5. Fikri Yang Sebenarnya

37 15 1
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Tugas yang aku kerjakan selesai tepat pukul 12.30 siang. Itu berarti ada setengah jam lagi sebelum kelas siang ku dimulai. Kak Fira salah satu senior di organisasi mengabariku lewat chat ingin ditemani makan siang di kafe belakang kampus. Katanya ada mie bakso enak di sana. Aku tergiur.

Aku pun langsung keluar perpus untuk menemui Kak Fira. Ia akan menungguku di luar kafe. Aku perlu melewati gang kecil yang menjadi pemisah antara gedung lama dengan gedung baru. Gang itu membawaku ke deratan kafe yang berjajar, foto copy dan juga warung. Namun, tujuanku berada di belakang kampus, yang berarti kafe itu berada di belakang gedung lama. Aku pun berbelok ke kiri saat melihat jalanan di ujung gang. Setelah melangkah sampai di ujung gang, aku mendapati Kak Fira yang sedang berdiri di sebrang jalan seraya melambaikan tangan saat melihatku.

Aku melihat ke kanan dan kiri dulu sebelum menyebrang jalan. Kafe itu cukup luas dan ramai saat aku dan Kak Fira masuk. Kak Fira ternyata sudah memesan tempat pada pelayan kafe yang ternyata temannya.

"Soalnya rame Lan kalo jam segini. Banyak yang makan siang ke sini." Begitu kata Kak Fira saat aku bertanya kenapa ia sudah memesan tempat duduk lewat orang dalam.

Aku pun mengangguk-angguk. Kak Fira lalu memesan mie bakso dan tambahan nasi putih. Aku juga memesan yang sama. Sembari menunggu pesanan siap kami pun mengobrol.

"Lan lo udah bilang ke Kristi kan buat cari cowok lain. Jangan mau terus-terusan deket sama Fikri. Dia buaya kurang ajar." Kak Fira mengeluarkan ponselnya lalu memberikannya padaku. Aku menerimanya dengan bingung. Ternyata di layar ponsel Kak Fira menampilkan riwayat chat bersama temannya. Aku membacanya.

Percakapan mereka seputar Kak Fikri. Dan dari buble chat terakhir yang dikirim temannya dua menit yang lalu, aku menyimpulkan kalau temannya Kak Fira ini berhubungan dekat dengan Kak Fikri.

Isi buble chatnya seperti ini :

Please biarin gue jalanin hubungan gue sendiri Fir. Gue sayang sama Fikri. Dan gue percaya sama dia.

Aku meringis pelan setelah membacanya seraya mengembalikan ponsel Kak Fira.

"Gila." Komentarku.

"Gue udah bilangin ke dia berkali-kali soal Fikri yang juga deket sama Kristi. Tapi, dia tetep keukeuh sama apa yang dia percaya."

Aku dibuat tak bisa berkata-kata. Gila sekali Kak Fikri bisa membuat seorang gadis begitu menaruh kepercayaan padanya. Sementara ia sibuk hinggap dari satu gadis ke gadis lainnya menabur harapan dan janji busuk.

Pesanan kami pun tiba. Dua mangkuk berisi mie bakso dan dua piring nasi putih hangat. Sayangnya nasi putih di piring dalam porsi kecil. Aku ragu akan kenyang tanpa meminta tambahan nasi.

"Temen Kakak udah pacaran sama Kak Fikri?" Aku mengajukan pertanyaan yang membuatku heran sejak tadi.

"Sayangnya belum." Kak Fira berdecak pelan dan menggeleng-geleng prihatin. "Gue juga gak ngerti kenapa dia bisa sepercaya itu sama Fikri padahal status hubungan mereka belum jelas. Bisa dibilang temen gue udah bucin parah sama Fikri."

Aku diam menyimak.

"Jadi ceritanya gini. Pertengahan tahun kemarin kita lagi bikin acara. Acara organisasi jurusan gue. Temen gue yang ini namanya Hara. Kita berdua ngurus bagian humas waktu itu. Jadi, pas kita nganter surat ke basecamp-basecamp, si Fikri yang nerima surat di basecamp teknik. Mulai dari situ mereka deket."

Kak Fira bercerita sembari mencampurkan saus dan sambal ke dalam mangkuk mie baksonya. Mie bakso ini sebenarnya mie rebus biasa, namun baksonya yang berbeda. Enak dan kenyal, tidak seperti bakso yang kebanyakan tepung saja. Agaknya nanti-nanti aku akan mencoba mie bakso ini lagi.

"Awalnya gue biasa aja dan seneng karna dua temen gue saling suka. Tapi, kira-kira waktu itu...--Kak Fira memiringkan kepalanya berusah mengingat sesuatu--... sebulan sehabis acara, gue yang sering ke gedung fakultas teknik ngeliat Fikri lagi berduaan sama cewek di kelas kosong. Gue tungguin mereka berdua di deket tangga. Lumayan lama gue nugguin dia. Sampai langit biru mulai berubah jingga. Dia keluar bareng itu cewek. Tanpa basa basi gue tanyain langsung hubungan mereka apa." Kak Fira terlihat kesal menceritakan hal itu.

"Lo tau apa jawaban Fikri? Bahkan di depan cewek itu juga dia bilang kayak gini, "gue gak punya hubungan sama siapa pun. Gue menerima semua yang sayang sama gue dan ngasih feedback yang sama ke mereka. Sebelum gue lebih dekat dengan mereka, gue udah ngasih tau hal ini dan mereka fine-fine aja. Jadi lo gak usah ikut campur" terus dia pergi sambil gandeng cewek itu."

Aku menganga sejenak. Tak percaya kalimat penuh omong kosong itu diucapkan oleh Fikri. Brengsek.

"Sayangnya gue gak sempet rekam. Gue cuma dapat foto mereka berdua di kelas kosong. Itupun juga gak ada gunanya. Hara tetep deket sama Fikri."

Aku mendesah pelan. Rasa-rasanya kasus Kristi nanti akan sama dengan kasus temannya Kak Fira. Baru mendengar ceritanya saja aku sudah lelah.

Aku mengamati sekitar kafe untuk mengalihkan pikiranku. Saat itulah aku melihat Fakhri dan rombongan teman-temannya berada di tengah-tengah kafe. Ada sekitar sembilan orang laki-laki disana termasuk Fakhri. Hari ini cowok itu memakai kaus hitam dan jaket denim coklat tersampir di sandaran kursinya. Aku mengamati jaket itu seksama. Warnanya mirip dengan jaket denim coklat yang aku lihat tadi di rooftop perpustakaan.

Apa jangan-jangan yang kemarin tertidur di sofa segitiga rooftop perpus adalah Fakhri?

"Lan, pokoknya abis ini lo harus ngotot jauhin Kristi dan Kak Fikri. Lo bisa ceritain apa yang barusan gue bilang buat yakinin Kristi. Karna Kristi juga baru deket sama Fikri dan semoga masih bisa ketolong." Aku mengangguk pelan. Aku ragu Kristi akan percaya. Namun, setidaknya aku harus mencoba meyakinkan Kristi.

Kak Fira lalu memberitahu akun sosial media Hara yang memuat foto mesra Hara dengan Fikri. Serta foto yang Kak Fira dapat dari ruang kelas kosong di gedung fakultas teknik, yang mana di foto itu Kak Fikri sedang berdua saja dengan seorang perempuan.

Semoga saja aku bisa meyakinkan Kristi.

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[HS] Gerimis Siang Itu (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang