• 45. An End For A Beginning •

62.6K 1.9K 77
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW !!!!

Selamat membaca bagian terakhir dari kisah Johnny dan Shane
.
.
.
.
.
.
.

Shane tidak pernah setergesa-gesa ini seumur hidupnya. Setelah mendapat telepon tadi, ia langsung meminta Johnny mengantarnya ke rumah sakit. Langkahnya kian lebar saat menuju ruangan Bunda.

Begitu pintu dibuka, Shane melihat wajah Bunda yang sedang tersenyum padanya. Apa yang ia harapkan selama ini terwujud, Bunda sadar setelah koma bertahun-tahun. Air matanya tak terbendung lagi. Dengan langkah pelan, ia menuju Bunda. Seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

"Bunda..."

"Anak Bunda..." detik itu juga Shane memeluk Bunda. Selama ini ia memang selalu memeluk Bunda, namun untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, pelukannya terbalas.

"Bundaa..." Shane seolah kehabisan kata-kata.

"Anak Bunda udah besar."

Shane melepas pelukannya. Ia menelisik wajah Bunda. Ia teramat rindu dengan ekspresi Bunda.

"Bundaa..." tidak ia sangka setelah bertahun-tahun ia bisa melihat Bunda sadar seperti saat ini. Apa yang ia harapkan selama ini telah terwujud.

"Bundaa... Shane kangen banget." Shane memeluk Bunda lagi.

"Shane..."

"Iya, Shane di sini." Ucapnya dengan air mata berderai.

Bunda memandang wajahnya sambil menelisik dengan jemarinya. Wajah anaknya tidak banyak berubah. Anaknya sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik.

"Maafin Bunda nak."

"Enggak, Bunda minta maaf buat apa?" Shane menggeleng cepat.

Keharuan di ruangan itu sangat terasa. Suster, dokter, Adiyan, serta Johnny yang ada di situ menyaksikan momen haru dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata.

•••

Sudah saatnya untuk Johnny kembali. Memang Shane belum memberikan jawaban apakah wanita itu sudah memaafkannya atau belum, mengingat percakapan mereka tadi harus terhenti karena keadaan Bunda.

Sebelum pergi, Johnny mampir menemui Shane. "Lho, ini siapa ndok?" Pertanyaan Bunda sulit dijawab oleh Shane. Wanita itu terlihat kikuk dengan pertanyaan tersebut.

Tiba-tiba Bunda mengulum senyum. Bertahun-tahun koma, membuat Bunda tidak bisa menyaksikan pertumbuhan anaknya. Gadis kecilnya kini sudah tumbuh dewasa. Dirinya yakin, pria tersebut bukanlah pria biasa.

"Pacarmu nak?"

Baik Johnny maupun Shane hanya saling melirik. Keduanya bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin Shane mengatakan bahwa Johnny adalah mantan sugar daddynya.

"Kenapa ndak dijawab?"

"Ehm.. ini pacar Shane, Bun." Terpaksa Shane menjawab demikian. Jika dia bilang Johnny adalah dosennya, pasti Bunda akan menginterogasinya. Mana ada dosen yang mau jengukin orang tua mahasiswanya. Apalagi dosen muda seperti Johnny begini. Tentu ada maksud dan tujuan tertentu, bukan? Sehingga dari pada menjawab berbelit-belit, Shane mengaku saja bahwa Johnny ada pacarnya.

Jawaban spontan Shane tentunya membuat hati Johnny membuncah. Apakah ia sudah dimaafkan? Apakah itu artinya mereka resmi pacaran?

My Lecturer My Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang