28. Takdir?

25 13 3
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Akhirnya setelah evaluasi akhir yang sangat-sangat chaos. Aku bisa meredakan stres dengan berendam air hangat pada bathup di kamar mandiku.

Kata Kak Fira, dalam semua acara yang kelihatannya baik-baik saja sebenarnya selalu tersimpan kesalah pahaman karena kurangnya komunikasi dan hal itu bakal selalu jadi pelajaran untuk siapa saja anggota organisasi lain yang akan mengadakan acara nantinya.

Kesalah pahaman dan kurangnya komunikasi.

Oke. Hal itu akan aku ingat selalu.

Selepas berendam air hangat. Aku membasuh diri dan bersiap untuk sarapan yang kelewat siang karna jam sudah menunjukkan pukul 11.

Hari ini Mama keluar kota lagi. Seperti biasa. Toh, hubungan Mama dan aku sudah baik-baik saja.

Waktu itu saat aku sedang mengangkat telfon dari Fakhri dan Mama dengan ajaib mengetahui kalau cowok yang aku suka bernama Fakhri. Aku pun mau tak mau menceritakan tentang Fakhri, mulai dari pertemuan pertama kami hingga aku menyukai cowok itu.

Mama bilang aku harus yakin dengan perasaanku sendiri ketika menyukai seseorang. Kata Mama hal itu penting sebab hati manusia suka berubah. Makanya harus yakinkan dulu perasaan sendiri apa benar-benar menyukai atau hanya sekedar perasaan bias saja.

Telepon yang terpaksa aku putus waktu itu kembali berlanjut hari ini. Tidak panggilan telepon lagi sih tapi, chat dari Fakhri.

From Fakhri :
Wulan, hari ini sibuk gak?

To Fakhri :
Engga. Kenapa tu?

From Fakhri :
Kalo gak sibuk, mau jalan-jalan gak?

Hah? Jalan-jalan? Mimpi apa aku semalam bisa diajak jalan-jalan sama Fakhri? Apa ini berkah setelah hubungan ku dengan Mama membaik? Ah, agaknya benar. Duh, aku senang sekali.

Aku pun membalas setuju. Lalu Fakhri bilang ia akan menjemputku satu jam lagi.

Oke. Sekarang waktunya aku bersiap. Aku langsung berlari ke kamar. Membuka lemari pakaianku dan mulai memilah-milah baju yang aku punya.

Sayangnya hampir semua baju yang ada di dalam lemariku adalah kemeja. Selain kemeja, ada hoodie, kaus lengan panjang dan pendek, dan juga beberapa setelan piyama. Tidak ada blus, gaun, rok dan baju yang terkesan girly yang cocok untuk pergi ngedate bareng gebetan.

Tapi, tunggu dulu. Memangnya aku diajak ngedate oleh Fakhri?

Cowok itu mengajak jalan-jalan sih. Jalan-jalan itu termasuk ngedate bukan?

Ah. Aku tidak tahu. Karna hal ini pertama bagiku. Mau itu ngedate atau tidak. Aku hanya ingin terlihat cantik di depan Fakhri.

Namun, saat kembali melihat isi lemari pakaianku aku jadi lesu. Tidak ada baju yang pantas untuk aku kenakan.

Tiba-tiba sepenggal kalimat yang Mama ucap kemarin terngiang di otakku. "Kalau kamu suka sama seseorang tetap tampil apa adanya di depan orang yang kamu suka. Jangan jadi orang lain cuma karna mau buat dia terkesan. Karna itu sia-sia aja. Kamu bakal jadi canggung dan gak nyaman sendiri. Nanti malah kamu gak nikmatin waktu-waktu berdua sama orang yang kamu suka dan malah sibuk sama pikiran sendiri. Jadinya percuma kan?"

Nah! Aku jadi percaya diri lagi. Aku pun langsung mengambil beberapa potong kemeja dengan warna cerah dan mematut diri di cermin. Melihat yang mana yang cocok aku kenakan.

Tepat satu jam kemudian. Bunyi klakson kendaraan terdengar di luar rumahku. Aku yang sedang mengikat tali sepatu dibuat bergegas.

Ketika membuka pintu depan, aku melihat Fakhri berdiri di samping mobilnya di depan pagar rumahku. Cowok itu melambaikan tangan sembari tersenyum lebar.

Astaga tampan sekali.

Cowok itu memakai setelan sederhana. T-shirt putih dan jaket kulit hitam serta celana panjang denim. Rambutnya dibiarkan jatuh menutup dahinya. Gayanya sudah seperti oppa-oppa di drama Korea yang sering Kristi tonton.

Kesimpulannya hari ini Fakhri ganteng banget. Titik gak pake koma.

"Mau kemana dulu nih kita?"

"Hgh, lo mau kemana?"

Bukannya menjawab tanyaku Fakhri malah tertawa. "Karna gue gak tau mau kemana makanya gue nanya lo Wulan."

Aku nyengir. "Gue juga gak tau mau kemana."

"Yaudah kalo gitu terserah nih mobil aja ya mau bawa kita kemana." Ia menoleh sekilas padaku sembari tergelak.

Aku mengangguk saja, ikut terkekeh.

Tiba-tiba titik-titik air jatuh ke kaca depan mobil Fakhri. Langit biru cerah dengan sinar matahari terik tadi perlahan ditutupi  dengan awan kelabu mendung yang menurunkan gerimis siang hari ini.

"Loh hujan? Kalau gini kita gak bisa ke tempat outdoor dong."

Aku mengamati serius tetesan air di kaca depan mobil Fakhri yang mengalir turun membentuk aliran sungai kecil. "Masih gerimis Fakhri, belum hujan. Kalau hujan lebih lebat dari ini."

Aku bisa melihat dari sudut mataku, Fakhri menatap ke arahku.

"Iya deh. Padahal sama-sama air turun," gumamnya.

"Emang kalau ke outdoor, mau kemana?"

"Ke taman bunga yang lagi hits itu loh."

Aku mengangguk pelan. "Oh itu." Kristi pernah memperlihatkan potret orang-orang di  sosial media di taman bunga yang dibilang Fakhri.

"Lo udah pernah ke sana?"

Aku menggeleng. "Belum. Cuma gue pernah liat fotonya aja."

Fakhri melaju pelan saat lampu lalu lintas berganti merah. Mobilnya pun berhenti tepat beberapa meter di belakang mobil di depannya.

Aku melihat bangunan tinggi di sebelah kanan lampu merah. Bangunan itu adalah pusat perbelanjaan terbesar di kotaku. Aku teringat ada toko yang baru buka dan menjual aksesoris khas Jepang di sana.

"Ke mall itu yuk, gue baru inget ada toko yang jual aksesoris khas Jepang, mereka baru buka seminggu yang lalu."

Fakhri pun setuju. Ia tampak tertarik dan jadi lebih bersemangat. Agaknya karna suka komik dari Mangaka, Fakhri jadi terlihat senang.

*Mangaka mengacu pada pengarang manga yang biasanya adalah orang Jepang.

Aku jadi ingat pertemuan kedua ku dengan Fakhri yang tak disengaja di toko buku ketika aku menyenggolnya di antara rak-rak komik. Yang membuahkan hasil hingga aku dengannya bisa berkenalan dan dekat sampai sekarang.

Apa ini yang namanya takdir ya?

Takdir yang mempertemukan aku dengan Fakhri hingga dekat sampai sekarang karena kami sama-sama suka komik Jepang.

**

Date : Sabtu, 26 Februari 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : Sabtu, 26 Februari 2022

[HS] Gerimis Siang Itu (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang