**
Esok paginya aku terbangun tepat sebelum alarm jam 6 yang kuatur pada jam beker. Aku menatap langit-langit kamar yang polos dan berwarna putih. Agaknya nanti aku akan meminta pada Mama untuk menyewa seniman atau ahli interior untuk melukis langit-langit kamar aku agar terlihat menarik. Karna jujur saja langit-langit putih itu mengingatkan aku akan rumah sakit.
Aku lalu duduk dan mematikan alarm tepat saat ia berbunyi. Kemudian aku merapikan tempat tidur lantas ke kamar mandi untuk mandi pagi.
Hari ini jadwal kelas ku dimulai jam 1 siang. Akan ada pertemuan organisasi saat sore. Katanya kumpul-kumpul seraya berkenalan dengan anggota baru. Aku mendaftar sebagai calon anggota baru di salah satu organisasi yang menarik bagiku. Kristi juga ikut. Setelah mengikuti tes wawancara dan dua tes lainnya, aku dan Kristi dinyatakan lulus. Namun, katanya masih ada satu rangkaian tes lagi sebelum kami dinyatakan lulus menjadi anggota baru organisasi.
Setelah mandi dan merasa segar, aku lalu menuju ruang makan. Asisten rumah tangga kami yang diperkerjakan Mama dari pagi sampai sore terlihat sibuk memasak. Aroma harum nasi goreng tercium saat aku menuruni anak tangga.
Aku menyapanya lalu duduk di kursi meja makan seraya memainkan ponsel. Aku melihat riwayat chatku bersama Fakhri dan tersenyum-senyum karnanya. Aku melirik pintu kamar Mama yang tertutup, agaknya Mama tidak pulang semalam entah ada urusan kantor atau pergi ke luar kota lagi. Mama sama sekali tak mengabariku. Sudahlah, lagi pula aku sudah terbiasa tidak mendapat kabar dari Mama.
Selepas sarapan, aku kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas. Ada dua tugas yang harus aku kerjakan. Menjelang jam sebelas setidaknya satu tugas harus selesai. Sebab di jam sebelas nanti aku perlu ke perpustakaan. Tepatnya aku ingin mencoba bagian rooftop perpustakaan karena jam-jam segitu rooftop lumayan lengang. Dan aku bisa mengerjakan tugas di sana.
Omong-omong soal perpustakan, aku juga berharap bisa bertemu Fakhri lagi. Siapa tahu kan? Katanya sih jodoh itu tidak akan kemana. Hehe.
Ponselku yang aku taruh di atas kasur berbunyi nyaring. Aku melihatnya dan nama kontak Mama tertera di sana. Tanpa pikir panjang aku menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel ke telinga.
"Halo Ma?"
"Halo Wulan. Maaf ya Mama baru bisa ngabarin. Semalam Mama gak pulang karna harus ke luar kota. Mama usahain hari ini bisa pulang. Kamu hati-hati ya di rumah."
"Oke Ma." Aku mendesah pelan. Percakapan ini terasa sangat canggung bagiku. Entah kenapa aku terburu-buru mengangkat panggilan dan berharap harapan semu.
Panggilan itu selesai setelah Mama bertanya aku ingin dibelikan sesuatu dan aku jawab tidak. Aku lalu membalas, Mama harus hati-hati selama di perjalanan pulang nantinya. Setelah itu sambungan telepon selesai. Aku menaruh ponsel kembali ke atas kasur dan menatap layarnya yang gelap.
**
Aku sampai di kampus sekitar jam sebelas kurang lima menit. Setelah turun dari ojek online, aku langsung menuju perpustakaan. Kemudian aku langsung ke rooftop dan tersenyum senang sebab tidak ada orang di sana. Sesuai perkiraanku.
Aku lalu memilih duduk di sofa segitiga paling ujung. Aku kemudian mengeluarkan laptop dan menyalakannya, mengeluarkan buku catatan serta pulpen. Suasana lengang seperti ini sangat cocok untuk mengerjakan tugas dan tidur...
Aku tersentak saat menyadari ada seseorang di sofa segitiga di sebelah mejaku. Orang itu berbaring sepenuhnya di atas sofa dengan wajah tertutupi topi, ada laptop terbuka di atas meja dan juga buku. Agaknya orang itu tadi sedang mengerjakan tugas sama sepertiku. Aku mengamatinya sesaat, ia memakai jaket denim warna coklat muda dan jujur saja jaket itu terlihat keren. Setelah puas mengamatinya, aku lalu mengalihkan perhatian ke tugas dan mulai mengerjakannya.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
[HS] Gerimis Siang Itu (✔)
Romance[Completed] [HS] = [Hujan Series] Urutan membaca : 1. [HS] Pagi Itu Hujan 2. [HS] Kembali Temu di Bawah Hujan 3. [HS] Gerimis Siang Itu ** Tempias gerimis mengenai kaca besar perpustakaan. Aku melihat tetesannya yang turun perlahan seperti anak...