15. Uji Coba Pertama

31 13 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Villa kayu bertingkat dua itu tampak cantik. Aku mengaguminya sesaat setelah turun dari bus yang mengantar ku dan rombongan teman-temanku satu organisasi beserta panitia untuk acara latihan dasar kepemimpinan. Mungkin kalau tak diseret Kristi, aku masih berdiri mengagumi villa itu.

Kami berkumpul sebentar di halaman depan villa untuk mengumumkan pembagian kamar. Aku mendapat kamar bersama 4 teman lainnya, termasuk Kristi dan Sasa.

Agaknya kalian sudah tahu tentang Kristi karna dia memang teman dekatku dan kami juga sekelas. Jadi, dia selalu muncul pada scene cerita ini. Kalau Sasa, ini baru pertama kali.

Awal aku kenal dengan Sasa adalah sejak tes masuk organisasi yang kedua. Ada tiga tes masuk ke organisasi yang harus diikuti. Yang pertama adalah tes wawancara, yang kedua adalah public speaking dan yang ketiga kerja sama kelompok.

Pada tes yang kedua aku bersama Sasa dan 8 teman lainnya berkumpul menjadi satu grup dengan dua panitia sebagai penilai dan penguji. Masing-masing dari kami diberi kata acak dalam bahasa inggris dan diminta untuk bicara selama lima menit di depan semua orang.

Waktu itu Sasa mendapat kata city dan ia bercerita tentang kehidupannya pada salah satu kota di Aussie. Aku yang belum pernah ke luar negeri tentunya tertarik dengan cerita Sasa. Bukan hanya aku sih, semua anggota grup dan dua panitia juga menaruh perhatian penuh dengan cerita Sasa.

Makanya setelah Sasa duduk dan setelah aku tampil, aku mengajak Sasa bicara. Ternyata orangnya asik dan Kristi juga terlihat suka berteman dengannya.

Dilihat-lihat sih, Kristi dan Sasa memang banyak punya kesamaan. Seperti dua orang itu sering membicarakan atasan blues di salah satu toko baju yang kebetulan toko langganan mereka berdua. Mereka juga suka memperbincangkan outfit baru yang dijual di toko itu. Aku yang lebih suka kemeja, hoodie dan baju kaus tentunya tidak satu selera pakaian dengan mereka dan kadang aku hanya diam menyimak pembicaraan mereka.

Satu lagi kesamaan Sasa dan Kristi. Keduanya punya hubungan dengan senior di organisasi ini. Bedanya, Kristi punya hubungan yang semu dengan Kak Fikri tapi Sasa punya hubungan yang misterius dengan Kak Dito. Iya, Kak Dito yang galak tapi disiplin itu. Tapi, kalau dilihat-lihat lagi peluang siapa yang akan pacaran lebih dulu menurut ku sih Sasa dan Kak Dito.

Kembali ke kamar yang akan kami tempati, kamar kami memiliki lima kasur. Dua kasur tingkat dan satu kasur biasa di tengah-tengah. Aku mendapat bagian di kasur tingkat bawah setelah memutuskannya dengan suit batu gunting kertas dengan teman-teman sekamarku.

Aku menaruh tas di sudut kasur dan berbaring. Kami diberi waktu bebas sampai nanti malam acara pembukaan latihan dasar kepemimpinan. Aku pun mengantuk, entak efek perjalanan jauh dan aku lelah atau kasurnya yang nyaman ditambah udara sejuk dari jendela kamar yang dibuka lebar, aku pun tertidur.

**

Aku terbangun dan mengerjap-ngerjapkan mata, pada jam dinding yang tergantung di dinding kamar, aku melihat jarum pendek di angka lima. Untuk memastikan waktu, aku mengecek jam di ponsel ku. Waktunya sama. Jam 5 sore aku terbangun. Bisa dibilang aku tertidur selama satu jam.

Aku terduduk dan mendapati kamar yang lengang. Salah satu temanku juga masih tidur di kasur tingkat atas.

Aku mendekati tas ku dan mengambil alat pencuri dengar itu. Sekalian aku ingin uji coba alat tersebut di sini.

Teman ku yang tertidur di kasur tingkat atas agaknya masih terlelap, tidak ada tanda-tanda akan bangun. Situasi aman terkendali. Aku mendekati jendela kamar kami, membuka gorden putihnya sedikit lantas mengintip situasi balkon di luar kamar.

Kamar untuk anggota perempuan ada empat kamar dan memiliki balkon menyatu yang menghadap langsung ke jurang dan perkebunan sawit yang letaknya jauh di bawah sana. Sementara itu kamar anggota laki-laki berada di sisi lain kamar kami. Totalnya sih ada 10 kamar di lantai dua ini. 4 kamar untuk anggota perempuan, 3 kamar untuk anggota laki-laki dan 3 sisanya untuk panitia. Luas bukan?

Jadi saat aku mengintip lewat jendela kamar ku, aku bisa melihat dari ujung balkon hingga ujung balkon lainnya. Dan itu artinya jika ada seseorang di balkon tentunya aku tahu keberadaannya.

Aku tersenyum kecil saat melihat Sasa dan Kak Dito di sana. Maka tanpa menunggu lebih lama lagi aku bergeser ke sudut jendela dan mengeluarkan antena alat pencuri dengar itu. Aku akan melakukan uji coba pertama pada alat pencuri dengar ini.

Samar-samar aku bisa mendengar percakapan antara Sasa dan Kak Dito. Tapi, tiba-tiba saja...

"Wulan bangun!" Kristi muncul setelah pintu kamar terbuka.

Aku tersentak kaget dan refleks ku segera melepas earphone dan menyembunyikan antena alat pencuri dengar. Napasku jadi terhentu untungnya yang datang adalah Kristi bukan orang lain.

Aku menaruh jari telunjuk di depan bibir. Memberi gesture pada Kristi supaya ia diam. Sebab salah satu teman kami sedang tidur di atas ranjang tingkat.

Namun, hal yang mengejutkan lainnya tiba. Kak Nadine yang merupakan salah satu panitia berdiri di depan pintu kamar kami.

Kristi yang tadi membelakangi pintu buru-buru berbalik menghadap Kak Nadine. Aku tahu Kristi terkejut melihat kehadirannya. Aku pun demikian.

"Sasa mana?" Kak Nadine melempar tanya. Menatap pada ku dan Kristi bergantian.

**

Date : Sabtu, 1 Januari 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : Sabtu, 1 Januari 2022

Selamat Tahun Baru🙌😻

[HS] Gerimis Siang Itu (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang