Seorang perempuan sedang duduk di depan meja rias bersiap untuk berangkat ke sekolah. Setelah tiga hari melaksanakan MPLS, hari ini adalah hari dimana ia pertama kali akan mendapat pelajaran di kelas barunya. Dia tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin.
"Del! Buruan sarapan!" teriak Dava dari bawah. Della segera mengambil tas sekolahnya kemudian bergegas turun menghampiri meja makan.
"Pagi!" sapa Della yang langsung duduk di kursi kosong sebelah Dava.
"Pagi juga sayang!" balas sang bunda sembari menyodorkan roti yang sudah diolesi selai kacang kesukaan Della. Dengan senang hati Della menerimanya dan langsung melahap roti tersebut.
"Del, hari ini kamu berangkat sama kakak kamu dulu ya. Ayah ada janji sama klien di kantor," ujar sang Ayah. Della mengangguk setuju.
"Oke, Yah. Yaudah, kak Dava udah selesai kan? Ayo berangkat!" Dava mengangguk. Mereka berdua bangkit dan langsung mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
Della berlari menuju mobil Dava dan langsung duduk di samping kursi kemudi. Dava masuk kemudian bergegas menuju SMA Adhitama.
Sesampainya di sana, mereka langsung turun dari mobil. Tiba-tiba, seseorang menepuk pundak Della, Della menoleh dan mendapati Nita yang sedang tersenyum manis kepadanya, Della membalasnya dengan senyuman manis khasnya.
"Kak, Della ke kelas dulu ya," pamit Della pada kakaknya. Dava tersenyum, tanganya terulur untuk memusut pelan kepala Della.
"Hati-hati di jalan. Belajar yang rajin," balas Dava. Della mengangguk lalu melambaikan tangannya kepada Dava.
Della juga Nita berjalan menyusuri koridor menuju kelas X IPA 1. Sesekali mereka tertawa akibat obrolan mereka sendiri yang unfaedah. Sesampainya disana, mereka menghampiri Veli yang sedang fokus membaca sebuah novel di tempatnya. Nita menaruh tas di samping Veli sedangkan Della di bangku belakang.
"Hei!" sapa Nita mencolek lengan Veli. Veli mengalihkan padangannya dari novel yang dibacanya, kemudian menatap ke arah Nita dan Della bergantian.
"Sejak kapan kalian di sini?"
"Aduh Velika, kita tadi lewat samping lo, masa lo nggak liat kita sih?!" Veli menggeleng sambil menunjukkan deretan giginya. Della dan Nita memutar bola matanya malas.
Bel masuk berbunyi, dan mereka mulai duduk di tempat masing-masing. Pak Aris masuk dengan membawa beberapa buku di tangannya.
"Pagi!" sapa Pak Aris selaku guru matematika.
"Pagi, Pak!" jawab mereka kompak.
"Baiklah berhubung hari ini adalah hari pertama kalian akan menerima pelajaran. Saya akan memperkenalkan nama saya terlebih dahulu," ujar Pak Aris.
"Nama saya Haris Santoso, kalian bisa panggil saya Pak Aris. Saya disini bagian mengajar matematika. Mengerti semua?"
"Mengerti, Pak!" seru mereka.
Pak Aris mulai mencatat materi di papan tulis. Pak Aris juga menjelaskan materi di depan. Della memperhatikan dengan serius. Sesekali Della mencatat point-point penting yang diucapkan Pak Aris.
"Pelajari semua materi yang Bapak ajarkan. Bapak akan memberikan soal latihan di setiap materi itu selesai."
Jam istirahat pun tiba, mereka bertiga, tentunya Della, Nita dan Veli berjalan beriringan menuju kantin. Dalam perjalanan, tak sedikit dari kaum adam yang menatap mereka takjub, mereka begitu cantik, apalagi saat mereka semua tertawa. Kecantikannya semakin bertambah.
"Kalian duduk disini aja, biar gue yang pesan. Kalian mau makan apa?" tanya Della.
"Batagor aja deh lima ribu sama air putih," jawab Nita yang diangguki Veli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fredella
Novela JuvenilKeharmonisan kerap kali disebutkan pada sebuah hubungann yang berjalan tanpa diiringi masalah. Namun apakah pernah terpikir bahwa akan ada sebuah luka pedih yang menghantam di kehidupan selanjutnya? Memberi harapan dengan menyembunyikan kenyataan i...