!" Cheara menjitak kepala Aureta, membuatnya meringis.

"Anjing!" umpatnya. "Lo punya tangan kudu mesti balik TK!"

Cheara tak mau kalah, "Lo punya mulut mesti balik jadi embrio!"

"Udah deh gosah alay. Cabut ayo ah," Azella menengahi, menyampirkan tasnya di sebelah pundak.

Mendengar itu, keduanya membuang nafas kesal. Caca hanya mengendikan bahunya acuh, lebih tepatnya tidak mengerti karena sedaritadi dia hanya fokus menghitung jumlah buku yang akan ia bawa.

Di jalan, Cheara dan Aureta masih saja adu mulut dan sesekali saling menyikut dan menjitak. Azella melihatnya hanya memutar bola mata jengah.

"Em, Lala pulang sama siapa?" tanya Caca sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Kaya biasa, jaki." Caca mengangguk mengerti.

Karena rumah Azella berada tepat di belakang sekolah jadi dia selalu jalan kaki, alias jaki.

"Sini Ca aku bantuin," Azella menawarkan diri ketika melihat Caca yang sedari tadi selalu awas, takut buku yang dibawanya akan terjatuh.

Ia menggeleng, "Nggak papa La, Caca bisa kok, kan Caca strong hehe...."

Melihat itu, Azella tersenyum gemas karena Caca selalu terlihat polos dan seperti anak kecil. Bahkan ia sudah menganggap Caca sebagai adiknya sendiri.

"Eh, Caca mau naro buku dulu ke kantor ya. Kalian duluan aja," tutur Caca dengan mata bulatnya yang selalu binar.

"Kita temenin deh Ca," Azella kembali menawarkan diri, namun Caca tetap menggeleng.

"Iya Ca, lagian bentar doang kan," Cheara yang sibuk menjitak kepala Aureta ikut menyahut.

"Caca bisa sendiri, lagian mau ujan loh ntar kalian keujanan. Lala kan jalan kaki, Ara ama Tata juga naik motor," balasnya menatap khawatir ketiga teman-temannya.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang