Cewek emang gitu ya? Kalo lagi sedih, pas ditanya kenapa jawabnya gapapa? Memang dasarnya kuat atau lemah tapi nggak mau dibilang lemah?
~Lio~
<>
Seperti biasa, Della berangkat ke sekolah Adhitama bersama dengan Dava. Namun bedanya, wajah ceria Della tak lagi nampak, hanya raut murung yang terpancar di wajahnya. Dava yang melihat pun ikut merasa sedih, pasti adiknya itu masih memikirkan tentang perjodohannya dengan Kenzie, anak rekan bisnis ayahnya.
"Udah, jangan dipikirin lagi soal perjodohan itu," bisik Dava yang dijawab anggukan kecil dari Della. Bagaimana bisa Della melupakan perjodohan itu? Oh ayolah, melupakan bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan.
Della berjalan dengan malas menuju kelasnya, di sepanjang koridor pun banyak siswa siswi lain yang berbisik tentang Della.
"Lo kenapa, Del?" tanya Veli yang melihat perubahan pada raut wajah Della. Tidak biasanya Della seperti ini. Pikirnya.
Della menghela nafas gusar. "Gue dijodohin."
"WHAT?!" pekik kedua sahabat Della membuatnya memutar kedua bola matanya malas.
"Berisik!" desis Della.
"Jangan bilang, lo kemaren nggak jadi jalan karena lo dijodohin? Lo ketemu sama keluarga dia," tuduhnya seraya memicingkan matanya. Della mengangguk pelan.
"Gimana ceritanya lo bisa dijodohin? Sama siapa?" heboh Nita.
"Gue aja nggak ngerti, tiba-tiba aja bunda bilang mau jodohin gue sama anaknya rekan bisnis ayah, kalau nggak salah namanya Pradipta Kenzie Samuel."
"WHAT?! Jangan bilang itu anak dari pak Samuel, orang yang terkenal kaya itu!" pekik mereka lagi membuat seisi kelas menoleh ke arahnya.
Anggukan dari Della membuat mereka menggeleng takjub.
"Terus lo ngapain sedih bego? Dia itu keturunan holkay, harusnya lo seneng kali," cibir Veli membuat Della mendengus kesal.
"Gue bukan cewek matre kali, lagi pula gue juga nggak suka ko sama dia."
"Hehe, maaf," ucap Veli cengengesan.
"Dia ganteng nggak?" tanya Nita antusias.
"Dibilang ganteng, okelah. Tapi gue nggak suka sama dia, lo tungguin aja dia, hari ini dia mulai sekolah di SMA ini."
"Wow, satu sekolah sama kita dong?!" heboh Nita.
"Hm."
<><><>
Saat istirahat tiba, Della dengan kedua sahabatnya berjalan beriringan menuju kantin, sepanjang jalan terdengar desas-desus dari orang-orang yang dilaluinya membuat mereka menjadi penasaran.
"Da, ada apa sih?" tanya Della pada salah satu teman seangkatannya yang bernama Hida.
"Oh itu Del, ada murid baru, katanya sih cowok ganteng." Della dan kedua sahabatnya hanya ber-oh ria sambil menganggukkan kepala.
"Oke, thanks info," ujar Della sambil tersenyum ramah yang juga dibalas senyuman oleh Hida.
Setelah bertanya, mereka kembali melanjutkan jalannya menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah berbunyi, mereka tidak mengindahkan teriakan demi teriakan dari kaum hawa yang sepertinya mengagumi cowok baru itu. Della sudah mengetahui siapa yang Hida maksud, jadilah dia tidak merasa penasaran. Begitu juga dengan kedua sahabatnya yang juga tidak terlalu peduli, apalagi dengan Veli yang notabene nya sudah memiliki kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fredella
Teen FictionKeharmonisan kerap kali disebutkan pada sebuah hubungann yang berjalan tanpa diiringi masalah. Namun apakah pernah terpikir bahwa akan ada sebuah luka pedih yang menghantam di kehidupan selanjutnya? Memberi harapan dengan menyembunyikan kenyataan i...