3.🔹

3.6K 329 28
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Jantung Jennie berdebar-debar, nafasnya menderu karena ia juga tidak tahu siapa yang menariknya dan memeluknya. Tapi bau parfum yang tercium sudah pernah Jennie rasa, chocolate mint, adalah parfum yang dipakai Lisa.

"Lisa?" tebak Jennie.

"Eoh?" Lisa menoleh, tak sadar memeluk Jennie sedari tadi.

"Kau belum pulang?"

"Celaka aku, jika aku pulang, karena sudah membiarkanmu berkeliaran lagi dini hari" ungkapnya sambil melihat pergerakan para pemabuk jalanan.

"Maafkan aku, tapi aku harus mencari kakakku"

"Kita cari bersama, aku sudah bilang, dan kau berbohong padaku"

"Kau juga!"

"Oh iya ya? Ya sudah, kita impas"

Lisa menoleh sedikit dan melihat mobilnya dipukuli dengan kayu, hingga kaca depannya pecah. "Sial!" umpat Lisa, ia meremas wajahnya lalu mengeluarkan nafas berat.

"Mereka merusak mobilmu" pekik Jennie, Lisa mengangguk, kemudian berbisik pada telinga Jennie.

"Iya"

"Li, maafkan aku"

"Kau tidak bersalah"

Dan para kumpulan pria tadi melewati tempat persembunyian Lisa dan Jennie. Tidak ingin merasa dicurigai, sebab ia juga harus melindungi Jennie, Lisa menarik syal Jennie untuk berpura-pura menciumnya saat pemabuk itu melihat ke arah mereka.

"Diamlah, mereka melihat ke arah kita" ucap Lisa lalu menempelkan bibirnya dengan bibir Jennie yang terhalang oleh syal merah milik Jennie.

"Cih, pasangan homoseks, ayo cari yang lebih menarik lagi" ucap ketua mereka, lalu pergi untuk membuat kegaduhan lain yang menyenangkan hati.

"Sialan, awas kalian!" - Lalisa.

Jennie tertegun dengan jantung yang semakin terpacu, ia menyadarkan dirinya bahwa yang barusan menempelkan bibirnya adalah seorang perempuan. Dan dia tidak bisa untuk menitipkan sedikit pun perasaannya.

"Apa Lisa bervital laki-laki? Mwo? Tidak tidak, tidak Jennie, kau tidak boleh berpikir ke arah sana. Lisa perempuan biasa, aku yakin, tapi kenapa bagian kewanitaannya begitu keras dan menggunduk? Jangan-jangan.." - Jennie.

"Ekhem, ehm, mian Jennie" Lisa berdeham usai mengakhiri tempelan bibirnya pada bibir Jennie.

"Em" Jennie mengangguk kemudian melihat ke arah tangan Lisa yang masih menggenggam tangannya, ia merasakan genggaman selembut sutera tersebut.

"Ahm, Li.." lirih Jennie.

Lisa menyadari tangannya yang masih berada di tempat, lalu kembali meminta maaf kepada Jennie. "Maaf Jennie, kalau begitu lebih baik kita cari kakakmu"

An Angel ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang