**
Kelas yang harusnya dimulai jam 1 siang tertunda setengah jam karena dosen yang mengajar sedang seminar di luar kampus. Menurut info yang aku dapat dari ketua kelas, seminar yang dihadiri dosen kami harusnya selesai jam 12 siang namun mengular sampai sekarang.
Aku mendesah pelan dan terduduk di kursi ruang kelas sembari mengatur napas ku yang terengah serta menahan sakit perut karena tadi sehabis makan siang bersama Kak Fira aku buru-buru ke kelas dan menaiki tangga menuju lantai tiga. Karena waktu yang mepet dan aku kira dosen sudah masuk, namun ternyata yang ku dapat hanya si ketua kelas yang memberi info kalau dosen terlambat datang. Bagian ulu hati ku sakit karna tubuhku ku paksakan berlari saat perut kenyang yang membuatnya jadi sakit seperti sekarang.
"Gue udah ngasih tau di grup kelas kok." Begitu kata ketua kelas saat aku mengeluh.
Aku melihat ponsel dan benar saja grup kelas ramai dengan berbagai macam keluhan. Ketua kelas memberi info jam setengah satu. Selain itu ada juga pesan dari Kristi yang meminta pergi bersama ke kampus, chat itu dikirim pada jam yang sama. Tepat sebelum aku menemui Kak Fira tadi. Sayangnya ponselku ku taruh di dalam tas dan nada deringnya pelan hingga aku tak menyadari adanya pesan masuk.
Aku membalas pesan Kristi terlebih dahulu.
To Kristi :Kris sorry, gue baru liat hp. Gue udah di kelas dan baru baca chat lo. Hari ini dosen telat masuk. Lo udah dimana? Masih di kos?
Aku menunggu pesan ku terbaca, membiarkan riwayat chat di layar ponsel ku tanpa keluar dari aplikasi itu. Seraya menyandarkan kepala pada sandaran kursi. Aku menatap langit-langit kelas.
Tiba-tiba aku mendengar suara Kristi yang heboh bicara di depan kelas. Kristi tampak mengkonfirmasi apa yang telah terjadi pada ketua kelas dan mengomel. Lebih tepatnya ia melampiaskan kekesalannya pada ketua kelas. Aku jadi kasihan melihat ketua kelas.
"Ulan! Anjir banget gak sih gue udah buru-buru taunya malah gini!" Kristi melangkah mendekat ke arahku seraya mengomel. Wajahnya tertekuk.
"Gue juga gak tau. Gue juga baru buka hp pas udah sampe di kelas. Infonya dadakan banget." Aku bicara pelan karna ulu hatiku masih terasa sakit.
Kristi lalu memeriksa ponselnya. Gadis itu bergumam pelan kalau ia baru membaca chat masuk dariku. Lalu aku mendengar nada suaranya yang sedikit lebih riang saat mendapati notifikasi masuk dari Kak Fikri.
Aku menghela napas lalu meringis pelan karna sakit di ulu hati. Agaknya nanti saja aku bahas soal pembicaraan aku dengan Kak Fira pada Kristi.
Aku lalu memejamkan mata dan memperingatkan Kristi untuk tak mengajakku bicara sebab ulu hati ku sakit. Kristi mengiyakan dan terdengar khawatir tapi ia kembali fokus dengan ponselnya.
**
Dosen yang mengajar hari ini akhirnya tidak datang. Seisi kelas mengeluh dan mengomel. Sebagai gantinya kami diberikan tugas untuk meresume materi hari ini.
Karena tugas itu tidak wajib dikumpul hari ini. Teman-teman sekelas sepakat untuk mengerjakan di rumah saja, lantas membuka sesi bincang-bincang. Ketua kelas yang biasanya bersemangat dan banyak bicara, hari ini lebih banyak diam. Aku meliriknya dan mengangkat kepalan tangan memberi gesture menyemangati cowok itu. Sebab aneh sekali melihat yang sering banyak omong jadi pendiam seperti ini.
Sesi bincang-bincang itu tak jauh-jauh dari seseorang yang disukai. Aku hanya diam memerhatikan teman-temanku saling berebut untuk bercerita tentang seseorang yang mereka sukai tanpa menyebutkan namanya.
Terdengar seru bukan?
Yah begitulah. Aku jadi tertarik untuk menceritakan tentang Fakhri. Karna sekarang ini dialah yang aku sukai.
Cerita diawali oleh Kristi yang jelas-jelas menceritakan tentang Fikri. Dari matanya saja aku sudah mengetahuinya tanpa harus mendengar ia bicara. Sebagian teman-teman perempuan merespon dengan baik. Sementara dua laki-laki dari sembilan laki-laki di kelas kami terlihat menekuk muka. Aku tahu alasannya, karna kedua orang itu menyukai Kristi dan tak suka mendengar Kristi bercerita soal seseorang yang Kristi sukai.
Setelah aku bercerita yang mendapat sorakan berlebihan dari Kristi sebab aku belum menceritakan hal itu padanya, cerita lalu berlanjut ke teman-teman yang lain. Ada beberapa kisah sedih yang diungkapkan. Aku turut menggenangkan air mata saat kisah sedih itu menyentuh perasaanku. Namun, ada juga cerita lucu. Kami semua pun tergelak karna cerita lucu tersebut.
Cerita dipending ketika hampir setengah teman-teman sekelas pergi untuk rapat organisasi. Mereka mengikuti organisasi jurusan, yaitu himpunan mahasiswa jurusan. Aku dan Kristi tidak ikut serta karna kami enggan berurusan dengan senior sejurusan kami.
Tinggallah sepuluh orang termasuk aku dan Kristi. Ketua kelas masih stay di kelas. Cowok itu menatap aku serta teman-teman yang lain lalu mulai bercerita tentang orang yang ia suka.
Aku melirik ponselku, melihat chat di grup organisasi untuk info kapan tepatnya diadakannya pertemuan hari ini.
Kristi di sebelahku tampak terpaku mendengar cerita dari ketua kelas. Sementara aku sibuk melihat ponsel saat Kak Fira dan Kak Dito memberitahu kalau pertemuan akan diadakan di samping gedung convention center sepuluh menit lagi. Jadi aku tak terlalu mendengar cerita dari ketua kelas.
Aku menyikut Kristi dan menyadarkan gadis itu yang termenung. Entah apa yang dipikirkannya. Lantas aku menariknya keluar kelas dan berpamitan pada yang lain.
Karna Kak Dito memberitahu kalau yang terlambat akan mendapat hukuman. Dan tentunya aku tak mau dihukum. Namun, saat aku melangkah keluar dengan menyeret Kristi, aku dapat melihat dari sudut mataku ketua kelas menatap ke arahku dengan tatapan yang aneh. Ada apa dengan cowok itu?
**
KAMU SEDANG MEMBACA
[HS] Gerimis Siang Itu (✔)
Romance[Completed] [HS] = [Hujan Series] Urutan membaca : 1. [HS] Pagi Itu Hujan 2. [HS] Kembali Temu di Bawah Hujan 3. [HS] Gerimis Siang Itu ** Tempias gerimis mengenai kaca besar perpustakaan. Aku melihat tetesannya yang turun perlahan seperti anak...