27. Complicated

38.2K 1.9K 88
                                    

JANGAN LUOA VOTE, KOMEN, FOLLOW !!!

masih lanjutan dari bab sebelumnya yah, jadi pakai sudut pandang pengarang.

btw vote dululah..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

AUTHOR'S POV

Tempat tujuan kalau lagi banyak pikiran adalah Raditama Jendral Andiro, alias Jendral. Mungkin karena Johnny sudah sempat curhat pada pria itu, sehingga ia cenderung merasa nyaman untuk melakukan sesi curhat berikutnya.

Tidak main-main, Johnny langsung pergi ke rumahnya Jendral. Padahal ia tau kalau pria beranak satu itu tidak akan melayani sesi curhat di rumahnya. Terlebih lagi jika mengenai Johnny dan masalah percintaannya di antara 2 wanita.

"Ngapain lo?" Jendral membuka pintu dengan malas.

"Puyeng gue." Dari ekspresinya, bisa Jendral tebak kalau sepupunya ini sedang dilanda gegana; gelisah, galau, merana.

"Abis liburan sama Shane, lo jadi kepikiran Zifra, atau gimana nih?"

Baru juga Johnny mau menjawab, seorang anak kecil datang menghampiri mereka. "Papa, Jeje mau bobok."

Melihat anak Jendral seimut itu, Johnny jadi langsung pengen punya satu deh. "Bentar, gue antar anak gue ke atas dulu." Pamit Jendral sebelum menggendong anaknya. Mungkin mau tidurin Jeje dulu.

Nggak lama kemudian, Jendral balik lagi. "Jeje tidur sama Omanya." Terangnya. Johnny hanya mengangguk-angguk paham.

"Lo mau curhat doang kan?"

"Hm.."

"Nggak ada adegan minum-minum?"

"Emangnya kenapa?"

"Kalau mau beli minuman, mending ke apart lo aja. Gue nggak mau nyokap sama anak gue liatin kita minum."

Jendral dan Johnny bukan tipe pria yang hobi minum kok. Hanya sesekali saja mereka begitu. Itupun karena situasi saja. Misalnya ada acara kantor, atau ya kayak gini, lagi stress.

"Apart gue yuk." Ajak Johnny langsung.

Pada akhirnya dua pria dewasa itu berakhir di apartement Johnny. Di hadapan mereka ada sebotol minuman. Sayangnya, keduanya sama sekali tidak menyentuh minuman tersebut.

"Jadi?" Jendral yang membuka suara.

"Gue rasa hati gue seutuhnya lebih condong ke Shane." Hm.. sudah Jendral duga. Sejak awal pria itu menceritakan kerumitan kisahnya, Jendral tau kalau Shane tidak akan mudah dilepaskan begitu saja. Hati Johnny lebih terarah padanya. Gengsinya saja yang besar.

"Ke Santorini kemarin cuman buat mencari jawaban atas perasaan lo?"

Anggukan Johnny adalah jawaban dari pertanyaan Jendral.

"Buset, cari jawaban aja mahal banget." Agaknya, Jendral sedikit menyindir.

"Gue semakin berat buat lepasin Shane. Apalagi sisa waktu kita tinggal seminggu lagi." Tutur Johnny dengan lesu.

My Lecturer My Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang