Chapter 18

3.5K 210 17
                                    

Denada melangkah masuk ke dalam ruangan divisinya dan langsung menuju meja kerjanya,  meletakkan ranselnya dan menghela nafas lega. Hari ini, ia berangkat ke kantor bersama Kevlar. Denada butuh waktu cukup lama untuk memastikan area basement benar benar sepi sehingga tidak ada satu karyawan yang melihatnya turun dari mobil mewah milik Kevlar,  sebelum dengan cepat berjalan setengah berlari, masuk ke dalam lift, tentu saja tanpa Kevlar.  

Denada mendesah samar, mengusap dadanya yang masih terasa berdebar kencang karena bermain kucing kucingan di area parkiran basement. Ini bukan kehidupan normalnya yang wajar.

"Udah baikan?  Kemarin katanya sakit ya?" suara Dion mengagetkan Denada.

"Udah, kemarin hanya kurang sehat aja." Denada mengangguk,  tidak mungkin ia bercerita apa yang sebenarnya terjadi

Kurang sehat efek jadi korban kebrutalan ranjang seorang Kevlar? Oh tidak, apa kata dunia

"Ehh elo sampe diinfus?" Dion menunjuk ke arah plester di punggung tangan Denada.

Deg
Ceroboh

"Ehhh...." Denada memaki dalam hatinya karena lupa melepas plesternya "Iya, hanya kecapean aja. Don't worry. Dah baikan kok." Denada dengan cepat melepas plester dan langsung membuangnya di tempat sampah.

"Hati hati, Nada. Jangan sampai thypus mu kambuh lagi." Dion mengingatkan

"Thanks." Denada mengangguk, mengulas senyum lebar  "Katanya pemotretan kemarin dipindah hari ini?"

"Modelnya rese tau,  cuma mau kamu yang motoin dia,  dikirain kita gak bisa? " Jack mendengus, wajahnya tampak kesal.

"Emang siapa sih modelnya?" Denada mengerutkan keningnya.

"Ryan " Dion terkekeh "Salah satu fansmu."

"Ohhh... Trus konsepnya apa?" Denada berdiri bersandar di mejanya.

"Konsepnya mau moto di bathtub, kamar,  kolam ama pantai.  Mepet sih, harusnya dikerjain dalam dua hari, tapi kemarin Ryan udah nolak mentah mentah.  Modelnya Ryan ama Wanda,  enaknya gimana? Dibagi dua team aja kali." Dion tampak berpikir.

"Ryan mungkin bisa di kolam dan kamar,  Hm, Wanda mungkin lebih cakep di bathub dan kamar.  Untuk pantai berdua bagus kali ya, ala prawed." Denada tampak berpikir.

"Bagi dua team kalo gitu,  team Wanda dan Ryan.  Kita bisa mulai setelah makan siang dengan sesi indoor dulu,  jam 4an kita bisa mulai sesi outdoor,  cahaya udah lebih soft jam segitu." Dion menimbang nimbang.

"Aku setuju,  modelnya udah ready?  MUA dan bagian perlengkapan gimana?" Denada memandang Jack.

"Ready." Jack mengangguk.

"Salah kostum dah...." Denada mengeluh samar, melirik ke arah celana jeansnya dengan pasrah "Pake jeans gak bisa digulung naik,  mesti basah basahan dah." Denada bergumam

"Mampir ke rumahmu aja pas kita otewe ke lokasi, kau bisa ganti pakaian dulu." Dion menjawab santai, melirik geli ke arah jeans ketat yang dikenakan Denada.

"Boleh?" Denada menatap Dion, tersenyum lebar.

"Apa sih yang gak boleh buat anak kecil ini." Dion tertawa lebar,

DESTINY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang