***
Shen Yuan malam itu kembali bermimpi. Mimpi tentang bagaimana kekejaman yang diderita oleh tubuh asli yang dia tempati. Kali ini mimpi itu bukan tentang saat hari-hari terakhir Shen Jiu saat disiksa Luo Binghe. Tapi itu adalah mimpi tahun-tahun dimana Shen Jiu berada dibawah magang Wu Yanzi.
Remaja yang memiliki perawakan halus itu memiliki banyak luka memar di seluruh tubuhnya saat dia berlari cepat sembari memeluk barang di pelukannya. Dia berlari hingga nafasnya ter putus-putus, berusaha lepas dari kejaran para orang dewasa yang memiliki tubuh beberapa kali lipat lebih besar darinya.
Mata hitam remaja yang tampak baru beranjak 14 atau 15th itu menyisir setiap jalan yang dia lalui. Memasuki celah antara rumah yang relative kecil tapi bisa dia lewati dengan leluasa. Kutukan dan teriakan dapat dia dengar dari orang-orang dibelakangnya. Dia juga bisa merasakan energi Qi dengan niat membunuh dari seorang kultivator yang merupakan Tuan dari orang-orang besar itu.
Remaja itu mencoba bertahan, guru nya sama sekali tidak mengajar dia bagaimana mengendalikan Qi sehingga dia hanya bisa mengandalkan diri sendiri. Belajar bagaimana dia mengembangkan Qi batin di tubuhnya secara otodidak.
Mengetatkan rahang. Remaja itu memaksakan dirinya melawan dan terus berlari menjauh hingga mencapai ke tempat yang menurutnya aman.
Bersembunyi di gang terpencil yang kosong. Remaja itu menatap dingin jalan besar didepan gang. Mengantisipasi kalau kalau orang-orang masih terus mengejarnya sembari mengatur pernafasannya yang tidak beraturan. Setelah beberapa lama, remaja itu yakin kalau dia sudah bebas dari kejaran orang-orang sebelumnya. Tapi dia sama sekali tidak menghela nafas lega ataupun merilekskan wajahnya yang dingin dan kaku. Malahan matanya semakin was-was saat gurunya, Wu Yanzi datang entah dari mana menghampiri.
Pria kultivator itu sama sekali tidak melirik keadaan remaja yang menjadi magangnya. Tangan besarnya langsung saja merebut barang yang di peluk oleh yang lebih muda, mengamati nya dengan tatapan menilai sebelum menyeringai lebar.
"Makhluk kecil, kau punya mata yang bagus." Ujar nya senang sembari berbalik pergi.
Remaja itu, Shen Jiu, menatap kosong tanah di bawah kakinya sejenak sebelum berjalan mengikuti Master nya. Dia kelelahan, sangat kelelahan. Dia juga kelaparan dan haus. Tapi dia tidak bisa beristirahat. Jika dia berhenti sejenak saja, maka dia akan jauh tertinggal. Dia juga masih belum bisa membela diri kalau-kalau orang-orang yang barangnya dia curi tidak sengaja bertabrakan jalan.
Wu Yanzi memasuki rumah Bordil dengan langkah mantap, sama sekali tidak memikirkan Shen Jiu yang menatap kosong bangunan mewah yang penuh dengan aroma bedak dan pewarna bibir. Mengabaikan semua yang menatapnya, Shen Jiu melangkah masuk mengikuti punggung Masternya.
Satu kecantikan datang melemparkan dirinya pada Wu Yanzi yang dengan senang hati menerimanya. Percakapan mereka halus dan samar ditemani suara musik dan obrolan lainnya di aula tempat itu. Shen Jiu masih berdiri tegap dan menatap kosong. Di suasana yang remang karena pencerahan yang hanya menggunakan lilin, sutra-sutra halus yang menghiasi segala penjuru bergerak lembut ditiup angin. pemandangan disekitar remaja yang halus itu membuat Shen Jiu terlihat seperti boneka cantik yang sedikit lusuh karena pakaian dan beberapa memar di wajah yang halus.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] This Fate Who Protagonist Regret It (SLOW UPDATE)
FantasyScum Villain's Self Saving System --------- Kenapa? Kenapa 'Dia' memiliki Shizun yang memperhatikan sementara aku harus mendapatkan Shizun yang penuh dengan rasa iri dan tak tahu malu?! Padahal jelas kami orang sama?! - Luo Binghe (BingGe/OriBinghe)...