Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
"Apa katanya?" tanya Jennie saat Lisa masuk kembali ke dalam toko. Ia menghampiri Jennie yang sedang duduk di mejanya.
"Katanya dia akan membawakan makanan kesukaanmu" Lisa terpaksa berbohong, atas perintah dari kakaknya Jennie.
"Malam ini?"
"Em, kurasa begitu"
Jennie mengangguk, lalu mencari Lisa, tangannya meraba-raba tanpa memegang tongkat.
"Kau mau belajar membuat tembikar?" tanya Jennie setelah Lisa menghampirinya.
"Kau mau mengajariku?"
"Tentu saja, masih ada sisa tanah liat di sini, ayo ikut aku"
"Lalu tokomu, tidak dijaga?"
"Tidak ada yang masuk untuk belanja, semua akan baik-baik saja, kalau pun ada pelanggan, pasti belnya akan berdenting"
"Benar juga, baiklah, aku akan belajar" buru-buru Lisa memapah Jennie, dan mereka masuk ke belakang toko, di mana tempat itu benar-benar seperti ruangan terbuka untuk membuat seni tembikar, mulai dari tempat tanah liat, meja putar, pembentuk, tempat bembakaran, sampai ruang untuk pengecatan semuanya berdampingan.
Jennie duduk di tempatnya, lalu meminta bantuan Lisa untuk mengambil sebongkah tanah liat yang sudah siap untuk dibentuk.
"Kau bisa menolongku?"
"Untuk mengambil tanah liat ini?" tanya Lisa, ia sudah memegangnya dan menyimpannya di meja putar untuk membentuk.
"Em, air, dan alat untuk aku membentuknya"
"Baiklah nyonya" ucap Lisa bergurau, Jennie tertawa begitupun Lisa.
"Hahaha.. Mian hm?"
"Gwenchana, guruku"
Lisa menyiapkan semua yang Jennie sebutkan tadi, lalu ia duduk di sisi Jennie, memperhatikan dengan serius bagaimana kecantikan wanita di sebelahnya.
"Ini, semuanya sudah ada"
"Gomawo.." ucap Jennie sambil mengusap pipi Lisa, ia lupa bahwa tangannya sudah membentuk tanah liat yang sudah dibasuh sedikit air.
Lisa mengusap pipinya lalu cemberut untuk membuat sebuah protes kecil pada Jennie. "Ah Jennie, wajahku kena tanah liat"
"Mwo? Ah.. Mian Li.. Aku lupa. Mana coba sini kulihat?" Jennie meraba pipi Lisa, lalu Lisa mengoleskan tanah liat di meja putar ke pipi Jennie, hingga keduanya sama-sama tertawa.
"Dasar hm.., sudah ingat tetap saja ingin mengotori wajahku" balas Lisa, mereka saling mengotori wajah bersama.
Setelah merasa cukup mencemongi Jennie dengan kejahilannya, Lisa belajar untuk membuat tembikar keramik dengan serius. Ia melihat bagaimana cara Jennie membuat sesuatu yang begitu indah dengan penuh teknik dan kesabaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Angel ☆
Teen Fiction[18+] "Semua yang kau lakukan menggetarkan hatiku, bahkan ribuan bintang-bintang berbisik padaku, di saat aku mulai mengagumimu, kaulah satu-satunya yang mampu membuatku menggerakkan langit dan bumi"