Bab 25

981 55 0
                                    

Setiap suatu kesalahan yang berusaha kita tutupi, tapi pada akhirnya akan terbongkar juga.
~Naura Asyifa~
____________________________________

Mendengar kabar jika Laila dilaporkan ke kantor polisi, membuat keluarga Laila sangat sedih. Ibu Sulis mengajak Ayla dan Pak Roni untuk menemui Laila di penjara. Setelah, beberapa menit perjalanan dari rumah akhirnya mereka pun sampai. Ibu Sulis langsung menanyakan kepada polisi di mana seorang tahanan bernama Laila itu. Kemudian, sang polisi itu memberi tahu keberadaan Laila.

"Laila," panggil Ibu Sulis dibalik jeruji besi itu.

Laila yang sedang membaca ayat suci Al-Quran itu langsung menoleh, kemudian ia mengakhiri membacanya. Gadis itu bangkit dan menghampiri keluarganya dari balik jeruji besi.

"Kamu kenapa bisa sampai seperti ini, La?" tanya wanita paruh baya itu sambil terisak sedih.

"Aku dituduh atas kecelakaan Ibu Rani, Bu? Waktu itu, aku baru pulang kuliah seperti biasa. Aku nggak tahu kalau Ibu Rani itu ada di sekitar situ. Tiba-tiba ada sebuah mobil yang sengaja ingin menabrakku. Namun, Ibu Rani menolongku dan akhirnya--" Gadis itu tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya. Ia terus saja mengeluarkan air matanya karena sedikit merasa bersalah.

"Siapa yang melaporkan kamu ke polisi, La?" Kini giliran Pak Roni yang bertanya.

"Ayah dari Pak Irsyad, Pak," balas gadis itu.

"Sekarang bagaimana keadaan Ibu Rani?" tanya Ibu Sulis.

Laila terdiam sesaat saat Ibu Sulis menanyakan hal itu. "Ibu Rani sudah meninggal dunia, Bu."

"Innalillahi wainnailaihi rajiun," ucapnya secara bersamaan.

"Bu, kayaknya Laila nggak bisa ngelanjutin kuliah lagi." Gadis itu meraih tangan sang ibunya.

Ibu Sulis dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Kamu pasti bisa kuliah lagi. Ibu yakin, kebenaran pasti datang."

"Kak, Kakak nggak boleh berhenti! Kak Laila harus melanjutkan kuliah sampai jadi dokter sesuai dengan cita-cita Kakak," ujar Ayla.

"Betul kata adikmu. Kamu harus yakin kalau kamu pasti bisa keluar dari sini," sambung Pak Roni.

Laila menatap keluarganya dengan mata berbinar. Ia sangat bersyukur memiliki keluarga seperti mereka. Terlebih lagi, Ibu Sulis dan Pak Roni yang selalu mendukung dan selalu menyemangatkan dirinya.

"Aamiin, doain Laila supaya cepat keluar dari sini," ucap Laila.

"Pasti, La."

"Assalamualaikum," sapa seseorang. Kemudian Laila dan keluarganya menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang datang.

"Waalaikumsalam."

"Naura? Kok kamu bisa tahu kalau aku ada di sini?" tanya Laila kepada wanita itu.

Naura berjalan menghampiri. "Aku nggak sengaja dengar obrolan Karin kalau kamu sekarang ada di penjara. Dia ternyata tega banget, ya, sama kamu sampai melakukan kayak gini."

"Emangnya apa yang dilakukan Karin?" tanya Laila.

Ibu Sulis, Pak Roni dan Ayla hanya menyimak obrolan kedua wanita itu.

"Karin penyebab kematian Ibu Rani. Dan Karin juga yang mempunyai niat untuk mencelakai kamu, tapi ternyata Ibu Rani lah yang tertabrak," jelas Karin membuat semuanya terkejut dengan kelakuan Karin.

"Astaghfirullah, tega banget si Karin," ucap Pak Roni.

"Sekarang hari pernikahan Karin dan Pak Irsyad. Akadnya dimulai sebentar lagi," ucap Naura.

"Ya Allah, jangan sampai Nak Irsyad menikah dengan wanita yang salah karena takut menyesal di kemudian hari," ujar Ibu Sulis.

"Aku akan bantu kamu untuk keluar dari sini, La. Karena aku punya bukti-bukti atas video ucapan Karin." Naura menggenggam tangan Laila sembari tersenyum.

"Alhamdulillah, terima kasih, Ra."

Naura hanya membalasnya dengan anggukan sambil tersenyum. "Kamu tunggu sini, nanti aku mau memberi tahu soal bukti ini di acara pernikahan Karin."

"Aku ikut ya, Kak," pinta Ayla kepada Naura.

Naura mengangguk. "Iya, boleh."

Kemudian, kedua wanita itu berlari meninggalkan kantor polisi dan menuju ke acara pernikahan Karin.

***

Sebuah gedung dengam dekorasi pernikahan yang sangat mewah. Kini, lelaki berjas hitam itu tengah bersiap untuk mengucapkan ijab qabul. Beberapa menit lagi, ia akan resmi menjadi suami dari wanita yang ia tidak cintai. Namun, Bunda selalu berpesan bahwa cinta akan tumbuh dengan seiring berjalannya waktu.

Sedangkan Karin, wanita itu tersenyum menang karena akhirnya ia akan menjadi istri dari Irsyad. 

"Bagaimana apakah sudah siap?" tanya penghulu membuyarkan lamunan Irsyad.

"I-insyaaAllah, siap."

Lelaki itu menerima jabatan tangan dari penghulu. Ia menarik napasnya agar lancar saat mengucapkan janji suci itu.

"Saya terima nikahnya--"

"Tunggu!!" ucap seseorang menghentikan ucapan Irsyad.

Semua orang yang menghadiri menoleh ke arah Naura dan Ayla. Begitu juga Irsyad dan Karin, menatap heran ke arah kedia wanita yang tiba-tiba masuk tanpa permisi.

"Saya sebagai sahabat dari Laila tidak terima atas tuduhan dan membuat Laila masuk ke penjara," jelas Naura dengan nada sedikit tegas.

"Eh, kamu siapa? Sudah jelas-jelas Laila yang membuat istri saya meninggal!" gertak Faiz.

"Saya ada buktinya jika bukan Laila yang membuat Ibu Rani meninggal. Laila juga bisa menjadi salah satu korban jika Ibu Rani tak menolongnya," ujar Naura sembari memutar video ucapan Karin.

Irsyad pun langsung membelalakan matanya saat mendengar dan melihat video tadi. Mendengar Karin yang berniat untuk membunuh Laila membuatnya menatap tajam ke arah Karin.

"Pernikahan kita batal!!" hardik Irsyad. Laki-laki itu kemudian berlari keluar dari gedung pernikahannya.

"Mas!" teriak Karin.

"Pak polisi, tolong tangkap dia!" pinta Naura.

Kedua polisi itu menggenggam kedua tangan Karin dan membawanya untuk ke kantor polisi. Wanita itu terus saja memberontak untuk minta dilepaskan.

"Pak, saya nggak salah! Tolong lepaskan saya!" teriak Karin kepada kedua polisi itu.

Faiz menggelengkan kepalanya. "Ternyata kamu pelaku aslinya. Gara-gara kamu, saya menuduh Laila yang jelas-jelas dia tidak bersalah." Faiz menatap tajam ke arah Karin dan beranjak pergi begitu saja dari tempat itu.

Kedua orang tua Karin tak percaya dengan kelakuan sang anaknya. Mereka sangat malu kepada keluarga Laila. Pasalnya, mereka sudah banyak berbuat kesalahan kepada Laila dan keluarganya.

"Alhamdulillah, terima kasih Kak Naura sudah bantu untuk membebaskan Kak Laila," ucap Ayla sembari menggenggam kedua tangan Naura.

"Sama-sama, Ay. Aku nggak akan tinggal diam jika sahabatku Laila diperlakukan seperti ini," balasnya dengan senyuman.

Kedua wanita itu akhirnya balik ke kantor polisi. Karena sebuah bukti dari video tersebut, Faiz mencabut tuntutan Laila untuk di penjara dan akhirnya Karin lah yang sekarang harus menikmati hidup di balik jeruji besi.

-

-

-

-

Bersambung...

Jangan lupa vote dan komen ya ❤

Cinta Sang Dokter {END}/ Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang