12.🔸

2.8K 334 48
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Tengah malam Jennie terusik, terpaksa membuka mata dan meringis kesakitan. Ia juga menangis tanpa suara, karena tak mau membuat kakaknya mengkhawatirkan kondisinya.

Namun dugaan Jennie justru salah, di kamar itu terdapat seseorang yang sekarang sedang memandang langit-langit kamar Jennie, memikirkan beberapa hal yang mengganggu pikirannya.

"Bagaimana jika aku gagal menjadi chef untuk Jennie? Aku ingin membuatnya merasa bahwa aku benar-benar bisa melakukan sesuatu untuk membuatnya bahagia dan bangga. Beralih dari keuangan menuju masakan, aku memang tidak punya basic sama sekali di dunia dapur. But Jennie, semoga saja kau bisa mengerti suatu saat nanti, bahwa aku melakukan ini hanya untukmu, untuk masa depan kita seperti yang kita harapkan" - Lalisa.

"Ss.. Engh" lirih Jennie, dan Lisa yang sedari tadi memikirkan sesuatu, beralih fokus pada suara Jennie.

"Jennie, kenapa?" tanya Lisa, ia langsung mengusap bagian di mana Jennie merasakan nyeri.

"Liih.., kau menginap?"

"Iya, aku menginap. Ini sakit kenapa? Sesak? Kembung? Melilit?" tanya Lisa, ia memegang bagian perut Jennie tepat di bawah payudara, lalu berusaha untuk tetap tenang.

"Sakit, seperti ada yang menusuk, Li.. Ukhuk.." Jennie memuntahkan darah, sampai Lisa terkejut dan cemas menghadapinya.

"Jennie!" Lisa menghapus air mata wanitanya, lalu memeluknya dengan usapan yang tidak berhenti, ia membersihkan darah dari dagu Jennie, lalu menangis sambil mengusapnya.

"Kita ke rumah sakit ya? Di sana peralatannya lengkap, jadi kita tahu apa yang kau rasakan ini? Mau ya, demi kebaikanmu?"

"Aku tidak mau, ini hanya akan membebani eonni, jangan katakan padanya tentang ini"

"Jennie, yang penting sekarang ini adalah jalan terbaik untukmu, mau ya?"

"Aku takut.." Jennie meringis sambil meringkuk, ia meremas lengan Lisa yang sedari tadi memeluk dan mengusapnya penuh khawatir.

"Aku tidak akan meninggalkanmu begitu kita sampai, kita ke rumah sakit sekarang, hm?"

Terpaksa, Jennie mengangguk karena sakit di bawah payudaranya itu teramat membuat sesak dan mencekik secara perlahan, ia juga cukup kaget dengan adanya darah yang ia batukkan keluar, ia menangis sampai tidak tahu lagi harus berbuat apa selain memeluk Lisa dan pasrah akan keadaannya.

Lisa menyiapkan pakaian hangat untuk Jennie, dari lemari Jennie yang ia ambil secara asal. Tak peduli pada penampakan dalaman Jennie, ia singkirkan dulu sampai ia menemukan apa yang dia cari, lalu pergi ke kamar Jisoo dan menggebrak pintunya.

Brug brug! Brug brug brug brug!

"Eonni, kau sudah tidur belum?"

An Angel ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang