Tiga hari kemudian
Kevlar menyugar kasar rambutnya sambil melirik ke arah layar ponselnya. Gadis kecilnya, Denada, benar benar mengabaikannya.
Setelah insiden kecil di cafe, ia tidak bisa menemukan Denada di mana pun, baik di rumah kontrakan Denada maupun di apartmentnya. Semua pesan maupun panggilan telepon dari Kevlar, tidak satupun yang dibaca apalagi dibalas
Kevlar melirik malas ke arah ponselnya yang berdering, dengan malas ia menekan tombol hijau saat melihat nama seorang wanita terpampang di layar panggil ponselnya
"Ada apa lagi? Bukankah sudah kubilang itu bukan gosip, itu fakta. Aku sudah memilih dia sebagai calon istriku." Kevlar memijit keningnya dengan raut wajah frustasi "Nothing special between us. It's only one night stand, you know it, Sarah. So let close this conversation, okay?"
Kevlar mematikan sambungan panggilan di ponselnya, memejamkan matanya dan kembali menghela nafas kasar. Kevlar cukup frustasi saat ia tidak bisa menemukan Denada, sementara ia juga diteror oleh mantan mantan kekasihnya yang tidak percaya bahwa Kevlar akhirnya memilih menjalin hubungan serius dengan seorang wanita, dan wanita itu ternyata hanyalah seorang karyawan di kantornya, wanita biasa biasa, bukan dari kalangan sosialita maupun selebritis.
"Damn, kau betul betul kacau, dude." Gerald meletakkan map tipis di atas meja kerja Kevlar, menatap penampilan Kevlar yang terlihat kacau.
"Dia belum masuk kantor?" Kevlar menatap Gerald, menghela nafas kasar.
"Denada? Dia mengambil cutinya selama 3 hari. Besok dia baru masuk."
"Mengambil cuti di tengah padatnya jadwal pekerjaan? She's crazy!" Kevlar menggerutu.
"Haaaa... Semua pekerjaan divisinya sudah selesai, dude." Gerald terkekeh tipis, menatap wajah Kevlar yang tampak menahan kesal.
"Dia benar benar tidak menjawab telepon dan chatku, sama sekali. Menjengkelkan!" Kevlar mendengus kasar.
"Sudah sepantasnya." Gerald terkekeh, menyeringai "Siapapun akan marah saat mendapati wanita lain berani mencium kekasihnya, terang terangan, di depan matanya. Kalo Denada tidak marah, itu wajib dipertanyakan, Kei."
"Damn! Aku pusing menghadapi wanita wanita sialan itu."
"Itu kesalahanmu, kau terlalu banyak bertualang dengan banyak wanita. Aku sudah mengingatkanmu dari dulu, Kei."
"I know. Tapi aku juga sudah menegaskan dari awal, soal status hubungan yang hanya just for fun, one night stand " Kevlar mengeluh samar, menyandarkan dirinya di kursi kerjanya
"Tidak semua wanita bisa mengerti, terutama jika mereka mengejar kekayaanmu, nama besar Maxwell, dan kebuasanmu di ranjang." Gerald terbahak bahak, sebelum menutup mulutnya dengan cepat.
"Damn! Kau sudah puas tertawa, Gerald sialan?" Kevlar menatap tajam Gerald.
"Kau sudah mencari di semua tempat?" Gerald berdehem, menatap Kevlar, memasang wajah serius.
"Sudah, bahkan sampai di cafe milik temannya. Adakah lagi tempat lain yang tidak kuketahui?" Kevlar tampak putus asa.
"Mungkin...." Gerald bergumam pelan, tampak berpikir.
"Katakan, Gerald...." Kevlar menatap tajam Gerald.
"No, kalian harus menyelesaikan sendiri urusan kalian. Aku tidak mau ikut campur." Gerald menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY (TAMAT)
RomanceSometimes it takes sadness to know happiness But never let the sadness of your past and the fear of your future ruin the happiness of your present Bagaimana jika dua insan dengan masa lalu kelam dan menyedihkan bertemu? Denada Parmadita, gadis yang...