Fredella _19_

188 11 5
                                    

Lo pendek, tembem, cerewet. Tapi lo nyenengin.

~Adelio O. A~

<>

Della pikir, hidupnya setelah diusir oleh orang tuanya benar-benar akan hancur, ternyata tidak. Justru gadis itu banyak belajar dari semua yang menimpanya, ia belajar menjadi orang yang mandiri. Tidak selalu bergantung pada orang lain. Ia bekerja paruh waktu untuk hidup, ia ingin mengumpulkan uang agar ia bisa mempunyai tempat tinggal sendiri. Ia tidak mau terus-terusan merepotkan paman dan juga bibinya.

Senyumnya mengembang melihat Risa sedang berkutat di dapur.

"Mommy!" teriak Della langsung memeluk Risa dari belakang.

"Kamu ini ngagetin aja, untung ini pisau nggak kena kamu." Della terkekeh.

"Bikin apa, Mom? Tumben banyak banget?"

"Oh, ini. Mommy lagi bikin makan malam, hari ini temennya Daddy mau ke sini sama anaknya." Kening Della berkerut.

"Lah, Daddy mana? Bang Arsa mana?"

"Daddy pulang nanti dua jam lagi, kalo Arsa dia lagi di kamar mungkin." Della mengangguk mengerti.

"Della tau cake yang enak, Della bikin ya, Mom?"

"Ya sudah, Della bikin cake, nah Mommy lanjutin bikin malam malam," ujar Risa tersenyum hangat. Della dengan semangat yang menggebu memulai aktivitas nya untuk membuat cake chocolate yang menjadi cake favorit nya.

"Wih, ada apa ini? Tumben di dapur semua? Mommy masak banyak banget? Terus ini lagi, Lala bikin apa sih?" tanya Arsa begitu memasuki dapur.

"Diem, Bang. Cowok kok bawel?"

"Apa kamu bilang?" tanya nya seraya mencubit gemas kedua pipi gadis di depannya yang sedikit chubby.

Risa terkikik melihat interaksi kedua nya, selalu saja seperti ini. Tapi ia merasakan suasana yang berbeda semenjak Della datang ke rumahnya. Suasana rumah yang dulu nya sepi, sekarang terlihat ramai hanya karena kehadiran gadis itu.

Della menyeringai, lalu tatapannya mengarah ke bawah.

"Akhhh," racau Arsa saat Della menginjak kedua kaki nya dengan cukup kuat. Della tertawa begitu keras sampai Risa pun juga ikut tertawa. Ada ada saja tingkah mereka ini. Pikirnya.

"Oh ya, Abang udah beli boneka panda buat kamu. Boneka nya di kamar Abang. Tadi pas Abang pulang, kamu masih kerja di Cafe." Mata Della berbinar seketika. Ia segera membasuh kedua tangannya kemudian berlari menuju kamar Arsa.

"Lala! Ini cake nya gimana?!" teriak Arsa.

"Biarin aja dulu, nanti Lala lanjutin. Mom, jangan biarin Abang yang nerusin cake nya!"

Begitu Della membuka knop pintu, matanya membulat sempurna. Arsa benar-benar menepati janjinya. Boneka panda yang ia idam-idamkan terwujud juga.

Della segera mengambilnya, mendekapnya dengan erat kemudian bergegas menuju kamar nya sendiri. Tapi ia terlihat kesusahan saat membawanya. Nyatanya, Boneka itu lebih besar dan tinggi jika dibandingkan dengan tubuhnya sendiri.

FredellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang