LOVE OR MONEY 🔞[✔]

70

STORY: LOVE OR MONEY🔞[END]

#EDISIREVISI

#PART70

CAST:
Han Jieun || Jeon Jungkook || Kim Seokjin || Song Hye Kyo

GENRE:
Marriagelife ~ Romance ~ Konflik ~ Sad

BY: Dewi Kim

.

.

.

            ***_____Happy Reading_____***

HAN JIEUN POV

Pada dasarnya, kehidupan setiap manusia memanglah sudah di takdirkan memiliki pasangan masing-masing, jauh sebelum mereka dilahirkan.

Bahkan jika di dunia, mereka tidak menemukan pasangannya, kelak di alam berikutnya pastilah akan di pasangkan dengan yang jauh lebih sebaik-baiknya dari pada yang ia harapkan.

"Eomma ...."

Mata bulat, kecil itu, mengerjap lambat. Tampak sangatlah sembab, hingga kelopaknya hampir membengkak. Berapa lamakah ia menangis?

Tangan mungilnya, merengkuh tubuhku erat. Kelewat erat, seolah tidak ada hari esok yang mengizinkannya untuk lebih lama memelukku.

Ya, Tuhan. Hatiku sesak, sangatlah sesak. Inikah putra yang selama ini aku kandung. Dia bahkan sudah sebesar ini.

Seperti apa tumbuh kembangnya, bahkan aku tidak tau dan tidak bisa ikut mengawasinya.

Ku belai lembut punggung putraku, isakannya sungguh, seperti jarum yang menusukku secara bertubi-tubi.

Merambat, untuk membawa kepala itu mendekat, agar bisa mendapatkan jangkauan untuk kuberikan sebuah kecupan pada pucuk kepalanya.

Hanjung, Jeon Hanjung. Putraku.

"Hiks ... Hiks ...."

"Hm, kenapa menangis, tampan?" tanyaku dengan suara lirih. Putraku naik ke atas tubuhku, menelungkupkan tubuhnya disana.

Tubuhku terasa sakit, tetapi jauh lebih sakit saat isakannya tepat menguar tepat di telingaku.

"Jangan menangis, ya. Juju putra pintar," ujarku lembut, lalu membawa tubuhku untuk bersandar pada kepala ranjang dengan posisi tetap memeluk putraku.

Sungguh, memeluk seperti ini rasanya tidaklah bisa di jelaskan oleh kata-kata. Bahagia, senang, sedih, kecewa, semuanya tercampur aduk.

Aku bahkan tidak tau, tangisan pertama yang di keluarkan oleh anakku setelah melahirkannya. Tau-tau sudah besar dan tangisannya jauh lebih kencang.

Aku menyembunyikan lukaku dengan senyuman yang kelewat mengembang.

Tidak berselang lama, kepalaku menoleh pada suara yang dihasilkan oleh pintu yang terbuka.

Di sana, kedua pria, masuk secara bersamaan, dan tidak elak tatapan keduanya bertemu denganku.

"Kamu sudah sadar?"

"Kamu sudah sadar?"

Kalimat keduanya terlontar lugas, saling menyahut satu sama lain. Dadaku berdenyut, teringat apa yang di ucapkan suamiku sebelum aku sepenuhnya tidak sadarkan diri, lalu mengingat ulang apa yang mantan suamiku katakan padaku.

Di titik ini, aku mulai sadar jika 'keserakahan' itu telah menyakiti keduanya. Hidupku yang tidak bisa berhenti bergantung pada Seokjin dan hatiku yang selalu terpaut pada Jungkook.