Rasanya sulit menjadi diri sendiri yang selalu salah dimata orang lain.
~Fredella Karolina Emery~
<>
Hari yang ditunggu-tunggu sebagian orang tiba, hari yang menjadi hari kebahagiaan sepasang suami istri itu nyatanya berbanding terbalik dengan keadaan salah satu anak mereka. Hari ini menjadi hari terburuk bagi gadis itu, hari ini seakan menjadi awal kehancuran dari dunianya.
Hari ini akan menjadi hari dimana ia akan resmi menjadi bagian dari keluarga Samuel, keluarga yang telah menolong perusahaan ayahnya dengan imbalan dirinya yang mengharuskan menjadi bagian dari keluarga itu. Awalnya dia mengira orang tuanya akan menolak mentah-mentah perjodohan itu, ternyata semuanya salah. Mendengar fakta yang begitu menyakitkan, dari situlah ia merasa dunianya hancur detik itu juga.
Saat awal-awal perjodohannya dengan laki-laki keturunan Samuel itu, ia sudah berusaha untuk menerimanya, walau dia tidak tahu pasti alasan jelas dibalik perjodohannya itu.
Entah itu karena dunia yang ingin membebaskan Della dari itu semua ataukah dunia yang seakan ingin membuat hidup Della semakin hancur, sampai akhirnya ia diperlihatkan dengan suatu kejadian yang begitu memuakkan. Della berfikir, takdir sedang mempermainkannya.
Tok tok tok
Dava masuk ke dalam kamar adiknya, ia melihat air mata adiknya yang lolos begitu saja meskipun gadis itu menghapusnya dengan cepat. Dava jadi teringat kejadian semalam, di mana ia yang seharusnya menguatkan Della, yang ada justru ia semakin menghancurkan suasana hati Della. Ia merutuki kebodohannya itu. Dia akan menebus kesalahannya malam tadi.
"Del, ayo turun, udah ditunggu bunda sama ayah di bawah," ujar Dava selembut mungkin. Ia tidak mau menyakiti adiknya lagi dengan perkataannya seperti semalam.
Della mengangguk saja, ia tidak ada keinginan untuk mengatakan sesuatu. Hatinya tengah kosong, pikirannya tengah berputar entah kemana. Della tidak bisa melakukan apapun selain memasrahkan semuanya pada yang Kuasa.
Dava menggenggam lembut tangan Della, menuntunnya untuk menuruni tangga. Jika Dava ditugaskan untuk menilai penampilan adiknya malam ini, sudah pasti ia akan mengatakan perfect. Della begitu anggun menggunakan dress putih selutut, polesan make up yang tidak terlalu mencolok, serta mahkota yang menghiasi kepala Della membuat gadis itu terlihat lebih cantik. Hanya saja, tidak ada senyum kebahagiaan yang terpancar di wajahnya.
Pertunangannya diadakan di sebuah hotel milik keluarga Samuel, begitu Della menginjakkan kaki di sana, ia akui hotel ini terbilang cukup mewah, tapi tetap saja itu tidak membuat Della luluh. Menurutnya, kekayaan tidak memastikan sekaligus meyakinkan seseorang untuk terlihat bahagia.
Della meneteskan air mata saat dirinya akan bertukar cincin dengan Kenzie. Orang tuanya sudah berbinar bahagia, sebentar lagi putrinya itu akan menjadi bagian dari keluarga Samuel, keluarga yang terkenal kaya raya itu.
Selain itu, mereka juga akan mendapatkan keuntungan dengan perjodohan ini, perusahaan Ivan yang kini berada di ambang kebangkrutan akan mengalami kejayaan.
Berbeda dengan Della, gadis itu tengah memejamkan matanya, ia masih ragu, antara melanjutkan perjodohannya dengan menyakiti diri sendiri ataukah menghentikannya dengan menyakiti perasaan kedua orang tuanya.
Seketika bayangan tentang Lio melintas dengan sendirinya. Ia berharap Lio menolongnya kali ini sebagai seorang teman. Della menggeleng, harapannya itu tidak akan terwujud, tidak ada satu teman pun yang hadir di acara tunangannya. Jangankan hadir, orang tuanya saja tidak mengizinkan teman-temannya untuk hadir. Orang tuanya maupun orang tua Kenzie hanya mengundang rekan kerja mereka saja. Selebihnya tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fredella
Teen FictionKeharmonisan kerap kali disebutkan pada sebuah hubungann yang berjalan tanpa diiringi masalah. Namun apakah pernah terpikir bahwa akan ada sebuah luka pedih yang menghantam di kehidupan selanjutnya? Memberi harapan dengan menyembunyikan kenyataan i...