25. Santorini (ii)

65.4K 2.2K 81
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW !!!

malas banget kalau feedbacknya dikit. padahal yang baca banyak. tekan tombol bintang itu cuman sedetik lho, susah banget emang?!

yang silent readers plis hargain karya gue dong!

buat yang selalu aktif kasih feedback, bahkan sampai follow IG gue, pokoknya aku love kalian banget!!! 🌈💕

btw part ini pakai sudut pandat pengarang yah..

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Author POV

Udara sejuk berhembus membawa kesegaran tersendiri pada banyaknya inshan. Tak terkecuali Shane. Sejak semalam ia sudah tidak sabar untuk menjelajahi Santorini.

Saat sugar daddynya masih asyik berselancar di dunia mimpi, ia sudah bangun. Dihirupnya banyak-banyak udara pagi Santorini. Kapan lagi ia bisa begini ya kan? Ditambah dengan pemandangan indah yang sangat memanjakan mata. Bangunan khas Yunani berwarna putih dipadu dengan birunya langit menyuguhkan ketenangan sekaligus keindahan yang tiada duanya.

Pinggangnya dilingkar oleh sepasang tangan. Tidak perlu bertanya siapa itu, Shane sudah tahu kok. Disandarka punggungnya di dada bidang sang pria.

"Bagus banget..." kagumnya pada hamparan laut biru di depan sana.

"Hm..." pria di belakangnya bergumam menyetujui.

"Hari ini kita sarapannya di resto aja yah? Nggak mau di kamar aja." Pintanya.

"Iya Baby." Shane rasa hatinya menghangat dengan perlakuan lembut sang sugar daddy. Pria yang biasanya akan lebih sering menolak kini lebih banyak mengiyakan maunya. Bahkan kekasaran yang dulu ia perlihatkan perlahan memudar.

Shane berbalik, ia menghadap Johnny. Dilingkarkan tangannya pada leher pria tersebut. Bibir si pria menjadi tujuannya untuk dikecup. Andai saja status mereka bukanlah sepasang sugar baby dan sugar daddy, maka liburan seromantis ini bisa dikategorikan sebagai honeymoon.

Johnny sadar kalau tatapan Shane padanya berbeda. Ada kilatan yang bisa ia kategorikan sebagai rasa cinta. Oleh sebab itu ia memilih untuk menyudahi adegan berpelukan ini. "Siap-siap sana. Kita sarapan abis ini." Perintahnya yang langsung dituruti oleh Shane.

Sebenarnya saat Shane mandi di kamar mandi dalam kamar, ia bisa saja mandi di kamar mandi lain. Akan tetapi, Johnny lebih memilih fokus pada ponselnya. Sejak kemarin Zifra terus mengirimi banyak pesan padanya. Gadis itu sepertinya mulai mengeluarkan sisi posesifnya. Hal itu membuat Johnny sedikit risih.

Ada rasa malas dalam hati Johnny untuk membalas pesan Zifra. Namun, ia tak ingin membuat gadis itu bersedih, sehingga ia terpaksa membalas pesannya.

Berselang beberapa menit kemudian, Shane keluar dari kamar mandi. Dahinya berkerut melihat Johnny yang masih rebahan di tempat tidur sambil asyik dengan ponselnya. "Daddy nggak mandi?"

"Ini baru mau mandi." Johnny kemudian melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Mata Shane semakin memicing curiga karena pria itu membawa ponselnya sampai ke dalam kamar mandi. Huh, tiba-tiba hatinya melengos begitu saja saat menebak kalau mungkin Zifra sedang menghubungi pria itu.

My Lecturer My Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang