"LAVINA SAPUTRA!!!!!! APA YANG KAU LAKUKAN?" suara keras pria terdengar lantang di dalam ballroom.
Denada dan semua yang berada di dalam ballroom sontak mengarahkan pandangan ke arah asal suara itu. Seorang pemuda tinggi tegap, berwajah tampan dengan jas dan kemeja yang tidak dikancing rapi berdiri di pintu masuk ballroom. Di belakangnya tampak berdiri dua orang pria yang bertubuh tegap dengan pakaian hitam hitam.
"Oh Shit! We're in trouble!" Dion memaki pelan, tampak gugup.
"Ha?" Denada mengangkat alisnya, memandang Dion, meminta penjelasan. Tapi Dion hanya terpaku memandang ke arah pintu ballroom.
Pria itu masuk dengan aura intimidasi yang kuat. Pandangannya dingin dengan rahang yang mengeras. Langkah kakinya begitu tegas, setegas tulang rahang yang membingkai wajah rupawannya.
Lavina tampak menyeringai kecil dan menjauhkan tubuhnya dari Ryan. Lavina berdiri dengan santai sambil bersedekap dada, memandangi pria itu.
"Apa kalian tidak diberitahu konsepnya? Tanpa adegan mesra mesraan bukan?" pria itu, Kendrick Maxwell, berbicara dengan suara dingin dan mengedarkan pandangannya ke seluruh kru yang sedang menunduk.
"Come on, Ken. Itu hanya ideku." Lavina mendekati Kendrick, bergumam lembut.
Denada mencuri pandangan ke arah Kendrick yang tampak sangat kesal.
"Kau tau aku tidak suka, tapi kau tetap melakukannya?" Kendrick menatap tajam Lavina, namun nada suaranya terdengar melunak dibandingkan saat ia berbicara dengan kru pemotretan.
"Heiii boy, It's just photo session." Lavina merengut dan meraih tangan Kendrick, menggenggamnya dengan manja.
"Tetap saja aku tidak suka. You're mine, Lavina." suara Kendrick terdengar sangat tegas.
Oke, apakah semua keturunan Maxwell benar benar possesif dan sangat suka mengatur?
Denada mengangkat alisnya mengamati interaksi antara Lavina dan Kendrick. Lavina tampak manja dan usil, sedangkan Kendrick tampak dewasa, dingin dan tegas. Perpaduan yang sangat menarik. Tapi satu hal yang tidak bisa dipungkiri, mereka pasangan impian, yang satu cantik dan yang lain tampan.
Kendrick menoleh ke belakang dan dengan anggukan kecil kepalanya seolah memberi kode kepada kedua pria yang berdiri di belakangnya untuk bertindak.
Kedua pria itu dengan sigap berjalan ke arah kru dan mengambil kamera yang dipegang Dion dan Jack.
"Hei, wait! Apa yang kalian lakukan?" sontak Denada berteriak, spontan.
"Tentu saja menghapus foto yang tidak layak tayang." Kendrick menatap Denada dengan tatapan dingin.
"Damn! Jangan diformat brengsek! Hapus saja yang dirasa tidak layak." Denada menaikkan nada suaranya tanpa sadar, karena ia masih ingat kejadian saat pria besarnya dengan seenak perutnya menformat memori kameranya sehingga semua fotonya terhapus tanpa sisa.
"Kau berteriak padaku?" Kendrick menatap Denada, tajam.
"Ya, karena jika kalian dengan sengaja menformat memori kamera, kami harus mengulang semua sesi pemotretan dari awal, sedangkan foto yang menurut anda tidak layak, itu hanya di sesi akhir saja." Denada menatap Kendrick dengan berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY (TAMAT)
RomanceSometimes it takes sadness to know happiness But never let the sadness of your past and the fear of your future ruin the happiness of your present Bagaimana jika dua insan dengan masa lalu kelam dan menyedihkan bertemu? Denada Parmadita, gadis yang...