39. Akhir?

21.1K 3.3K 56
                                    

Hallo jangan lupa buat Vote !

••••••

Di ruangan yang nihil cahaya, terlihat 2 orang pemuda dan 1 gadis.

Tangan sang gadis diikat kekursi dengan menggunakan rantai.

Kedua pemuda itu menatap gadis  yang diikat dengan senyum miring. Mata mereka menyiratkan rasa obsesi yang menggila.

Sementara gadis itu menatap kedua pemuda itu takut.

"K-kalian?"

Satu pemuda maju mendekati gadis itu yang semakin dibuat takut.

"Miss me sayang?" Tanya pemuda itu lembut tetapi terkesan menakutkan ditelinga gadis itu.

Tangan nya perlahan mengelus dan membelai wajah gadis nya yang sudah memucat karena ketakutan.

"BANGSAT LO!" Bentak gadis itu.

Pemuda itu terkekeh mendengar bentakan yang ditunjukan untuk nya, "Wow. Sudah lama tak bertemu, kau malah membentak ku seperti ini? Apakah kau tak merindukan ku?" Tanya pemuda itu.

"Brengsek lo anj!" Umpat gadis itu, rasa takut nya sekarang berubah menjadi rasa marah.

"ANJ LO BANGSAT! BABI LO! GUE GA SUKA SAMA LO BAJINGAN!" Teriak  gadis itu.

Pemuda itu menggeram marah kala gadis nya dengan enteng memanggil nya bajingan.

Ia mencengkram dagu gadis itu kuat, kuku-kuku nya sedikit menancap didagu mulus gadis itu sehingga menimbulkan bekas.

"Jangan memanggil ku bajingan sayang!" Peringat pemuda itu menatap tajam gadis itu.

"LO BAJINGAN BRENGSEK!"

'PLAK'

Wajah gadis itu tertoleh kesamping, rasa panas menjalar dipipi nya. Ia ingin menangis sekarang, sungguh.

"Ku peringatkan sekali lagi! Jangan memanggil ku Bajingan! mulut mu mau aku robek sayang?" Ancam pemuda itu tersenyum miring.

Gadis ity terdiam kala mendengar ancaman tak main-main dari pemuda gila dihadapan nya.

Sementara satu orang pemuda lain nya  hanya menatap menyimak semua adegan kekerasan tadi.

Dia kemudian maju kehadapan gadis itu mengelus bekas tamparan yang diberikan oleh pria gila itu.

Gadis itu mencoba untuk menjauhkan wajah nya dari tangan pemuda itu, "Jauhi tangan kotor lo Anj!" Sentak gadis itu.

Dengan kasar, pemuda itu menarik dagu gadis itu.

"Menurutlah sayang! Jangan sampai kami menyakiti dirimu"

Gadis itu menggeleng keras, "LO BERDUA ANJING TAHU GA!" Teriak nya keras.

CUKUP! Sudah habis kesabaran kedua pemuda itu, mereka lalu mengambil sebuah pisau lipat dari saku celana masing-masing.

Mereka menggores wajah cantik nan mulus itu menggunakan pisau lipat yang agak berkarat.

Gadis itu diam, meresapi setiap rasa sakit yang hinggap diwajah nya.

"Tak merintih huh?"

Gadis itu menatap mereka dengan tatapan meremeh kan, "Heh? Cuman goresan.  Geli iya sakit ga! " Ucap nya lalu terkekeh.

Pemuda itu menggeram marah kala mendengar ucapan dari gadis itu, yang seperti nya meremehkan nya

'PLAK'

Lagi-lagi pemuda itu menampar nya, bahkan wajah nya yang tadi nya mulus sekarang penuh dengan sayatan-sayatan dan ada juga bekas tamparan.

"Gadis gila!"

"Iya gue gila! Emang kenapa? " Tanya nya santai, "Lo berdua kasihan banget.. Bisa terobsesi sama gadis gila kek gue. Ck-ck" Lanjut nya.

"HENDRIK!"

Seorang lelaki besar memasuki ruangan tersebut, ia kemudian membungkuk hormat kepada kedua pemuda itu.

"Lecehkan dia didepan mata ku! Setelah selesai, kau boleh membunuh nya" Perintah Pemuda satu nya dengan senyum miring menatap gadis itu yang memucat.

Hendrik melaksanakan perintah tuan nya, ia kemudian berjalan kearah gadis yang disuruh untuk ia lecehkan.

"JANGAN MENDEKAT!" Teriak gadis itu was was

"JANGAN KESINI ANJ!"

••••••

"Lina! Bangun sayang!" Panggil Ellen mengguncang tubuh Anggel yang sudah berkeringat dingin.

"Hiks j-jangan  m-mendekat hiks" Suara isakan tangis Anggel terdengar, tubuh nya berkeringat dingin dan tubuh nya yang sudah bergetar dengan hebat.

Mendengar isakan tangis dari keponakan kesayangan nya, segera Ellen mengguncang tubuh Anggel.

"Hei Lina bangun sayang!"

Mata Anggel perlahan terbuka, mata nya melirik sekitar dengan was was. Ia langsung bangun dari baring nya lalu memeluk erat tubuh Ellen, dan menumpahkan air matanya.

Ellen mengusap lembut punggung lemah Anggel, "Kamu kenapa sayang?" Tanya nya khawatir.

"Aunty, mereka mau jahatin Anggel..." Lirih nya terdengar jelas oleh Ellen.

Ellen mengerutkan alis nya bingung, "Hah? Anggel siapa sayang?" Tanya Ellen dibuat bingung.

"Anggel itu aku.. Lina itu bukan aku tante.." Lirih nya lagi tanpa sadar.

"Aku itu bukan Lina... Aku Anggel. Anggelina Lyora, Lalina Quella Wirdana udah ga ada.. Dia udah ga ada tante.." Racau nya tak jelas.

'Degg'

Jantung Ellen seperti berhenti sekarang kala mendengar penuturan dari keponakan nya.

Anggel? Lalina sudah tidak ada lagi?

"K-kamu?"

"Aku ini Anggel! Jiwa yang masuk kedalam tubuh Lina.." Lirih nya lagi.

Ingin rasanya Ellen menangis kala mendengar penuturan dari Anggel, jadi selama ini? Keponakan nya memang sudah pergi?

Ia lalu memeluk tubuh Anggel ikut menumpahkan air mata nya.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Pe divote dong.




MariaFransiska954


TRANSMIGRASI ANGGEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang