JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW!!!!
seperti biasa, kalo udah 400++ vote baru diupdate yahh ..
.
.
.
.
.
.
.
.
.Adiyan nggak mengantar gue pulang. Untungnya dia memahami apa yang gue takutkan. Jadi, dia hanya memastikan gue taxi dan setelah itu kami pun berpisah.
Gue berpapasan dengan Om Johnny di lobby apartement. Sugar daddy gue baru pulang juga rupanya. Semalam ke mana aja sih Om? Ketemu Zifra? Eh, enggaklah. Semalam yang ketemu dengan Zifra adalah gue.
"Baru pulang juga?" Tanya Om Johnny.
"Iya nih, Om."
"Sama siapa?"
"Sendirian. Naik taxi tadi."
"Hm.." dia hanya mengangguk. Sepertinya Om Johnny lagi punya masalah. Wajahnya terlihat lebih sendu. Gue yang tadinya mau membahas soal kontrak akhirnya memilih untuk menunda. Lebih baik Om Johnny gue suruh istirahat dulu.
"Udah makan Om?"
"Belum. Tapi saya udah pesan makan tadi, palingan bentar lagi sampai." Jelasnya.
"Kalau gitu Om mandi dulu." Suruh gue.
Bukannya langsung mandi, Om Johnny malah berjalan ke arah gue. Dalam sekali hentakan, dia menarik gue ke dalam pelukannya. Tangannya mengelus rambut gue pelan. Aneh sekali tingkahnya. "Kenapa Om?" karena aneh, makanya gue bertanya.
"Saya nggak boleh peluk kamu memangnya?" Lha dia kok nyolot? Mending gue diam saja. Moodnya lagi buruk jadi gue mencoba untuk memahaminya saja.
Pelukan Om Johnny semakin erat. Dia bahkan mencium puncak kepala gue beberapa kali. "Om?" Panggil gue karena merasa nggak enak kita berada dalam keheningan yang cukup lama.
"Hm.." dia hanya menggumam. Beberapa detik kemudian, dia memberi jarak di antara pelukan kami. Manik matanya lurus menatap gue.
"Kamu tunggu bentar bisa?" Gue nggak ngerti dengan pertanyaannya. "Tunggu apa?"
"Tunggu saya. Sebentar saja." Gue makin bingung. "Aku harus tunggu Om buat apa?" Om Johnny nggak menjawab pertanyaan gue, dia justru kembali memeluk gue erat.
"Om kesambet yah?" Pertanyaan dongkol gue dibalas dengan satu sentilan di dahi gue. Otomatis gue meringis. "Kenapa disentil?"
Om Johnny lagi main film misteri yah? Sejak tadi dia sok misterius sekali. Semua pertanyaan gue tidak dijawabnya. Hedeh, kalau nggak ingat waktu kita sisa 6 hari lagi, pasti gue sudah berteriak kesal karena perilakunya itu. Berhubung waktu kita sisa 6 hari, maka gue harus jadi anak baik yang penurut. Seenggaknya gue bisa memberikan kesan yang baik selama sisa waktu ini.
•••
Sumpah deh, Om Johnny kenapa sih? Tingkahnya yang kasar dan cuek itu mendadak lenyap. Nggak nyangka banget Om Johnny bisa tiba-tiba berubah lembut. Seperti tadi pagi. Biasanya kalau dia bangun, ya bangun saja, nggak pernah repot-repot bangunin gue. Peluk gue atau cium gue juga nggak pernah. Apakah semalam anginnya kencang banget sampai Om Johnny tiba-tiba membangunkan gue dengan lembut. Pipi gue dielusnya dengan penuh perasaan. Dahi gue menjadi tempat kecupannya mendarat. Dan dengan suara khas bangun tidurnya, ia memanggil nama gue pelan. Sumpah, gue jadi merinding banget.
Gue pikir itu efek mimpi indahnya semalam. Eh, ternyata enggak dong. Ketika gue keluar kamar setelah selesai bersiap-siap pergi ke kampus, sudah ada segelas susu di atas meja. "Diminum susunya." Dia berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer My Sugar Daddy
Romance🔞 "Kuliah sambil nyambi jadi sugar baby. Dompet aman, badan nggak nyaman."