Melihat senyumanmu adalah sebuah kebahagiaan bagiku.
~Muhammad Irsyad Al-Fatih~
_____________________________________Di sebuah gedung mewah, kini telah dihiasi dekorasi pernikahan yang amat terlihat indah. Seorang lelaki dengan balutan jas hitam membuat dirinya lebih tampan dari biasanya. Namun, dibalik sikap yang gagahnya itu, Irsyad sedang berusaha untuk melawan rasa gugupnya. Hari ini adalah hari pernikahannya dengan Laila. Ia melirikkan pandangannya ke arah jam tangan yang terpasang pada tangannya. Hitungan menit lagi, acara akad segera dimulai.
Di sisi lain, seorang wanita dengan polesan make up membuat dirinya semakin cantik. Ditambah dengan gaun berwarna putih yang ia pakai, membuat Laila semakin anggun. Di temani oleh adiknya--Ayla--membuatnya sedikit tenang. Ayla juga bisa merasakan, jika sang kakaknya tengah gugup. Gadis itu meraih tangan Laila, kemudian tersenyum.
"Tenang, Kak. Seharusnya Kak Irsyad yang lebih deg-degan karena mau mengucapkan ijab qabulnya," jelas Ayla sedikit menenangkan.
"Iya, Kakak tahu. Tapi ...."'
"Sstt ... udah, pokoknya Kakak tenang. Berdoa aja, semoga acaranya lancar ya?" ucap Ayla.
"Aamiin."
Dari luar, terdengar suara penghulu. Kali ini, acaranya pun dimulai. Laila yang berada di kamar, masih bisa mendengar suara-suara dari luar sana. Tibalah saatnya, seorang laki-laki berprofesi seorang dokter itu mengucapkan akad nikahnya.
"Saya terima nikahnya Lailatul Izzah binti Muhammad Roni dengan maskawin tersebut dibayar tunai!" ucap Irsyad dengan lancar.
Kini, keduanya saling menghembuskan napas lega. Butiran air mata pun turun membasahi kedua pipi Laila. Ia sangat tak menyangka jika pada akhirnya Allah akan mempersatukannya. Rasa bahagia kini telah menyelimuti kedua pasangan halal itu.
Ayla segera mengambil selembar tisu yang berada di meja. Kemudian, mengelap air mata sang kakaknya. Gadis itu memeluk Laila dengan tangisan kesedihan. Karena Ayla tahu, sang kakaknya telah menikah dan akan tinggal bersama suaminya.
"Ay, jangan nangis?" pinta Laila. Wanita itu sedikit melepaskan pelukan dari sang adik.
"Nggak nyangka, Kak Laila sudah menikah. Sedih, nanti nggak ada Kakak di rumah," ucap Ayla.
Tiba-tiba, pintu kamar pun terbuka.
"Assalamualaikum," ucap Ibu Sulis dan Pak Roni.
Laila dan Ayla segera bangkit. Kemudian, Laila langsung mencium punggung tangan kedua orang tuanya secara bergantian. Tak lupa Laila memeluknya dengan rasa bahagia.
Tak lama kemudian, seorang lelaki ikut menghampiri keluarga tersebut. Sekarang, dirinya pun telah menjadi bagian dari keluarga itu. Ya, dia adalahhh Irsyad. Lelaki itu terus saja mengukirkan senyumannya melihat wanita yang ia cintai bahagia.
"Salim dulu sama suami kamu," ujar Pak Roni yang mengetahui Irsyad yang sudah berdiri sejak tadi.
Laila hanya mengangguk pelan dengan sedikit menunduk. Setelah mencium tangan suaminya, sekarang giliran Irsyad yang mencium kening sang istrinya sambil dibacakan doa. Semua yang melihatnya hanya tersenyum dan dibuatnya baper dengan tingkah Irsyad.
"Yuk, ke depan," ujar Ibu Sulis. Akhirnya semuanya pun keluar dari ruangan tersebut.
"Zah, kamu cantik sekali hari ini."
Ucapan Irsyad membuat Laila menundukkan wajahnya yang sudah memerah. Irsyad yang melihatnya hanya tertawa kecil. Keduanya akhirnya keluar dengan tangan yang saling menggenggam satu sama lain.
***
Tak terasa acara pernikahannya telah selesai dari sore tadi. Irsyad sengaja membuat acaranya tak sampai malam. Karena ia tahu jika Laila pasti sangat lelah. Setelah beberapa menit, akhirnya Irsyad dan Laila sampai di sebuah rumah yang tak terlalu besar untuk mereka tempati berdua.
"Ini rumah siapa, Pak?" tanya Laila seraya menatap rumah di depan.
"Zah, jangan panggil saya, Pak?" jelas Irsyad.
"Terus saya panggil siapa?" tanya Laila bingung.
"Panggil Mas, sayang atau apa terserah kamu," sahut Irsyad sambil membawa barang-barang perlengkapannya untuk masuk ke dalam.
"Yaudah saya panggil Mas aja," jawab Laila.
Irsyad hanya mengangguk seraya tersenyum manis kepada Laila.
"Mas, ini kita tinggal berdua?" tanya Laila.
Lelaki itu menoleh kepada istrinya. "Sekarang kita berdua dulu. Nanti juga bertiga, berempat atau mau sampai ber--"
"Laila boleh masuk?" tanya Laila memotong ucapan dari Irsyad.
"Boleh, sayang."
Dengannya segera, Laila langsung memasuki rumahnya. Ia meninggalkan Irsyad yang masih berdiri di luar. Sedangkan lelaki itu tertawa melihat Laila yang sepertinya tengah salah tingkah.
***
"Kamu ngapain berdiri aja di situ?" tanya Irsyad. Lelaki itu sudah terbaring di kasur empuknya.
Laila hanya terdiam. Ia sangat terlihat bingung. Pasalnya, baru kali ini ia 1 kamar dengan laki-laki. Dulu, terakhir tidur dengan laki-laki hanya bersama bapaknya waktu masih berumur 5 tahunan. Namun, kali ini ini berbeda. Ia harus tidur dengan laki-laki yang kini telah sah menjadi suaminya.
Irsyad pun bangkit dari kasur. Kemudian berjalan menghampiri Laila. Lelaki itu terus melangkah mendekat, tetapi Laila sedikit memundurkan langkahnya.
"Loh kenapa malah mundur? Tenang nggak bakal aku apa-apain kok," ucapnya dengan tawa kecilnya.
"Mas mau ngapain emangnya?" tanya Laila sedikit takut.
Irsyad tertawa saat melihat wajah Laila yang kini tengah menegang. Lelaki itu berhasil menjahili sang istrinya. "Ternyata lucu juga ya kalau di kayak giniin."
Laila langsung memasang wajah cemberut. "Mas, nggak lucu tau."
Tiba-tiba saja Irsyad langsung menarik Laila dalam pelukannya. Sesekali ia mengecup kepala istrinya yang berbalut dengan hijabnya. Sedangkan Laila, wanita itu merasakan kenyamanan bila berada di dekat Irsyad. Namun, ada satu hal yang membuatnya bahaya yaitu jantung. Jangan tanyakan kondisi jantung Laila sekarang. Yang pastinya sedang berdetak dengan kencang.
Laila sedikit terkekeh saat ia merasakan detak jantung Irsyad. Ternyata lelaki itu pun merasakan hal yang sama dengannya. Karena tinggi Laila hanya sebatas dada dari Irsyad, hal ini membuat Laila bisa merasakan detak jantung dari lelaki yang kini tengah memeluknya.
"Kalau jantungnya nggak kuat, lepas aja Mas, pelukannya." Laila terkekeh seraya melonggarkan pelukannya.
"Kuat kok, cuman kalau di depan kamu sedikit mau copot." Kemudian lelaki itu tertawa kembali. Akhirnya keduanya pun tertawa bersama.
Begitulah malam pertama kedua pengantin baru tersebut. Bermula dari pertemuan tanpa disengaja dan akhirnya dipersatukan karena-Nya.
-
-
-
-
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dokter {END}/ Proses Revisi
Romance📌BELUM REVISI Blurb Lailatul Izzah, seorang gadis cantik dari keluarga sederhana. Gadis itu bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Namun, suatu ketika ia bertemu dengan seorang dokter muda dan tampan bernama Muhammad Irsyad Al-Fatih. Pertemuan...