"Cepat, waktu kita gak banyak." Dion menepuk bahu Denada dan segera berjalan menuju ke arah Jack dan Ade.Denada menghembus nafas panjang, ia sangat lelah. Hari ini mereka harus menyelesaikan tugas pemotretan untuk mempromosikan salah satu ballroom di hotel milik Maxwell corp. Kebetulan malam ini ada pesta pernikahan yang cukup mewah, sehingga ballroom hotel sudah dihias sedemikian rupa. Divisi creative ingin memanfaatkan moment itu dengan mengadakan pemotretan di siang hari, sebelum ballroom digunakan untuk acara di malam hari.
Denada membongkar peralatannya dari dalam tas ranselnya dan mulai duduk melantai di atas karpet ballroom yang cukup tebal.
"Gawat....." Ade datang menghampiri Denada, wajahnya tampak tegang.
"Gawat? Ada apa?" Denada mendongak memandang ke arah Ade dan kemudian menatap Dion yang berjalan menyusul Ade, keduanya menghampiri Denada.
"Modelnya itu loh...." Dion menggaruk tengkuknya yang bisa dipastikan tidak gatal.
"Emang siapa?" Denada memandang Ade dan Dion dengan penasaran.
"Ryan." Ade menjawab pendek.
"Ryan kan profesional, trus masalahnya di mana? " Denada tampak masih tidak mengerti dengan arah pembicaraan Ade dan Dion.
"Pasangannya itu loh, Lavina." Dion menyeringai kecil.
"Lavina itu model yang sedang naik daun, kan? Dia cantik dan juga profesional, trus masalahnya di mana?" Denada mendengus jengah, bingung dengan arah pembicaraan kedua pria di hadapannya.
"Trus trus trus melulu, kamu nih anak kecil gak update banget." Dion menyentil kening Denada dengan gemas.
"Auhh apaan nih? Beneran gak ngerti." Denada mengusap keningnya, menatap Dion dan Ade, mencari jawaban.
"Lavina itu kan pacar salah satu pewaris Maxwell." Dion berbicara dengan suara pelan, nyaris berbisik, tapi tetap terdengar jelas.
"Eh? Bagaimana ........ bagaimana?" Denada tampak sedikit kaget.
Pewaris Maxwell yang mana nih? Asal bukan Kevlar aja
"Iya, dia pacaran dengan salah satu Maxwell." Dion berbisik.
"Bos di kantor ya?" Denada mencoba memancing, memastikan nada suaranya tetap terdengar biasa.
"Bukanlah, bos di kantor tuh orangnya dingin banget. Sejak cerai sepuluh tahun lalu masih aja setia jomblo. Lavina nih pacaran ama adeknya bos kita, Kendrick namanya."
Ahhh... Untunglah.
"Ohhhh." Denada mangut mangut. Perasaannya sedikit lega saat mengetahui bukan Kevlar yang digosipkan berpacaran dengan Lavina
Kok aku jadi cemburuan dan posesif juga ya?
"Lalu?" Denada menatap Dion.
"Pak Kendrick tuh posesif banget. Ehh pasangan motret Lavina malah Ryan, tau kan gimana cakepnya Ryan. Nah sekarang mikir dah gimana bikin konsep foto couple yang gak pake adegan mesra. Mikir coba gimana?" Dion menyeringai lebar, wajahnya tampak pasrah.
"Mana ada konsep couple yang gak mesra?" Denada menaikkan alisnya, tampak berpikir.
"Nah itu dia. Memo udah tiba di divisi kita, konsep couple tanpa adegan mesra mesraan dan pake stempel Maxwell. Buset gak." Dion berdecak, raut wajahnya tampak kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY (TAMAT)
RomanceSometimes it takes sadness to know happiness But never let the sadness of your past and the fear of your future ruin the happiness of your present Bagaimana jika dua insan dengan masa lalu kelam dan menyedihkan bertemu? Denada Parmadita, gadis yang...