28. Pretending

36.1K 2K 93
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW !!!!

vote dulu mending. biar aku lancar updatenya. jangan lupa komen juga.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

AUTHOR'S POV

Matahari sudah tenggelam di peraduannya. Sejak tadi. Bulan juga sudah bersinar terang. Bintang-bintang ikut bersinar juga. Di atas sana, langit terlihat ramai. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan seorang gadis saat ini. Tatapannya kosong, pikirannya sedang melalang buana. Kecemasan melingkupinya.

Sejak ia mengangkat telepon Johnny tempo hari, hatinya dilanda dengan kecurigaan. Oleh sebab itu, ia mulai mencari tahu sendiri. Percuma jika ia memperpanjang kecurigaannya dengan bertanya pada pria itu sendiri. Nggak ada seorang pria pun di dunia ini yang bakalan langsung mengaku. Yang ada dia akan berdalih.

Kecurigaan Zifra semakin kuat saat tiba-tiba Johnny mengatakan bahwa dia harus melakukan penelitian di Bandung. Memangnya penelitian seperti apa? Terlebih lagi ini menjelang pernikahan mereka.

Walaupun Johnny berhasil menenangkannya lewat-lewat kata manis, ketenangan itu tidak akan berlaku lama. Setelah Johnny pergi, ketakutan dan kecurigaannya menguar kembali. Tentu saja hal itu membuat Zifra sangat tidak nyaman.

Setelah berpikir cukup panjang, ia memutuskan untuk mencari tahu lebih jauh tentang Johnny. Pastinya ia sendiri yang turun tangan. Dengan bermodalkan nekat, Zifra pergi ke kampus Johnny. Matanya memincing saat melihat mobil prianya terparkir. Ada tanda tanya besar yang mampir di kepalanya. "Kenapa ada di sini? Bukannya lagi di Bandung?" Semalam Johnny memang sudah berpamitan mau ke Bandung.

"Apa ada urusan mendadak yah?" Zifra mencoba berpikir positif. Ia pun memutuskan untuk menunggu sebentar. Kalau memang ada urusan, pasti nggak lama lagi Johnny akan keluar

Sudah satu jam berlalu dan nggak ada tanda-tanda pria itu datang. "Apa gue telepon aja yah?" Pikirnya. Itu bukan ide yang buruk. Toh, lewat telepon juga bisa membuatnya tahu apakah Johnny sedang berbohong atau tidak.

Panggilannya tersambung. Seiring dengan nada telepon, jantungnya berdebar gelisah. Ada firasat buruk yang menyelimuti sehingga ia merasa sangat gelisah. Sebisa mungkin ia menenangkan dirinya.

"Hallo?" Suara Johnny menyapa di seberang sana.

Zifra terlalu takut untuk bertanya. Tak ayal, Johnny jadi bingung dengan sikapnya. "Hallo Zif, kamu masih di situ?"

"Sayang di mana?" Akhirnya ia bertanya juga.

Ada kekehan di ujung teleponnya. "Aku lagi di Bandung, Sayang. Semalam kan udah aku bilang." Jawaban Johnny semakin membuatnya gelisah.

"Sayang ke sana pakai mobil sendiri?" Zifra harap jawaban Johnny bisa menghilangkan kegelisahannya.

"Iya. Kenapa emangnya?" Sayangnya jawaban pria itu malah membuat hatinya melengos begitu saja.

"Enggak kok. Aku cuman tanya aja."

"Kamu udah sarapan?" Zifra tau ini hanya basa-basi saja.

"Udah. Kalau kamu?"

My Lecturer My Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang