JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW !!!
jahat banget kalau nggak vote, komen, follow!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sepanjang perjalanan pulang, Zifra terus menangis. Ia sudah berharap banyak dari Johnny. Bahkan ekspetasinya sudah melambung tinggi saat Shane bilang bahwa Johnny sedang berlatih menjadi suami yang baik. Ah, dia baru sadar sekarang. Johnny bukan sedang berlatih menjadi suami yang baik, tapi ia memang sedang menunjukkan perhatiannya pada Shane. Kenyataan menampar Shane dengan telak. Ia kalah dari seorang perempuan yang sudah ia kata-katai.
"Nak..." Ibu sangat tidak tega melihat anaknya seseduh ini. Demikian pula Bapak yang sedang menyetir di depan.
"Ibu..." Zifra meringkuk di dalam pelukan sang ibu. "Dia pasti bukan pria yang baik kan?"
Ibu mengangguk. "Iya, Nak. Kalau dia pria yang baik, dari awal dia tidak akan memperlakukan kamu seperti ini."
"Nggak usah ingat-ingat lagi laki-laki brengsek itu." Seru Bapak. Emosinya masih mengepul. Kalau dari awal Johnny tidak ingin bersama Zifra, maka ia tidak perlu menerima tawaran Bapak untuk pernikahan turun ranjang ini. Jika tawaran Bapak ditolak saat itu, maka situasi tidak akan serunyam sekarang.
Setibanya di rumah, Zifra langsung masuk kamar. Emosinya masih belum reda. Ia tidak bisa memaklumi tindakan Johnny. Saat ini ia butuh pelampiasan. Maka dengan cepat ia menelepon seseorang dan minta bertemu. Tidak peduli ini sudah sangat larut.
•••
"Mau apa lagi sih Zif?" Baru saja Zifra datang, orang itu sudah bersuara. Hubungan mereka tidak baik, jadi jangan harap ada sapaan ramah yang mengawali pertemuan mereka.
BYUUURRRR
"Kurang ajar kamu Shane!" Teriak Zifra setelah menyiram minuman pada Shane.
"Maksud lo apa?" Mana bisa Shane terima disiram seperti ini. Detik itu juga, ia ingin menghantam Zifra.
"Yang harusnya bertanya itu aku! Kamu bilang kontrak kalian akan berakhir. Alih-alih kalian yang berakhir, justru hubunganku dengan Johnny yang berakhir. Asal kamu tau saja, dia barusan membatalkan pernikahan kami." Pekik Zifra dengan suara lantang. Mereka bahkan menjadi pusat perhatian di sini.
Melihat bahwa semua pasang mata tertuju pada mereka, Shane dengan cepat menarik Zifra pergi. "Kita ngomong di mobil lo!" Tegasnya.
Dan sekarang di sinilah mereka, di dalam mobil Zifra. Aura ketegangan menguasai mobil itu. Masing-masing melempar tatapan sengit.
"Lo bilang, Johnny batalin pernikahan kalian?" Shane yang duluan membuka suara.
"Iya! Tau karena siapa? Karena kamu Shane!" Zifra menunjuk wajah Shane. "Dia bilang dia nggak bisa meneruskan pernikahan kami, karena dia punya kamu. Hatinya udah jadi milim kamu, Shane."
"Nggak mungkin!" Sekuat hati Shane tidak menerima apa yang dikatakan Zifra.
"Aku nggak mungkin minta ketemu selarut ini kalau kami baik-baik saja, Shane." Tegas Zifra. Setelah itu, ia menceritakan apa yang terjadi di restoran beberapa jam yang lalu.
Kini Shane merasa bersalah pada gadis di depannya ini. Tidak pernah ia sangka, Johnny akan memiliki perasaan yang sama dengannya. Kalau saja tidak ada Zifra di antara mereka, pasti jalan mereka untuk bersatu mudah. Masalahnya, ada Zifra di antara mereka. Bahkan sudah hampir menuju ke jenjang pernikahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/287099864-288-k540179.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer My Sugar Daddy
Romance🔞 "Kuliah sambil nyambi jadi sugar baby. Dompet aman, badan nggak nyaman."