Chapter 15

3.9K 250 25
                                    


Cinta tak butuh banyak kata, cinta hanya butuh pembuktian
(Kevlar Maxwell)

***********



Denada turun dari mobil dan tanpa bertanya mengikuti langkah besar Kevlar yang berjalan sambil memegang erat tangannya. Mereka masuk ke dalam lift apartment dan Kevlar dengan cepat menekan angka 8. Denada hanya memandang dengan tatapan penasaran, tapi enggan bertanya. Seingat Denada, unit milik Kevlar berada di lantai 15. Tapi Denada memilih diam dan mengikuti langkah Kevlar yang kembali berjalan menyusuri lorong unit saat lift tiba di lantai 8.

Langkah Kevlar berhenti di depan pintu bertulis angka 822. Kevlar meraih kartu dari dalam saku kemejanya dan menempelkannya di depan pintu. Begitu indikator lampu di pintu berubah warna menjadi hijau, Kevlar membuka pintu

"Ayo girl...." Kevlar memberi kode agar Denada mengikutinya masuk.

"Apartmentmu?" Denada melempar pandangannya berkeliling. Apartment dengan dua kamar, satu ruang tamu merangkap ruang keluarga, satu dapur merangkap ruang makan, kamar mandi dan balkon yang tidak terlalu besar.

"No...." Kevlar menggeleng, mengulas senyum lebar di wajahnya.

"Lalu?" Denada menatap Kevlar, tampak bingung.

"Kau suka, girl?" Kevlar merengkuh tubuh kecil Denada dari belakang, memeluknya dengan erat, penuh aura kepemilikan dan dominasi.

"Hm, bagus...." Denada menjawab pendek, menghela nafas, mencoba melepaskan diri dari pelukan Kevlar, tapi rasanya sia sia, tubuh besar Kevlar tidak bergerak sama sekali. Denada mengerang samar, pasrah,

"This unit is yours, girl." Kevlar menunduk dan berbisik di telinga Denada, serak sekaligus terdengar seksi.

"Hu?" Denada tampak bingung dan mencoba berbalik tapi Kevlar masih menahannya dalam posisi yang sama.

"Now, this is yours, unit 822, aku membelikannya untukmu." Kevlar berbisik kecil dan membuat Denada meremang saat merasakan hembusan nafas Kevlar di pipinya dan hidung Kevlar menyentuh lembut daun telinganya.

"Untuk apa?" Denada bergumam "Aku punya rumah, Kei."

"Aku hanya sedikit khawatir dengan lingkungan tempat tinggalmu, girl. Wajar jika aku ingin kekasihku tinggal di lingkungan yang lebih aman dan dekat denganku." Kevlar melepaskan pelukannya dan memutar tubuh kecil Denada, menghadap ke arahnya. Sejenak mata mereka saling bertatapan sebelum akhirnya Denada memutus kontak mata mereka berdua.

"Ini terlalu berlebihan, Kei. Lagipula lingkungan rumahku cukup aman, Kei." Denada mendesah, mulai merasa tidak nyaman pemberian Kevlar. Denada tau, harga satu unit apartment tidak murah, apalagi di tower di mana mereka berada.

"Tidak ada yang berlebihan jika itu untukmu. Kau masih bisa tetap tinggal di rumahmu, tapi jika kau pulang malam, lebih aman kau balik di sini. Oke girl? Aku tidak mau menerima bantahan." Kevlar mengecup lembut kening Denada.

Kevlar menarik tangan Denada dan menunjukkan kamar utama yang didominasi oleh warna biru langit, mulai dari sprai, wallpaper, hingga tirai.

"Ini kamar tidurmu dan ruangan ini kubuat jadi ruang kerjamu." Kevlar menunjukkan kamar di sebelah kamar bernuansa serba biru yang sudah diisi dengan satu meja dan kursi kerja, satu rak serba guna di satu sisi yang masih kosong dan sebuah laptop berlambang buah apel tergigit berada di atas meja kerja.

DESTINY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang