*********
Denada meletakkan tas ransel di atas meja kerjanya, mengeluarkan kamera dan memasukkannya ke dalam dry cabinet.
Wajah Denada terlihat kesal saat ingatannya kembali melayang pada kejadian semalam, di mana pria tua bodoh itu menghapus semua foto miliknya dengan seenak perutnya dan tanpa rasa bersalah sama sekali
Dengan malas, Denada membuka laptopnya dan mulai memasukkan memori yang berisikan hasil pemotretan model yang mereka lalukan sehari sebelumnya.
"Mengedit?" Dion menepuk bahu Denada
"Yup...." Denada mengangguk pelan
"Mana foto sunsetmu?"
"Diformat ama orang sinting." Denada mendengus kesal. Kekesalan menguar kental dari nada suaranya
"Maksudmu?" Dion tampak bingung
"Kau ingat saat aku bilang, ada sosok pria di villa yang tertangkap kameraku? Nah, setelah kalian pulang, aku ketiban sial. Pria itu membawaku ke villa secara paksa, menginterogasiku dan sekaligus mengformat memoriku langsung. Bego gak tuh orang? Mestinya dia hapus aja foto yang dia inginkan." Denada mendengus kasar
"Itu kan villa milik Maxwell corp? Trus bagaimana dia bisa berada di sana?" Dion tampak tercengang
"Dia meminjam, katanya sih, dan dia punya kuncinya, lengkap."
"Atau mungkin dia adalah salah satu kenalan atau keluarga dari Maxwell?"
"Entahlah." Denada mengedikkan bahunya, menghela nafas, mencoba meredakan kemarahan dan kekesalannya "Lupakan...." Denada melirik ke arah Dion "Lebih baik kita fokus pada kerjaan kita. Kudengar foto ini harus disetor secepatnya, kan? Mereka ingin memasangnya sebagai iklan di majalah."
"Benar, selesaikan saja editingnya. Bagi tugas dengan Jack dan Ade. Setelah istirahat siang, kita otewe ke salah satu resto Maxwell corp, mereka request kita untuk membuat foto menu baru mereka." Dion menarik kursi dan duduk di sebelah Denada dan mulai membuka laptopnya
" Oke." Denada bergumam perlahan dan mulai fokus dengan laptopnya
***************
Kevlar meletakkan tabletnya di atas meja kerjanya, matanya berpaling dan kembali memeriksa layar laptopnya. Kevlar mengangkat kepalanya, melirik sekilas ke arah map yang diletakkan Gerald di samping laptopnya. Kevlar menaikkan alisnya, menatap Gerald dengan tajam
" Permintaanmu." Gerald menjawab pelan
Kevlar tampak tertegun sejenak, berpikir, namun kemudian tersenyum miring
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY (TAMAT)
RomanceSometimes it takes sadness to know happiness But never let the sadness of your past and the fear of your future ruin the happiness of your present Bagaimana jika dua insan dengan masa lalu kelam dan menyedihkan bertemu? Denada Parmadita, gadis yang...