Raut wajah Della terlihat berubah, hari ini dia tidak bisa melihat Galen lagi. Apa mungkin dia sudah mulai perlahan menyukai laki-laki itu? Tetapi pikiran dan hatinya pun tak jauh dari Lio. Laki-laki yang berhasil membuatnya jatuh cinta sedalam ini.
Brukk
"Kalau jalan tuh pakai mata!"
"Maaf."
Della mendongak, melihat siapa yang telah menabraknya. Nita, perempuan yang pernah mengukir kenangan manis sebagai sahabatnya. Tatapan yang dulu selalu teduh, sekarang berubah sinis setiap bertemu.
Tatapan Della beralih pada laki-laki di samping Nita yang juga tengah menatapnya. Mereka terhanyut di sana sebelum perkataan Nita membuyarkan mereka.
"Inget ya, Lio punya gue, sekarang lo bukan siapa-siapa nya."
Della mengangguk, senyumnya ia paksakan agar terlihat baik-baik saja di depan mereka.
"Gue udah nggak peduli ko, gue juga bukan penghianat kayak lo. Selamat bersenang-senang dengan apa yang lo dapatin secara terpaksa. Gue duluan, permisi."
Nita yang geram, hanya bisa melihat punggung Della yang semakin menjauh.
<><><>
"Del, gue tadi liat Kenzie, tatapannya serem, udah kayak mau bunuh orang."
Della yang tengah fokus membaca buku yang berada di tangannya itu, beralih menatap Veli yang kembali menatapnya dengan tatapan serius. Mata Veli menyorot ketakutan yang tengah gadis itu rasakan.
"Dia dari dulu emang udah serem, Vel. Jadi ya ngga usah terlalu dibikin heboh."
"Nggak, Del. Gue serius! Gue takut dia nyakitin lo."
Della terkekeh, "Santai aja kali, gue udah biasa ketemu orang kayak dia."
Keduanya kembali terdiam, terhanyut dalam pikirannya masing-masing. Veli terus melihat Della yang kembali fokus membaca buku nya. Veli takut jika terjadi apa-apa pada sahabatnya.
Brakkk
Semua pasang mata menoleh ke arah pintu perpustakaan. Laki-laki dengan tubuh jangkung berdiri di sana, hal yang berbeda ialah kedua bola matanya yang melebar, tatapannya terlihat ia tengah marah.
Laki-laki itu berjalan menghampiri Della, mencengkeram dan membawa Della secara paksa keluar dari sana. Ketakutan Veli benar terjadi sekarang. Ia bergegas mengikuti laki-laki itu kemana membawa Della pergi.
Brukkk
Della tersungkur, laki-laki itu mendorong Della dengan kuat. Darah segar mengalir dari kedua lututnya. Della menatap sekelilingnya yang ramai orang. Laki-laki itu membawanya ke tengah lapangan yang berhasil menjadi pusat perhatian semua orang.
"Del, lo-
Veli menghentikan langkahnya karena isyarat dari Della. Dava, Candra, bahkan Lio yang melihatnya pun mulai muncul rasa takut juga khawatir pada gadis itu.
"Gue benci sama lo! Kenapa sih lo nggak mati aja?! Lo udah bikin gue hancur gara-gara lo ngerusak perjodohan yang seharusnya bikin gue bisa ambil alih perusahaan bokap! Lo harusnya muak sama diri lo, lo udah dibuang kan sama bokap nyokap lo? Lo udah ngga dibutuhin di kehidupan semua orang! Bahkan orang yang lo sayang, perlahan ninggalin lo. Kasihan banget sih hidup lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fredella
Teen FictionKeharmonisan kerap kali disebutkan pada sebuah hubungann yang berjalan tanpa diiringi masalah. Namun apakah pernah terpikir bahwa akan ada sebuah luka pedih yang menghantam di kehidupan selanjutnya? Memberi harapan dengan menyembunyikan kenyataan i...