**
Karena senyuman Alwi mengundang kehebohan dari para gadis abege yang hampir memenuhi bangku angkutan umum, membuat aku berdecak pelan. Kalau seperti ini jika aku bertanya langsung kenapa Alw, bagaimana bisa ia berada satu angkutan umum denganku tentunya akan menarik perhatian para gadis abege ini. Lihatlah sekarang mereka sibuk berbisik satu sama lain membicarakan tentang Alwi.
"Abang itu ganteng banget, kalem, terus matanya teduh, duh berasa ingin dimiliki," bisik gadis abege yang duduk di sebelahku pada temannya.
Aku menahan tawa dan mengulum senyum. Lantas buru-buru mengetikkan pesan untuk Alwi.
To Alwi :
Lo ngapain?Aku melirik Alwi yang mengambil ponselnya dari saku kemeja. Dan cowok itu menarikan jarinya di layar ponsel lantas balasan pesanku segera masuk.
From Alwi :
Duduk dan bernapasAku mencebik, dan dengan cepat mengetikkan balasan.
To Alwi :
Maksud gue kenapa lo naik angkot ini? Lo mau kemana?From Alwi :
Gue ada urusan yang perlu gue selesein dan angkot ini bisa anterin gue ke tujuan gue.To Alwi :
Urusan apa?From Alwi :
Ada deh.Alwi tersenyum lagi seraya menatap ponselnya. Hal itu lagi-lagi membuat para gadis abege yang sejak tadi memerhatikannya dibuat terpana.
Memangnya senyuman Alwi sebegitu wow nya kah sampai membuat para gadis abege itu terpana? Aku yang sering melihat Alwi tersenyum hanya biasa saja. Ck. Dasar para gadis abege!
Angkutan umum yang aku tumpangi berhenti saat salah satu penumpang menyahut, "kiri!" Angkutan umum itu menepi dan menurunkan penumpangnya. Lalu kembali melaju dan menepi lagi saat ada yang menyahut, "kiri!"
Begitu seterusnya hingga bangku di dalam angkutan umum kosong. Menyisakan aku dan Alwi serta ibu-ibu dengan tas belanjaannya yang bisa ku tebak tujuan ibu-ibu itu ke pasar yang menjadi pemberhentian terakhir angkutan umum ini.
From Alwi :
Kenapa sih kita gak ngomong langsung aja. Padahal kita hadap-hadapan lohTo Alwi :
Gue lagi males ngomongFrom Alwi :
Jadi kalo chatan gak males ya?Aku hanya melihat balasan dari Alwi pada bar notifikasi ponselku. Aku enggan membalasnya.
Angkutan umum ini berhenti sejenak di perempatan lampu merah. Saat lampu sudah hijau kembali, Alwi bicara pada si sopir.
"Bang berhenti di depan SMA itu ya,"
Sopir itu hanya mengangguk. Dan memberhentikan Alwi tepat di depan sekolah SMA ku. Lantas cowok itu turun setelah tersenyum padaku sekali lagi.
From Alwi :
Gue duluan ya, lo hati-hati pulang ke rumah.Sekali lagi aku hanya melihat pesan Alwi lewat bar notifikasi ponselku. Aku mengamatinya lewat jendela angkutan umum. Cowok itu menyerbrang jalan lantas masuk ke dalam gang di sebelah tempat fotocopy-an.
Kemudian angkutan umum yang aku tumpangi berhenti tepat di depan gang menuju rumahku. Agaknya si sopir sudah tahu aku akan turun di sini. Aku lalu turun dan membayar ongkos. Lantas setelah angkot itu pergi aku mengamati gang yang Alwi lewati tadi. Ada urusan apa Alwi di sana?
**
Aku menemukan tas tangan yang akan aku bawa ke acara latihan dasar kepemimpinan. di lemari kamar Mama. Ukurannya cukup besar dan agaknya bisa muat lima pasang baju ganti dan barang-barang yang sudah aku list di jurnalku.
Aku mulai memilih baju-baju yang akan aku bawa esok. Kristi kembali menelponku dan bertanya berapa banyak aku akan membawa baju ganti. Aku pun menjawab akan membawa lima baju ganti. Kristi pun menyahut minta difotokan baju-baju seperti apa yang akan aku bawa.
Duh, merepotkan!
Aku terduduk di tepi kasur melihat baju-baju yang terlipat rapi dan tersusun di dalam rak-rak lemari. Beberapa ada juga yang digantung.
Aku tak mengira bisa punya banyak baju. Bahkan ada beberapa baju yang masih tersegel dan di dalam bungkusan plastik terletak di rak paling bawah. Aku lupa mendapatkannya dari mana, apakah hadiah dari Mama atau aku yang membelinya sendiri.
Setelah merenungkan baju apa yang harus aku bawa, aku memutuskan untuk memilih dua celana training dan satu celana katun panjang. Karena acara itu akan diadakan selama tiga hari dua malam. Aku rasa harus membawa lebih baju ganti. Lalu aku memilih tiga kaus lengan panjang dan satu stel pakaian olahraga, aku pun membuat video yang memperlihatkan baju-baju seperti apa yang akan aku bawa lantas mengirimkannya pada Kristi.
Ponselku tiba-tiba berdering. Nama Alwi tertera di layar. Aku memiringkan kepala heran kenapa cowok itu menelponku. Apa urusannya di gang depan SMA ku sudah selesai?
Lantas setelah ragu sesaat aku menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel di telinga. Aku diam saja menunggu sahutan dari sebrang telepon.
"Halo Wulan? Gue di depan rumah lo nih,"
**
Date : Sabtu, 25 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
[HS] Gerimis Siang Itu (✔)
Romance[Completed] [HS] = [Hujan Series] Urutan membaca : 1. [HS] Pagi Itu Hujan 2. [HS] Kembali Temu di Bawah Hujan 3. [HS] Gerimis Siang Itu ** Tempias gerimis mengenai kaca besar perpustakaan. Aku melihat tetesannya yang turun perlahan seperti anak...