Budayakan vote dulu sebelum baca ya temen-temen...!😊😊HAPPY READING GUYS🤗🤗
🍊🍊🍊
***
Kini, Zean dkk berada di tempat tongkrongan belakang sekolah. Hari kemarin ia sudah menceritakan pasal hubungan Aureta dengan dirinya.
"Dengan masalah segede gini, lo yakin dia bakal maafin lo?" Tanya Rattam dengan wajah tidak meyakinkan.
Zean menggeleng pelan. Ia sendiri bahkan ragu untuk menempatkan dirinya di samping Aureta yang sangat baik bahkan terlalu baik untuk Zean.
"Gue nggak tahu harus gimana. Pokoknya, hari ini gue bakal temuin temennya si Reta." Tegasnya tidak bisa dicela.
"Lo yakin anak cicak itu yang jadi korban lo?" kini, giliran Darren yang bertanya.
"Justru itu gue temuin dia mau mastiin,"
Varo tersenyum. "Goodluck bro,"
Zean hanya mengangguk mantap. Tidak tahu jika seseorang sekarang sedang menatapnya dengan wajah sendu dan rahang yang mengeras. Entah apa dan kenapa dengan laki-laki itu.
***
"Hoek...!"
Entah sudah berapa kali Caca muntah-muntah seperti ini hanya dengan penyebab yang spele. Contohnya ketika dia melihat guru favoritnya, yang mencukur kepalanya menjadi botak dan dia sangat tidak suka. Akhirnya ia muntah-muntah.
Tidak ada cara lain lagi. Hampir dua minggu lebih dia dalam keadaan yang seperti ini. Dan Caca tidak bisa membiarkannya, setidaknya ia harus memastikan bukan?.
"Oke. Kayaknya Caca butuh alat jijik itu!" setelah di pikir-pikir dari kemarin malam akhirnya egonya mengalah.
Kriinggg...!
Bel pulang berbunyi. Segera Caca kembali ke kelasnya untuk mengambil tas. Dia harus cepat-cepat pulang dan membeli terlebih dahulu seafood yang sangat ia inginkan dari semalam.
"Ta, kamu pulang sama siapa?" Pertanyaan Caca mengagetkan Aureta yang ternyaa memang sering melamun.
"Eh? Em, di jemput nanti sama abang," balasnya dengan wajah capek.
Caca mengangguk mengerti, lalu beralih menatap Azella yang sedang menunggu mereka.
"La, kamu pulang sama siapa?" Tanyanya sambil memasukkan barang terakhirnya ke dalam tas.
"Kamu nggak bosen nanya gitu terus Ca?" Bukannya menjawab, Azella malah bertanya balik. Sifat Azella yang buru-buru, sedang mode on sekarang.
Caca cengengesan. Tentu saja ia lupa jika Azella akan pulang sendirian dengan jalan kaki. Dan kini, Caca menatap Cheara yang sibuk memainkan game di ponselnya.
"Ra?" Dia memanggil.
"Pulang sendiri gue Ca, kenapa?" Imbuhnya, sangat peka sekali.
Caca menangkupkan kedua tangannya di depan, memohon dengan puppy eyes-nya yang bikin gemas.
Cheara yang melihat itu, menaikan satu alisnya. Jelas sekali jika Caca akan meminta bantuan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
Teen FictionKeysia, gadis polos dan manja yang masih duduk di kursi SMA harus kehilangan sesuatu yang paling berharga dari dalam dirinya. Harta yang ia jaga untuk laki-laki pilihannya kelak kini hanya tinggal bekas. Impian yang sudah lama ia bangun, semua runtu...