[38] Second Angers

2.3K 233 54
                                    

***

Udara terasa begitu mencekik di Kota Hantu, tidak seperti waktu biasanya dimana lebih hidup. Bahkan jalan-jalan dan pasar-pasar tempat para Hantu biasanya berkeliaran dengan segala dagangan mereka pun gelap tanpa penerangan apapun. Kegiatan mereka tetap dilakukan seperti biasa, namun mereka lebih memperhatikan tindakan mereka, berhati-hati untuk tidak membuat suara keras yang mungkin akan menganggu Raja Hantu tertentu.

Tidak, tentu bukan Raja Hong penguasa Kota Hantu yang mereka maksudkan. Bagaimanapun Raja Hong sendiri tidak mempermasalahkan jika mereka berbuat keributan ataupun perang di Kota Hantu, dengan syarat apapun yang mereka lakukan tidak memberi dampak buruk kepada Dewa Putra Mahkota ataupun menganggu momen berharga Raja Hong.

Yang di maksud sekarang ini adalah Raja Hantu yang sejak dia mendapatkan gelarnya dia sudah sering tinggal di salah satu manor di Kota Hantu. Raja Hantu yang sejak awal kedatangannya selalu memasang wajah tabah dan senyum lembut, sekilas terlihat begitu suci sehingga bisa disalah pahami sebagai Dewa, yang pasti akan jika saja aura yang di pancarkan olehnya tidak hitam pekat yang begitu berbanding terbalik dengan aura putih yang suci.

Raja Hantu yang dimaksud –Yue Qingyuan, sejak awal kedatang tidak pernah membuat kacau di Kota Hantu, dan selain itu dia juga berhubungan baik dengan Raja Hong. Yue Qingyuan sendiri jarang keluar dari Manor tempat dia tinggal, dia hanya keluar sesekali dan itupun untuk menemani Dewa Bailian jika sang Dewa datang berkunjung. Atau adanya acara yang dapat dia hadiri, seperti Festival Surgawi baru-baru ini contohnya.

Keakraban antara Yue Qingyuan dan Dewa Bailian adalah hal yang sudah diketahui oleh semua hantu di Kota Hantu. Jika Raja Hong dan Dewa Putra Mahkota adalah contoh figure pasangan Surga-Neraka yang begitu serasi, maka Yue Qingyuan dan Dewa Bailian adalah contoh figure saudara Surga-Neraka.

Walau terkadang banyak yang salah paham bahwa Dewa Bailian lah yang berada di sisi Neraka bukan Surga, mengingat bagaimana tabiat sang Dewa.

Dan bicara tentang sang Dewa, belakangan ini tersiar kabar kalau sang Dewa entah bagaimana dank arena alasan apa, telah dan mau menikah dengan makhluk yang sangat dikenal sangat di benci oleh Sang Dewa, Iblis, lebih tepatnya Raja Iblis yang sudah sangat terkenal sejak keberhasilahnnya mengabungkan tiga dunia sekaligus dan menjadi penguasa di sana.

Terlebih dengan jumlah Hareemnya yang bahkan di Kota Hantu sendiri ada cukup banyak hantu wanita yang ingin bergabung, sayang sekali Hantu tidak sama dengan siluman ataupun iblis, sehingga wanita itu tidak bisa menggapai mimpinya.

Tentu lain cerita kalau hantu itu adalah Raja Hantu, Dewa sekalipun bisa digapai.

[A/N ; Nyindir siapa sih?]

Siapa yang menyangka bahwa Dewa Bailian yang terkenal berpantang akan bergabung juga dalam jajaran Hareem sang Raja Iblis. Tak pelak hal ini membuat semua orang terkejut namun rasa terkejut mereka sepertinya tidak sebesar rasa terkejut yang dirasakan oleh Yue Qingyuan. Sang Raja Hantu itu, jika saja tidak ditahan oleh Raja Hong dan Raja Hantu Perairan Dalam, mungkin sudah menyerbu ke dunia fana dan menyerang Raja Iblis yang dimaksud.

Ah, mungkin mereka harus menambahkan keberadaan kembaran sang Dewa Bailian.

Shen Yuan, yang sekarang berusaha menenangkan Yue Qingyuan. Menyakinkan kalau dirinya yang notebane-nya sudah bersama dengan kembaran Luo Binghe, BingMei, baik-baik saja dan BingMei juga tidak pernah melukainya, bahkan BingMei menjaga dirinya dengan sangat baik.

"Tapi bajingan itu bukan setengah iblis! Dia.Iblis.Sepenuhnya!!" seru Yue Qingyuan kesal, masih belum bisa meredakan amarahnya.

"Qi-ge, tolong tenanglah. Mari berpikir dengan kepala dingin, jangan bersikap impulsive begini." Ujar Shen Yuan, dia tidak mau mengatakan ini sebelumnya tapi dia sepertinya harus. "Lagi pula, semua tindakan impulsive yang Qi-ge lakukan tidak pernah berbuah manis. Jadi tolong tenang."

[BL] This Fate Who Protagonist Regret It (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang