3. Sweet Dream

70 20 5
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Rumah lo yang mana?" tanya Fakhri saat kita sudah masuk ke alamat komplek rumah ku.

Sesi bincang di kafe tadi telah selesai. Kami menghabiskan isi gelas masing-masing. Fakhri mengajukan diri untuk mengantar ku pulang karna malam telah larut. Sebab ia merasa turut andil smengajakku megobrol di kafe sampai larut malam. Padahal, aku sudah biasa pulang jam segini.

Aku sudah menolak permintaannya yang ingin mengantar aku pulang. Namun, ia bersikeras tetap ingin mengantar. Katanya anak gadis tidak boleh pulang sendirian saat malam telah larut.

Nah, makanya aku di sini duduk manis di boncengan motornya sembari menunjukkan jalan. Setelah menemukan rumah nomor dua puluh, yaitu rumahku, aku menyuruh Fakhri berhenti. Aku turun perlahan seraya berpegangan pada pundak Fakhri karna tinggi motor Fakhir tidak main-main dan menyerahkan helm yang aku pakai.

"Makasih ya."

Aku sebenarnya ingin mengajak mampir sebagai acuan sopan santun, namun, singgah menjadi tamu di jam sebelas malam bukan hal yang baik. Makanya, aku hanya mengucapkan terimakasih.

"Sama-sama. Lain kali kalau mau ke toko buku lagi, atau ada event book fair bareng aja ya, minta nomer lo dong."

Ia mengeluarkan ponselnya. Siap mengetikkan nomor ponsel ku. Aku seketika membeku, baru juga berkenalan ia langsung meminta nomor ponsel? Astaga, secepat ini kah?

Ia lalu tertawa canggung mendapati ekspresiku. "Eh sorry sorry. Gue gak maksud lain kok. Gue seneng aja gitu ketemu temen sefrekuensi gini. Jarang banget gue ketemu cewek yang suka baca komik serial detektif." Ia menggaruk belakang kepalanya dan dalam seketika suasana berubah akward.

"Jadi lo mau gak ngasih nomor hp lo?"

Aku mengangguk pelan.

Ia balas terkekeh dan menyodorkan ponselnya. Aku langsung mengetik nomor ponselku dan mengembalikan ponselnya.

"Thanks ya, gue balik dulu."

Aku mengangguk lagi.

Ia mulai menstater motornya dan berlalu pergi. Hingga ia hilang di tikungan jalan, aku baru bisa merasakan napas ku. Tungkai kakiku melemah. Aku bahkan perlu berpegangan ke besi pagar untuk menahan tubuh sendiri. Terdengar lebay? Tapi inilah kenyataannya.

Coba bayangkan kalau orang yang selama ini kau kagumi dan tanpa sadar kau sukai, tiba-tiba datang dan mengajak berkenalan sampai minta nomor ponsel segala. Bagian mana yang tidak akan membuat jantung rasanya hendak lepas?

Aku melangkah pelan memasuki pekarangan depan rumah. Aneh, rasanya rumah seperti lebih hidup. Meskipun rasa sepi itu tetap ada, namun mungkin karna suasana hatiku sedang baik rumah menjadi tempat ternyaman sekarang.

Aku menyalakan semua lampu. Menghidupkan musik yang enak didengar dan sesekali bersenandung. Menuju dapur lalu memeriksa isi kulkas dan menemukan buah-buahan segar serta sekotak susu.

Aku mengupas kulitnya dan memotongnya kecil-kecil, setelah selesai aku menuangkan susu ke dalam gelas dan mulai menyantap hidangan malam ini. Sembari mengecek ponsel dan melihat aplikasi komik lalu mencari komik kesukaanku yang belum juga update. Aku lalu beralih ke komik lainnya dan mulai membaca. Rumah masih sepi, aku yakin Mama tidak akan pulang malam ini. Entah ke luar kota atau ke luar negeri lagi. Ah, rasa-rasanya aku rindu tahun kemarin, saat Mama masih di rumah dan menemaniku seraya memakai masker berdua.

Aku merapikan mangkuk tempat hidangan malamku dan membawanya ke wastafel serta gelas susu yang sudah kosong. Mencucinya dan menaruh kembali ke tempatnya semula.

Sekarang waktunya tidur. Aku melangkah menaiki tangga menuju kamar tidurku. Saat melangkah aku rasa ponselku bergetar di saku celana. Siapa yang mengirim chat malam-malam begini?

Aku membuka notifikasi dari nomor baru.

Hai, Wulan kan?

Aku mengernyitkan kening dan mengetikkan balasan.

Siapa ya?

Tak lama pesan itu langsung dibalas.

Ini gue Fakhri yang tadi

Aku tersenyum lebar membalas pesannya seraya melangkah menuju kamar. Wahhh, agaknya malam ini aku akan mimpi indah. 

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[HS] Gerimis Siang Itu (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang