9. Kristi Bodoh

29 14 2
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Kelompok tiga orang untuk tugas conversation mata kuliah Bahasa Inggris sudah disepakati. Ada aku, Kristi dan Revano di kelompok 5. Kemarin kami langsung membuat percakapan dalam Bahasa Inggris dengan materi yang telah ditentukan. Dan hari ini kelas pengganti Bahasa Inggris diadakan berlokasi di gedung G lantai empat.

Aku dan Kristi mengeluh lelah naik tangga sampai lantai empat. Agaknya kelas kosong siang ini hanya ada di gedung G lantai empat.

Revano sudah di dalam kelas saat aku dan Kristi tiba. Kami kembali mengulang percakapan tanpa teks. Setiap kali aku mengulang dialog bagian ku, entah kenapa Kristi selalu terlihat menahan tawa. Kemarin aku menanyakan sebabnya, katanya dialog ku lucu.

Lucu darimananya? Padahal dialog ku harus diucapkan dengan nada sedih. Aneh sekali bukan?

Mom Hani datang sepuluh menit kemudian. Kami semua duduk di kursi masing-masing dan menunggu giliran dipanggil ke depan.

Pemanggilan dilakukan secara acak dengan kertas berisi nomor kelompok yang dilipat kecil-kecil. Ada 7 kelompok yang akan tampil. Mom Hani akan mengambil satu kertas secara acak dan menyebutkan nama kelompok yang akan tampil.

Aku jadi deg-degan setiap kelompok yang tampil di depan sudah selesai. Banyak dari mereka melakukan gerakan tambahan dan beberapa properti sederhana untuk membuat nyata situasi yang terjadi di dalam dialog mereka. Jadi seperti drama singkat saja.

Kelompok kami akhirnya dipanggil setelah tiga kelompok yang tampil lebih dahulu. Aku jadi gugup.

Dialog dimulai dari Kristi. Revano lalu menyambung dan kemudian aku. Penampilan kelompok kami berjalan lancar dan berakhir dengan sorakan dari teman sekelas.

Inti dari percakapan kami adalah Kristi yang mengeluh pada Revano kalau dirinya lelah menjomblo terus-terusan lantas Revano memberi saran dan masukan. Lalu bagian dialog ku sebagai pacar Revano yang marah karena Revano bicara dengan Kristi lantas Revano menasehatiku dan memberi saran untuk tidak berburuk sangka. Materi tentang conversation hari ini adalah Asking and Giving Suggestion.

Karena hari ini adalah kelas pengganti dan Mom Hani puas dengan penampilan kelompok-kelompok dari kelas kami, Mom Hani lalu membubarkan kelas setelah penampilan kelompok terakhir.

Aku dan Kristi sudah sepakat untuk makan ke kafe di belakang kampus tempat aku dan Kak Fira makan kemarin. Aku akan membulatkan tekad untuk memberitahu Kristi soal Kak Fikri hari ini.

"Kalian mau kemana?" tanya Revano saat aku dan Kristi keluar kelas.

"Kita mau pergi makan ke kafe belakang kampus, lo mau ikut?" Kristi malah menawarkan, aku menyikut lengan Kristi, protes.

Revano terlihat ragu seraya menggaruk belakang kepalanya. Ia menatapku dan Kristi bergantian.

"Kalo lo ada acara di luar mending lo pulang aja. Nanti-nanti kita bisa makan bareng lagi kok." Aku buru-buru bicara. Setidaknya gelagatku yang tidak ingin dia ikut makan bersamaku dan Kristi tak terlihat kentara. Sebab aku harus memberitahu Kristi soal Kak Fikri sekarang. Kalau Revano ikut kesempatanku untuk memberitahu Kristi akan hilang.

Revano menganggukkan kepala. "Kebetulan gue ada acara abis ini. Sorry ya ga bisa ikut. Makasih udah nawarin gue ya, Kris. Bye!" Revano melihat jam tangan yang melingkari pergelangan tangan kirinya lantas berbalik dan melangkah menjauh.

"Yah padahal bakal seru kalo kita makan bertiga," Kristi mengeluh. "atau kita ajak Kak Fira aja ya?"

"Gak. Jangan ajak siapa-siapa. Gue mau kita makan berdua aja. Soalnya ada yang harus gue ceritain sama lo Kris."

Kristi memiringkan kepalanya sembari menatapku heran. "Apa?"

"Nanti. Pas kita udah di kafe belakang kampus."

Siang ini kafe di belakang kampus tampak lengang. Terakhir kali aku ke sana bersama Kak Fira semua meja terisi penuh bahkan Kak Fira harus memesan tempat pada temannya yang bekerja di kafe itu. Agaknya karena hari ini adalah hari sabtu, jadi banyak mahasiswa yang libur dan tak memiliki jadwal kelas. Beda sekali dengan kami yang harus ke kampus sejak pagi ditambah kelas pengganti. Beginilah kalau menjadi mahasiwa baru.

Bagi kami mahasiswa baru yang memiliki jadwal kuliah yang sudah disusun oleh kampus mengharuskan kami hadir setiap hari. Nanti saat semster 3 barulah kami bisa menyusun jadwal sendiri Nanti aku akan mengosongkan tiap hari sabtu kalau perlu hari jumat juga.

"Jadi lo mau cerita apa?" tanya Kristi setelah memesan.

"Kemaren gue dikasih tau Kak Fira,..." aku membuka sosial media Kak Hara temannya Kak Fira yang juga dekat dengan Kak Fikri . "..., soal Kak Fikri."

Aku mengulurkan ponselku pada Kristi. Kristi menerimanya dan mengamati ponselku. Aku diam menunggu reaksi dari Kristi. Aku rasa Kristi akan terkejut dan tak menyangka setelah melihat foto-foto yang diunggah dalam feed akun sosial media Kak Hara. Foto Kak Hara dan Kak Fikri yang terlihat mesra.

Namun, di luar dugaan Kristi terlihat biasa saja. Ia mengembalikan ponselku lalu berujar, "gue udah tau foto-foto itu. Gue juga udah tau siapa Kak Hara dan hubungan dia sama Kak Fikri. Mereka belum pacaran dan cuma deket kayak aku sama Kak Fikri sekarang."

"Lo gak keberatan?"

Kristi mengerjapkan matanya lantas mendongak. Aku bisa melihat matanya berkaca-kaca. Agaknya ia mendongak supaya air matanya tak jatuh. "Banget. Gue ngerasa gue gak ada arti apa-apa bagi Kak Fikri. Awalnya gue pengen berhenti tapi makin ke sini Kak Fikri selalu bikin gue bingung sama perasaan gue sendiri."

"Karena itu lo masih bertahan?" Aku bertanya lirih.

"Iya Lan,"

Aku sontak migrain dadakan.

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[HS] Gerimis Siang Itu (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang