Setiap apa yang kita inginkan dalam hal kebaikan, pasti Allah akan selalu memudahkan urusan kita.
~Muhammad Irsyad Al-Fatih~
____________________________________Seorang lelaki tampan yang kini baru saja sampai di rumah sakit. Sebuah gedung berlantai 3 ini adalah tempat pekerjaannya. Ya, lelaki ini adalah Irsyad. Seorang dokter muda dan tampan, tapi masih single. Dengan segera, lelaki itu turun dari mobilnya. Rasanya ia sudah telat, gara-gara kecerobohannya sendiri. Ia tak bisa mengendalikan pikirannya yang terus saja dihantui oleh gadis cantik itu.
Kemudian, Irsyad pun segera menemui rekannya yang katanya ia dicari oleh seseorang. Irsyad belum tau pasti siapa yang mencarinya. Tanpa waktu lama, akhirnya Irsyad bertemu dengan Dokter Fadly--rekan dari Irsyad, sekaligus yang menelponnya tadi.
“Irsyad,” sapa Fadly sambil berjabat tangannya. Irsyad pun membalas jabatannya itu.
“Oh, ya. Tadi, katanya ada yang ingin bertemu dengan saya? Di mana orangnya?” tanya Irsyad bingung. Lelaki tampan itu bingung, karena temannya ini sedari tadi hanya sendiri.
Fadly hanya terkekeh saat melihat Irsyad yang tengah bingung mencari seseorang tersebut. Tiba-tiba saja, ada yang menepuk pundaknya dan membuat Irsyad terkejut.
“Astaghfirullah,” ucap Irsyad sambil mengelus dadanya yang sudah berdetak dengan cepat. Rasanya, ini melebihi ia saat berada di dekat Laila.
“Gimana kabarnya, Syad?” tanya lelaki yang mengagetkannya.
Irsyad pun menoleh sambil mengerutkan keningnya. Ia tampak berpikir dan berusaha mengingat sosok lelaki di hadapannya ini.
“Masih ingat, ‘kan?” tanya lelaki itu sambil memperlihatkan giginya.
“Bentar ... Rifki bukan, sih?” tanya Irsyad sedikit ragu.
Lelaki itu mengangguk, kemudian mengacungkan jempolnya. “Masa sama sahabat sendiri, lupa.” Rifki sedikit menyindir Irsyad, karena bisa-bisanya sahabatnya itu melupakan dirinya.
Ya, lelaki tersebut bernama Muhammad Rifki hidayah. Dia salah satu sahabat Irsyad semasa SMA. Keduanya saling hilang kabar, dikarenakan waktu itu ... Rifki harus melanjutkan kuliahnya di luar kota. Sedangkan Irsyad hanya di kota ini saja. Dan pada akhirnya, takdir Allah mempertemukan mereka kembali.
“Alhamdulillah, kabarku baik. Gimana kabarmu, Ki?” tanya Irsyad sembari memeluk sahabat semasa putih abu-abunya.
“Alhamdulillah, aku juga baik. Wih, keren ... udah jadi dokter aja nih,” ujar Rifki dengan sedikit melepaskan pelukannya.
“Biasa aja, Ki. oh ya, kamu kerja di mana nih? Lama banget gak ketemu, jadi gak tau apa-apa tentang kamu.” Irsyad pun mengajak Rifki untuk duduk di kursi yang berada di dekat mereka.
“Permisi, Pak Irsyad. Saya izin ke ruangan lagi ya kalau gitu,” ucap Fadly. Irsyad dan Rifki hanya mengangguk mempersilahkan. Kemudian lelaki itu melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Lelaki itu juga merasa tidak enak jika berada bersama mereka. Makanya, Fadly memutuskan untuk pamit ke ruangan.
“Astaghfirullah, kita sampai lupa kalau tadi ada Pak Fadly,” tutur Rifki sambil menepuk jidatnya.
“Ya Allah, iya ya.” Rifki pun ikut merasa bersalah. “Oh, ya. Alhamdulillah, aku jadi dosen di kampus dekat sini,” jawab Rifki.
“Alhamdulillah kalau gitu. Gimana udah ada pasangan?” tanya Irsyad sambil sedikit menggoda.
Rifki hanya menggarukkan kepalanya yang tak gatal. “Belum, nih. Kamu sendiri gimana?” Kini giliran Rifki yang bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dokter {END}/ Proses Revisi
Romance📌BELUM REVISI Blurb Lailatul Izzah, seorang gadis cantik dari keluarga sederhana. Gadis itu bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Namun, suatu ketika ia bertemu dengan seorang dokter muda dan tampan bernama Muhammad Irsyad Al-Fatih. Pertemuan...