Chapter 45

2.8K 158 0
                                    

Satu minggu kemudian

Kevlar mematikan mesin mobilnya di area parkiran basement Maxwell tower.

"Seharusnya kau masih cuti, girl." Kevlar mengerang kesal.

"I'm better, Kei. Lagian aku bosan di apartement tanpa mengerjakan apapun. Lama lama aku akan jadi bulat karena hanya makan dan tidur, lalu kau pun meninggalkanku." Denada terkekeh kecil, meraih tas selempang dan tote bag berisi bekal makan siangnya.

"Saat kau menikah denganku pun, kau akan menjadi bulat, kupastikan itu." Kevlar menyeringai, mesum

"Yakin sekali." Denada menatap Kevlar, terpana "Apakah kau yakin akan tetap suka dengan aku yang membulat?"

"Tentu saja sangat yakin, karena kau akan kubuat membulat bersama bibit keturunanku." Kevlar tergelak

"Orang tua memang begitu, tidak sabaran " Denada menepuk tangan Kevlar, tampak gemas "Ayo...."

"Ayo?" Kevlar menaikkan alisnya, menatap Denada.

"Turun...." Denada membuka pintu mobil dan melangkah turun.

"Tumben...." Kevlar tergelak "Biasanya kau mengintip kesana ke mari, memastikan tidak ada orang di area basement sebelum berlari ke arah lift. Sekarang kau malah mengajakku?"

"Untuk apa?" Denada menutup pintu mobil, menatap Kevlar yang keluar dari pintu mobil di sisi kemudi "Bukankah konferensi pers yang kau adakan 3 hari lalu sudah blak blakan menjelaskan semua hal? Statusmu hanya anak angkat, kau secara resmi melepas hak waris Maxwell dan juga mengumumkan hubungan kita secara terbuka. Pake acara umpet umpetan juga gak ada gunanya. Dan aku juga sedang tidak dalam kondisi fit untuk berlari lari." Denada memutar bola matanya, jengah.

"Wow kalimat yang sangat panjang dan jelas." Kevlar mengunci mobil dan melangkah ke arah Denada, mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Denada.

"Setidaknya jauh lebih baik dibandingkan melihatmu bermain petak umpet saat pergi dan pulang kerja bersamaku, ayo." Kevlar menggenggam jemari Denada, bersama melangkah masuk ke dalam lift.

**********

"Seharusnya aku belum mengijinkannya masuk. Luka di perut Denada masih dalam proses pemulihan." Kevlar bergumam samar, berdiri di depan ruangan divisi creative.

"Jangan khawatir, pak. Kami akan memperhatikan hal tersebut. Denada tidak akan memotret sampai beberapa minggu ke depan, sampai kondisinya benar benar pulih." Dion menjawab tegas.

"Aku percayakan Denada padamu." Kevlar mengangguk pada Dion, sebelum akhirnya menatap ke arah Denada "Jangan terlalu memaksakan diri, girl."

"Don't worry." Denada mengangguk, mengulas senyum menenangkan.

Kevlar melirik sekilas ke arah arlojinya sebelum akhirnya melangkah meninggalkan ruangan divisi creative.

Denada meletakkan tasnya di atas meja dan duduk perlahan di kursinya.

"Hari ini tugasmu hanya memeriksa hasil editing saja." Dion menarik kursi dan duduk di samping Denada.

"Oke." Denada mengangguk.

"Ngomong ngomong, konferensi pers yang diadakan pak Kevlar benar benar mengagetkan." Dion bergumam pelan.

"Oh iya?" Denada menyalakan laptopnya.

"Kurasa semua karyawan cukup kaget saat mengetahui kalo desas desus bahwa Pak Kevlar hanyalah anak angkat ternyata adalah sebuah fakta. Tapi yang lebih mengejutkan, Pak Kevlar ternyata benar benar melepaskan hak warisnya sebagai salah seorang Maxwell."

DESTINY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang