9. Rindu Setengah Mati 🔞

158K 3.3K 90
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW !!!

WARNING🔞🔞🔞🔞
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah beberapa hari gue nggak ketemu sama sugar daddy gue. Di kampus pun beliau nggak pernah kelihatan. Doi nggak ngasih kabar gue sama sekali. Bikin rindu aja tuh orang.

"Tumben banget Pak Johnny nggak ngajar." Heran Acha.

"Ho'oh. Sampai digantiin sama asistennya lho." Tambah Reya.

Pak Johnny anti banget digantiin sama asistennya kalau ada jadwal di kelas gue. Setiap ada jadwal ngajar, dia pasti selalu hadir. Sedangkan di kelas lain, biasanya digantiin sama asistennya. Nggak heran kalau anak-anak di kelas jadi bertanya-tanya saat asistennya masuk ke kelas kami.

"Apa beliau sakit?" Tanya Acha.

"Kayaknya enggak deh." Jawab gue.

"Kok lo tau sih?" Mampus gue! Reya jadi curiga.

"Ehm.. nebak aja." Jawab gue asal. Untungnya Reya dan Acha nggak bertanya lagi.

Selesai kelas, gue memilih untuk langsung pulang. Dalam perjalanan, gue masih memikirkan Om Johnny. Dia nggak pernah hilang kabar selama ini. Sesibuk apapun dia, pasti selalu menyempatkan waktu buat menghubungi gue.

Apa jangan-jangan dia sakit?

Gue jadi khawatir. Kalau dia sakit gimana? Dia sakit apa? Parah nggak? Apa harus dibawa ke rumah sakit?

Atau jangan-jangan...

"Apa dia lagi liburan sama istrinya?" Ah, untuk kecurigaan ini, gue jadi sedih.

Namun, dengan segera gue menyingkirkan kesedihan itu. Gue memutuskan untuk menghubungi Om Johnny. Lebih baik gue tau kabarnya seperti apa. Daripada gue jadi uring-uringan begini.

"Hallo.." gue bersuara saat panggilan telepon terhubung dengannya.

"Hallo.."

Deg.

Itu suara perempuan. Lidah gue seakan kelu. Tidak tau harus merespon apa.

"Hallo..." panggilnya lagi.

"Ehm.." entah mengapa gue jadi bingung harus berkata apa.

"Iya?" Sepertinya dia menunggu kelanjutan kalimat gue.

"Ehm.. Pak Johnnynya ada?" Tanya gue.

"Kalau boleh tau ini dengan siapa?"

Gue nggak mungkin jawab kalau ini dengan sugar babynya. "Dengan mahasiswanya." Sehingga gue memilih jawaban seperti begitu.

"Oh iya, tunggu sebentar."

"Kalau boleh tau, ini dengan siapa?" Entah keberanian dari mana sampai gue bisa bertanya begitu.

"Saya.." gue menanti jawabannya dengan harap-harap cemas.

"Telepon dari siapa?" ah, itu suara Om Johnny.

"Dari mahasiswa kamu, Sayang." Hati gue mencelos begitu saja. Dari panggilannya saja gue bisa menebak itu siapa. Pasti itu Zifra. Statusnya bisa jadi pacar Om Johnny atau istrinya.

"Hallo?" sepertinya ponsel itu sudah berpindah pada Om Johnny.

"Hallo." Gue yakin, Om Johnny pasti mengenali suara gue.

Ada jeda sekitar beberapa detik sebelum ia menjawab gue. "Sudah saya bilang, tidak sopan untuk menelepon dosen seperti ini. Kenapa kamu nggak paham?!"

My Lecturer My Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang