Bab 2

1.4K 71 2
                                    

Semua orang mempunyai cara untuk merasakan kebahagiaanya masing-masing.
~Ayla Azzura~
___________________________________

Seorang gadis dengan rambutnya yang terurai itu sedang berada di sekumpulan para pembalap motor. Gadis perempuan ini bernama AYLA AZZURA adik dari Lailatul Izzah. Sifat Ayla ini sangat berbeda sekali dengan Laila, ia sangat menyukai balapan motor seperti ini. Katanya, kegiatan ini bisa menghilangkan rasa bosan di rumah yang selalu saja dimarahin oleh kedua orang tuanya.


Terkadang, Ayla sepulang sekolah suka sekali keluyuran yang tidak jelas. Kumpul bersama temannya dan sampai akhirnya dia pulang larut malam terus. Ayla juga sangat membenci kakaknya itu, karena setiap apapun pasti Laila yang selalu dibanggakan oleh kedua orang tuanya. Menurutnya kedua orang tuanya itu sudah tidak adil terhadap dirinya yang selalu disalah-salahkan terus. Makanya ia lebih memilih jalan hidupnya seperti ini, baginya ini adalah hidup yang bebas dan membuatnya bahagia.

“Ay, lo pulang kapan?” tanya teman laki-laki Ayla yang bernama Doni.

Ayla yang sedang sibuk meminum minumannya, kini ia hentikan.

“Gue masih mau di sini, Don. Gue bosen di rumah,” jelas Ayla sambil melanjutkan minumnya.

“Eh, Ay. Entar malam biasa yuk? Yang lain kalau mau ikut, ayo?” ajak Doni kepada teman-teman lainnya.

“Oke, bro. Gue ikut,” sahut lelaki yang memakai kacamata hitam itu bernama Vian.

“Okelah gue juga ikut,” ucap seorang perempuan yang tak lain adalah teman Ayla itu bernama Risa.

“Kayaknya gue gak ikut dulu deh,” ujar Ayla sambil bangkit dari tempat duduknya.

Semua temanya pun membelalakkan matanya, biasanya kalau seperti ini, Ayla lah yang paling semangat mau ikut. Tapi sekarang, entah apa alasannya sampai gak ikut.

“Lo harus ikut, Ay!” Doni pun memaksa agar sang kekasihnya itu ikut.

Ya, Ayla dan Doni memang sudah ada hubungan dan bisa dibilang pacaran. Mereka menjalin asmara sudah beberapa bulan yang lalu. Bermula dari pertemuan pertamanya di sekolah, Doni sudah merasakan jatuh hati kepada Ayla. Dan semenjak itu, kedekatan Ayla dan Doni sudah diketahui banyak seluruh siswa-siswi di sekolahnya. Maklumlah, Doni adalah siswa terpopuler karena ketampanannya yang membuat banyak di sukai para cewek di sekolahnya.

Ayla pun menghela nafas panjang, “Oke, Gue ikut.” Ayla terpaksa mengikuti kemauan pacarnya ini.

“Gitu dong sayang,” balas Doni sambil mengacak-acak rambut Ayla.

“Ihh ... rambut gue jadi rusak nih!” ketus Ayla sambil memanyunkan bibirnya.

“Iya maaf, habisnya lo lucu kalau lagi ngambek,” ledek Doni yang membuat Ayla semakin kesal.

Semua teman-temannya hanya bisa menonton kemesraan kedua pasangan ini. Sesekali mereka dibuatnya ketawa oleh perilaku Doni ke Ayla. Ayla merasa bahagia memiliki Doni, karena menurutnya ia bisa merasakan yang namanya kasih sayang walaupun bukan bersama keluarganya.

Waktu begitu cepat sekali, malam pun tiba. Matahari pun sudah mulai berganti dengan bulan. Suasana malam hari ini begitu indah bersama seseorang yang Ayla sayangi. Ayla berada di sebuah rumah, tepatnya bukan di rumahnya sendiri melainkan di rumah Doni. Kedua orang tua Doni pun sudah mengetahuinya jika keduanya memiliki hubungan makanya, Ayla sudah dianggap seperti keluarga di rumah itu.

“Ayla, yuk berangkat. Katanya yang lain sudah sampe,” sambil menarik tangan Ayla keluar rumah.

Doni pun segera menyalakan mesin motornya, lalu mengisyaratkan Ayla untuk naik. Ayla pun mengangguk paham, dengan segera Ayla dan Doni pun duduk diatas motor yang sama menikmati indahnya dimalam hari.

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya Ayla dan Doni pun sampai di tempat hiburan malam.

“Wah, pasangan kita sudah sampai nih,” goda Toni--teman Doni.

“Iri aja lo,” balas Vian kepada Toni.

“Makanya jangan jomblo aja,” lanjut Risa disertai tawaannya.

“Yaudah Yok masuk!” ajak Toni sambil menggandeng tangan Risa. Risa yang merasakan tangannya disentuh langsung menepisnya dengan kasar.

“Gak usah pegang-pegang, awas lo!” ancam Risa dengan tatapan tajamnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Tapi, Ayla dan teman-temannya masih di tempat itu sampai melupakan waktunya. Ayla yang tersadar melihat jam di ponselnya pun langsung meminta Doni untuk mengantarkannya pulang ke rumah.

“Doni, antarin gue pulang ya?” ucap Ayla sambil menarik Doni.

“Iya bentar, Yuk,” ajak Doni sambil merangkul tubuh Ayla keluar dari tempat tersebut.

Setelah sampai di hadapan rumah, Ayla pun turun dengan kepala yang masih pusing karena mabuk tadi.

“Makasih Don,”

“Iya sama-sama, selamat malam sayang,” ucapnya sambil melambaikan tangannya dan langsung pergi dari rumah Ayla.

Ayla pun langsung masuk begitu saja, karena ia mempunyai kunci cadangan yang bisa dimanfaatkan jika ia keluar malam. Suasana rumah sepi, seperti nya semuanya sudah tidur. Ayla pun bergegas menuju kamarnya dengan pakaian dan rambut yang sudah acak-acakan itu.

“Dari mana aja kamu, jam segini baru pulang?” tanya Laila yang sengaja tidak tidur demi menunggu adiknya itu.

Ayla pun memutar bola matanya dengan malas, “Gak usah ikut campur urusan aku, Kak!” bentak Ayla.

“Jelas ini urusan kakak, karena kamu itu sudah kelewatan Ayla!” ucap Laila penuh penekanan.

“Kelewatan kakak bilang? aku seperti ini, untuk mencari kebahagiaan aku sendiri Kak!” ketus Ayla sambil menunjukkan jari telunjuknya ke diri sendiri.

“Tapi gak gini juga caranya Ay!” tutur Laila.

“Caranya gimana kak!”

“Kamu berubah, putusin pacar kamu itu! Mulailah untuk berhijrah dari mulai kamu pakai hijab, lalu mengubah akhlakmu sedikit demi sedikit,” perintah Laila membuat mata Ayla menatap tajam ke arah Laila.

Bukannya menjawab, Ayla malah tertawa dan langsung memasuki kamarnya. Laila pun mengikuti Ayla ke dalam.

“Karena pacaran itu dosa Ay, kamu gak kasihan sama Bapak dan Ibu yang lelah mendidik kamu,” ucap Laila sambil meneteskan air matanya yang sudah mulai jatuh.

Ayla pun mengabaikan ucapan dari Laila, ia malah memilih untuk langsung beranjak ke tempat tidurnya.

“Asal kamu tau Ay, dalam Qur'an Surah Al-Isra' ayat 32 dijelaskan yang artinya dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. Jadi, kakak minta kamu putusin pacar kamu. Hukum pacaran itu haram,” ujar Laila.

“Aduuhhh!! berisik!! kalau mau ceramah sana di masjid, jangan di sini! Ganggu orang mau tidur aja,” bentak Ayla lalu ia pun bangkit dari kasurnya dan mengusir Laila keluar kamarnya.

Laila pun akhirnya menangis di kamarnya. Ia sangat tak kuat karena melihat perilaku sang adiknya seperti itu. Gadis itu juga bisa merasakan menjadi Bapak dan Ibu dalam mendidik Ayla yang wataknya sangat keras kepala dan tidak mau mendengarkan nasihatnya. Laila juga merasa bersalah karena ia tidak bisa mendidik adiknya menjadi lebih baik lagi.

-

-

-

-

Bersambung...

Cinta Sang Dokter {END}/ Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang