Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
Semakin malam nampaknya klub semakin ramai, orang-orang berdansa menggila, hingga membuat Lalisa tak tega untuk membiarkan wanita di sebelahnya tersenggol oleh kaum yang sedang berpesta.
Dengan sengaja Lisa memeluk tubuh itu hingga melewati kerumunan yang asyik berdansa.
"Apa yang sedang terjadi dengan cara kerja jantungku? Kenapa detaknya begitu kencang hingga aku tak bisa menahan dentumannya? Astaga Lalisa, sadar.. Dia hanya perempuan yang butuh pertolongan saja, bukan perasaan. Jadi tolong jangan terbawa oleh suasana" - Lalisa.
Lisa bertengkar dengan pikirannya sendiri melalui celah hati, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat setelah menenggelamkan kalimat dalam sanubarinya tadi, lalu tiba di dekat pintu dengan keadaan memeluk Jennie.
Lisa melepas pelukannya, karena posisi mereka telah cukup aman. "Emh, begini, aku tidak tahu kakakmu pergi ke mana, tapi kita bisa ke rumahmu dulu tidak? Barangkali kakakmu sudah di rumah, dan jika memang tidak ada juga, kita akan mencarinya. Kau punya fotonya 'kan di rumah?"
"Punya"
"Ya sudah kita ke mobilku dulu, kebetulan aku bawa mobil" Lisa kembali menuntun wanita cantik itu, sambil membawa tongkatnya yang telah ia lipat.
Click..
Lisa membukakan pintu mobilnya, lalu menempatkan tubuh itu di kursi sebelah kemudi, ia menutup kembali pintunya dan masuk untuk mengemudikan mobilnya.
"Kau bisa pakai sabuk pengaman?" tanya Lisa, wanita itu mengangguk.
"Nee"
"Em" tak sadar bibir Lisa kembali tersenyum, ia lalu mengerjapkan matanya dan menggeleng cepat, buru-buru menyadarkan diri.
Mengingat tujuan utamanya adalah menolong seseorang, maka dia tidak bisa melibatkan perasaannya ketika sedang menatap wajah manis berelok rupa tersebut. Apalagi dalam tempo secepat itu.
"Oh iya, kita belum sempat berkenalan, siapa namamu? Dari tadi aku tidak bisa memanggil namamu, jadi sungkan setiap kali aku mau bertanya"
"Namaku Jennie, Kim Jennie, namamu?" jawabnya, lalu melempar senyuman yang begitu manis.
"Nama yang cantik, apalagi senyumannya, lebih cantik. Aish.. Lisa! Andwae! Andwae! Hajima.. Lisayaa, hajima" - Lalisa.
"Ahm Jennie, aku panggil Jennie ya?" Lisa tersenyum, kemudian ia menatap Jennie lagi, entah kenapa ada hal menarik dari matanya, hingga Lisa tak diizinkan untuk berpaling dari senyuman tadi.
"Nee, ahm, orang baik?" tanya Jennie sambil melihat ke arah Lisa, lalu melambaikan tangannya.
"Ne?" Lisa tersadar kemudian melihat Jennie yang bisa tepat menatapnya. "Kau bisa melihatku?"
"Em.. Sebenarnya aku tidak buta, aku masih diberi penglihatan sekitar 30% dari cahaya"
"Jadi, 70%nya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
An Angel ☆
Teen Fiction[18+] "Semua yang kau lakukan menggetarkan hatiku, bahkan ribuan bintang-bintang berbisik padaku, di saat aku mulai mengagumimu, kaulah satu-satunya yang mampu membuatku menggerakkan langit dan bumi"