43. Trauma

46.9K 2.3K 150
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW !!!!

plis banget buat komen yang relate sama cerita ini ya..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kepingan-kepingan memori saat mengalami kecelakaan terlintas dalam benak gue. Another trauma of my life. Kecelakaan tersebut memutar hidup gue 180 derajat. Bunda koma, gue jadi pelacur dan berujung hamil. Anjing! Hidup gue kenapa gini sih?!

"Eh nggak boleh ngumpat, entar anak gue denger." Nyebut deh gue.

Huh, hari ini gue masih enggan ketemu sama Johnny. Padahal kasihan, udah 3 hari dia terus berusaha buat meyakinkan gue.

"Bun, aku harus gimana?" Kalau aja Bunda udah sadar, pasti Bunda akan memberikan nasihat yang terbaik buat gue.

"Nak, aku harus gimana?" Tanya gue sambil mengusap perut. Saat ini gue masih bingung, harus menyebut diri gue sebagai mama kah?

Ceklekk..

"Pakettt..." ujar Adiyan sambil menunjukkan kresek berisi makanan.

"Yeay makanan.." gue berjingkrak senang.

"Jangan lompat-lompat, lo lagi hamil." Peringat Adiyan dengan wajah khawatirnya. "Gue ngeri banget lo lompat-lompat gitu."

"Hehehehe.." gue hanya menyengir.

Gue baru sadar, entah sejak kapan orang yang paling gue benci bisa sedekat ini dengan gue. Bahkan dia sangat perhatian. Lihat saja, Adiyan membuka sterofom bubur ayam, meletakkan sendok, dan memberikannya untuk gue.

"Duh, lo baik banget deh." Tanpa sadar air mata gue jadi menetes.

"Heh, ngapain nangis? Makan nih." Paniknya.

"Lo kok baik sih?"

"Ya emang gue baiklah." Jawabnya ketus, sok galak.

"Kok lo nggak jijik sama gue?" Pertanyaan gue membuat Adiyan menghentikan aktifitasnya. Kini ia menatap gue lamat. "Jijik kenapa? Tai kucing lo?"

"Idih, dosa ngatai bumil tai kucing!" Mana terima gue dikatain tai kucing.

"Yang bilang lo tai kucing siapa? Gue kan cuman nanya. Ngapain gue jijik apa lo?"

"Ya gue kan gini. Jadi simpanan dosen, eh hamil di luar nikah lagi, hehehe.."

Pletak!

Satu jentikan kecil mendarat mulus di jidat gue. "Kekerasan pada ibu hamil!" Histeris gue.

"Ya makanya jangan bilang yang aneh-aneh." Tegasnya.

"Aneh-aneh dari mana? Gue kan emang gitu. Kenyataan kan?"

Merasa harus serius. Adiyan menatap gue. "Pertama, gue nggak mandang latar belakang lo apa. Terserah apapun yang lo sebut, itu hanya masa lalu. Sekarang lo udah tinggalin itu semua kan? Ngapain gue jijik coba?"

Gue dan pemikiran kritis gue memunculkan pertanyaan lagi. "Jadi dulunya lo jijik sama gue? Apalagi lo tau sendiri gue kan simpanan dosen." Agak minder juga gue saat ini.

"Hedeh!" Adiyan menghembuskan napas kasar. "Kalau gue jijik, ngapain gue temenan sama lo?"

"Ya kali aja temen tapi jijik." Gue mengedikkan bahu.

"Shane Angelica Kurniawan, dengerin gue. Menurut lo, selama ini gue deket sama lo ada tanda-tanda jijik yang gue tunjukin? Kalau jijik, boro-boro deh gue becandain lo, ngeliatin lo aja ogah."

My Lecturer My Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang