Fredella _10_

232 10 7
                                    

Semesta seolah nyuruh gue untuk melepas siapa dan mempertahankan siapa.

~Fredella Karolina Emery~

<>

Della berpikir rasa bahagianya akan bertahan lama, namun ternyata pemikirannya salah, sepulang dari mall, dia disambut dengan tamparan yang bertubi-tubi dari Kinan, beruntungnya dia karena hanya ada dirinya dan juga Kinan yang ada di dalam rumah, sehingga tidak akan ada yang mengkhawatirkannya.

Jika kalian bertanya-tanya di mana Dava dan juga Candra? Jawabannya adalah,  jika Dava setelah mengantar Della pulang, ia langsung menuju rumah kekasihnya untuk mengajaknya pergi. Sedangkan Candra, dia memutuskan untuk pulang saja, padahal dalam hatinya, laki-laki itu ingin sekali menemani Della di rumah gadis itu, namun mengingat sesuatu yang besar telah terjadi pada keluarga rumah itu, ia tidak ingin ikut campur untuk sekarang, laki-laki itu tidak ingin memperumit keadaan.

Kembali dengan Della, kini gadis itu tengah menatap manik mata Kinan yang saat ini menatapnya penuh amarah. Della tersenyum sinis mengingat Kinan yang menghujani nya dengan melayangkan tamparan untuknya. Bukannya bersedih atau marah, Della bahkan hanya diam, tanpa menangis juga tanpa melawan. Della akan melihat sejauh mana Kinan akan bertindak.

"ANAK SIAPA KAMU, HAH?!" bentak Kinan setelah memberikan tamparan yang kesekian kalinya.

"Anak? Anda bilang saya anak siapa? Saya saja bahkan sekarang sudah tidak memiliki orang tua. Itu jika anda lupa," sahutan Della yang terdengar santai menambah amarah Kinan semakin memuncak.

"Apa? Anda ingin menampar saya? Silahkan saja, kenapa pula anda harus menurunkan tangan anda yang kotor itu?" remeh Della melihat tangan Kinan yang akan kembali menamparnya. Jika kalian berpikir Della akan menangis karena ketakutan, itu salah besar. Bahkan Della sudah bertekad untuk tidak akan lagi mengeluarkan air matanya hanya untuk masalah seperti ini.

"KAMU?!" geram Kinan.

"Iya? Anda ingin melanjutkan aktivitas anda yang sempat tertunda tadi? Silahkan saja, saya terima, WITH PLEASURE. Hah, bukankah itu sudah menjadi hal yang biasa untuk anda lakukan dan untuk saya yang diperlakukan?"

Setelah mendengar penuturan Della tersebut, bukannya meladeni, Kinan lebih memilih untuk pergi dengan rasa amarahnya yang masih wanita paruh baya itu tahan. Berbeda dengan Della, kini gadis itu masih berdiri di tempat sembari tertawa miris. Ada rasa nyeri di dada nya, matanya sudah memanas namun sebisa mungkin ia tahan.

Della perempuan kuat, Della bukan perempuan lemah -batin Della menyemangati dirinya sendiri.

<><><>

Saat ini, keluarga Emery tengah makan malam, semuanya sudah berada di meja makan tak terkecuali Della. Tapi kali ini, Fara, kekasih Dava datang untuk makan malam bersama, Kinan begitu antusias menyambutnya dengan hangat, memberikan perhatian yang mampu membuat Della merasakan sesak di hatinya. Bukan karena Fara yang mendapatkan perhatian Kinan, melainkan karena dirinya yang sudah tidak akan bisa lagi diperlakukan seperti itu oleh Kinan, bunda nya yang belum lama ini mengatakan hal yang sangat menyakitkan untuknya terima.

"Ayo Fara, makan," ujar Kinan diselingi senyum yang begitu hangat. Andai saja Kinan mau memberikan senyuman seperti itu kepadanya lagi, namun apalah daya, semuanya sudah berubah, yang dulu sudahlah berlalu berganti sekarang yang begitu mengekang. Kinan begitu telaten menyiapkan makanan di piring untuk Fara makan. Fera tak enak hati menerimanya.

"Eum ... Tante. Fara bisa ambil sendiri ko, lebih baik tante ambilkan untuk Dava sama Della," ujar Fara tersenyum manis.

"Kamu! Tangan kamu masih berfungsi kan?" ketus Kinan pada Della.

FredellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang