Fredella _04_

271 11 5
                                    

Lo bakal aman selagi lo di samping gue.

~Adelio Orlando Adhitama~

<>

Seperti yang dikatakan bunda nya kemarin, Kenzie sudah berada di rumahnya untuk berangkat sekolah berdua. Dava? Dia sudah pergi untuk menjemput kekasihnya, Faranisa Chalondra, perempuan manis nan anggun yang sudah menjadi incaran kakaknya sejak lama. Faranisa, seorang teman yang kini sudah naik pangkat menjadi seorang kekasih dari Arrayan Madava Emery. Mereka sama-sama kelas 12, maka dari itu Dava akan sekuat tenaga menjaga hubungannya agar tidak terbelah. Della salut dengan kakaknya itu.

"Della berangkat dulu," pamit Della lalu mencium punggung tangan keduanya. Della langsung melewati Kenzie, Della melihat dari ekor matanya, Kenzie tengah mencium punggung tangan kedua orang tuanya seperti dirinya tadi. Della berdecih, pencitraan.

Sepanjang perjalanan, Della mendiamkan Kenzie, Della mengarahkan pandangannya ke luar jendela, karena kali ini Kenzie membawa mobil. Kenzie juga memasang muka datarnya, tidak berniat mengajak Della untuk sekedar mengobrol.

Saat sampai di sekolah, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Ada yang menatap Della iri, ada juga yang menatapnya sinis.

"Eh itu si Della tuh!"

"Ih jadi cewek kok gitu banget sih!"

"Gue iri sama Della."

"Kenzie ganteng banget!"

"Della nggak pernah berubah ya, tetep aja cantik."

Dan masih banyak lagi pujian serta makian yang dilontarkan dari siswa siswi lainnya. Della benci situasi seperti ini, dalam hati Della ingin mengumpat, namun Della masih punya hati, dia singkirkan umpatan-umpatan yang sudah ia persipakan untuk mereka.

Della melirik Kenzie yang berjalan dengan stay cool nya, dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya. Della memutar kedua bola matanya malas, ia benar-benar tidak menyukai Kenzie, ia ingin perjodohannya dengan Kenzie segera dibatalkan, entah apa yang membuat Della begitu benci terhadapnya. Della tidak mau repot-repot memikirkannya.

Della yang melihat Veli juga Nita yang sedang berjalan di depan tak jauh darinya pun langsung berlari ke arah mereka meninggalkan Kenzie sendirian, Della tidak peduli dengan sosok manusia seperti Kenzie. Memang siapa dia? Tunangan? Calon tunangan? Della tidak peduli.

"VELI! NITA!"

Mereka yang merasa namanya dipanggil segera menoleh ke belakang, Della tersenyum seraya tangannya yang melambai ke arah keduanya.

"Hosh hosh, capek," ujar Della dengan nafas yang terengah-engah.

"Ngapain lo lari-lari?" tanya Veli.

"Gue kabur dari Kenzie, ogah banget gue sama dia. Benci gue sama dia," jawab Della yang masih mengatur nafasnya.

"Benci? Benar-benar cinta maksud lo?" goda Nita menyenggol lengan Della membuatnya sedikit terhuyung.

"Cinta? suka aja enggak apalagi cinta?" Della berdecak membuat kedua sahabatnya tertawa terpingkal-pingkal.

"Udah ah ayo ke kelas!" Della berjalan lebih dulu meninggalkan kedua sahabatnya yang asik tertawa, entah apa yang membuat mereka sampai tertawa seperti itu.

<><><>

Entah karena hal apa, mood Della sedang tidak baik, entah apa yang membuatnya seperti itu.

"Permisi," ujar seseorang setelah membuka pintu kelas.

Teriakan histeris menggema di telinganya membuat gadis itu risih.

FredellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang