Chapter 40

2.8K 178 13
                                    

Kevlar mengusap wajahnya dengan kasar. Helaan nafasnya terdengar sangat jelas di depan ruang ICU yang hening. Di dalam ruangan ICU, Denada sedang ditangani intensif oleh tenaga medis.

"Ganti bajumu dulu, Kei." Gerald mengulurkan paper bag ke arah Kevlar "Setidaknya jangan sampai dia melihatmu dalam kondisi penuh darah seperti ini."

Kevlar mendengus kasar,  menerima paper bag,  tapi tetap tidak beranjak dari tempat duduk.

"Kei...." Kendrick menepuk pelan bahu Kevlar "Denada butuh dirimu, dan bukan dirimu dalam kondisi seperti ini."

Kevlar menghela nafas kasar, akhirnya bangkit dan membawa paper bag, berjalan ke arah toilet.

"Aku belum pernah melihat kondisi Kei seburuk ini." Kendrick bergumam pelan, memandang punggung Kevlar yang berjalan dan menghilang di koridor menuju ke toilet.

"Denada membawa banyak perubahan pada dirinya." Gerald mendesah letih "Pria itu juga adalah salah satu fans Denada." dagu Gerald mengarah pada Ryan yang terduduk membisu di bangku panjang, memutar mutar kunci mobilnya dari tadi.

"Padahal sosoknya terlihat biasa biasa saja." Kendrick menghela nafas panjang. 

Dari kejauhan tampak Kevlar melangkah menuju tempat mereka berada. Wajah Kevlar tampak masih basah, jejak air terlihat masih menetes di beberapa bagian wajahnya, namun penampilannya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, saat wajah dan sebagian lengannya masih dipenuhi jejak darah yang sudah mengering.  Pakaian yang sebelumnya dipenuhi bercak darah sudah berganti dengan kaos hitam slim fit.

"Keluarga pasien Denada? Maaf, kami membutuhkan donor darah golongan A untuk pasien atas nama Denada." seorang pria berpakaian putih berdiri di depan pintu ICU.

"Saya, golongan darah A."

Suara Gerald dan Ryan terdengar bersamaan. Kevlar melenguh pelan,  golongan darahnya adalah AB.

"Golongan darah A?" pria berjubah putih itu bertanya dan serempak dijawab dengan anggukan tegas dari Gerald dan Ryan.

"Baiklah, mari ikut saya." pria itu membuka pintu lebar dan mempersilahkan Ryan dan Gerald masuk.

"Apa yang terjadi? Ohh Kei." Karenina yang baru tiba bersama Evano, langsung memeluk erat tubuh Kevlar.

"Mom, kenapa ke sini?" Kevlar berbicara dengan suara serak, padangan matanya tampak sayu.

"Ken menghubungiku dan menceritakan apa yang terjadi. Kau baik baik saja, Kei?"

"No, mom." Kevlar menggeleng letih, suaranya serak, matanya melirik ke arah Ryan dan Gerald yang baru keluar dari ruang ICU.

"Berdoa, son." Evano menepuk bahu Kevlar.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Karerina menatap berkeliling,  meminta penjelasan.

"Sepertinya ada yang tidak suka jika Kei menjalin hubungan serius dengan Denada." Kendrick menjawab singkat.

"Siapa?" Karenina tampak penasaran.

"Entahlah,  mom.  Pelakunya sudah kami amankan dan sedang diinterogasi.  Relax mom." Kendrick memegang lengan Karerina dengan lembut.

Pembicaraan mereka terhenti saat pintu ICU terbuka. Seorang pria berusia paruh baya keluar dari dalam ICU,  wajahnya tampak lelah.

"Keluarga Ibu Denada?"

"Ya kami semua." Gerald berdiri dan menjawab cepat.

"Saya dokter yang menangani operasi bu Denada.  Nama saya,  Hery.  Operasinya berhasil, tapi karena pasien sempat mengalami banyak pendarahan sampai membutuhkan transfusi darah,  kita hanya bisa menunggu dan berdoa agar pasien bisa melewati masa kritisnya.  Kondisi pasien selain mengalami luka tusukan yang lumayan dalam, pasien juga mengalami keretakan di pergelangan tangan dan patah tulang rusuk akibat pukulan benda tumpul. Saat ini,  pasien sudah kami pindahkan ke ruangan ICU VIP sesuai permintaan. Keluarga bisa mengunjunginya,  tapi tolong, taati aturan ruang ICU. Saat ini usahakan hanya keluarga yang sangat dekat saja yang bisa masuk." Hery memberi penjelasan.

DESTINY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang