11. Tinggal Bersama

83.2K 2.8K 141
                                    

PLEASE VOTE, KOMEN, FOLLOW

feel ceritanya ada nggak sih? gue takut ceritanya melempeng gitu aja. jadi plis jawab dong gaes.
.
.
.
.
.
.
follow dulu buruan!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
vote dulu deh!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.












Ini masih pagi dan gue sudah diributkan oleh suara bel apartement yang sangat tidak manusiawi bunyinya. Siapa sih yang bunyiin bel gue?! Mau gue pites hah? Anying!

Dengan kasar gue membuka pintu. "KENA-pa..." suara gue perlahan mengecil hingga tidak terdengar apapun. Beberapa kali mengucak mata gue sendiri demi memastikan apa yang sedang gue lihat. Gue lagi mimpi yah?

"Kenapa kamu nggak ngasih tau PIN-nya udah diubah?"

Kayaknya gue nggak lagi mimpi deh. "Om Johnny?"

"Iya ini saya! Emangnya kamu pikir saya hantu?!" Ia mendumel sambil memasuki apartement gue.

Gue memperhatikan gerakannya sambil mengingat-ingat apa yang sedang gue lupakan.

"Kebiasaan." Jidat gue disentilnya pelan. Namun, sepersekian detik kemudian bibir gue dikecupnya. "Jangan bilang kamu lupa kalau mulai hari ini kita akan tinggal bareng." Ucapnya dengan lembut.

Ah iya. Benar juga. Semalam kita sudah sepakat akan tinggal bersama.

"Tutup pintunya." Perintahnya. Tapi, gimana gue mau tutup pintu sedangkan tubuh gue sudah dipeluknya.

"Tutup Baby." Ia memerintah lagi.

"Lepas pelukannya dulu." Pinta gue.

"Tutup Shane." Yaoloh, dia malah memerintah lagi. Tegas sekali.

Terpaksa dengan langkah berat karena sedang dipeluknya, gue berjalan untuk menutup pintu. Gini amat nasib gue.

Masih dengan posisi dipeluk, kali ini gue berjalan ke dapur. Kerongkongan gue butuh minum. Sedangkan bayi gede ini sama sekali nggak mau melepas pelukannya. Ini orang kenapa sih?

"Lepas dulu Pak, aku mau sikat gigi dulu." Pinta gue sedikit bersungut.

"Saya masih mau peluk kamu." Manja sekali bayi gede ini.

"Abis aku sikat gigi, kita bisa pelukan lagi. Akunya juga mau pipis."

"Hm!" Dia mengerang kesal. Meski demikian, ia tetap melepas pelukannya. Maka dengan segera, gue meluncur ke kamar mandi.

Niat usil gue tiba-tiba muncul. Sengaja gue berlama-lama di kamar mandi. Ketukannya dari luar gue abaikan. Alasannya masih buang air.

Ceklek.

My Lecturer My Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang