6. Heartbeat.

4.3K 785 89
                                    

Vote dan komen jangan lupa, thanks.

***
Ketika sudah selesai mengerjakan prnya
sampai selesai, Soobin akhirnya pergi dari perpustakaan meninggalkan Yeonjun yang masih lanjut bertahan disana.

Lagipula tujuan awal diakan disini buat belajar, tapi malah bertemu dengan Soobin.

Jadi dia mengajarkan Soobin dulu, gak masalah sih, dia malah senang membantu orang apalagi orang itu adalah istrinya sendiri.

Walaupun yang tau fakta itu hanya dia, Soobin, dan keluarga Soobin.

Jangan lupakan disini ada sepupu Soobin yang sekolah di sekolah yang sama dengan mereka berdua.

Namun sepupu Soobin itu memilih untuk tidak terlalu mau menunjukkan dirinya sih, makanya orang juga bahkan gak tau jika Soobin punya sepupu disini.

Kembali ke Soobin yang membawa bukunya ke kelas menatap kelasnya yang tidak ada gurunya namun anak kelasnya pada stay di dalam kelas.

"Kemana gurunya?"

"Di ruang guru, katanya kalau sudah selesai prnya, langsung antarkan kesana," jawab ketua kelasnya membuat Soobin mengangguk dan berjalan keluar dari kelas lagi.

Sebelum itu matanya melihat kearah teman-temannya yang malah tampak tidak memperhatikan dirinya sama sekali.

Bahkan sepertinya mereka gak sadar jika Soobin baru saja masuk ke dalam kelas.

Soobin tersenyum kecil sambil berjalan kearah ruang guru, matanya bisa melihat setiap kelas yang terisi oleh guru dan dia juga bisa melihat ada anak kelas sebelah yang sedang mengerjakan soal dengan cemas disana.

Jangankan tuh orang, Soobin saja sering mengalami hal yang sama, heran gurunya selalu memanggilnya seperti gak ada murid lain.

Padahal gurunya tau jika dirinya gak akan pernah bisa menjawab soal yang diberikan oleh guru tersebut.

Tangan Soobin membuka pintu ruang guru di hadapannya.

Dan ada banyak guru disana yang langsung menatap kearahnya.

Soobin berjalan seperti biasa saja, lagipula emangnya kenapa juga dia harus takut.

"Mana prmu?" tanya gurunya langsung ketika dia sampai ke meja gurunya.

Gurunya itu memeriksa jawaban yang ada di buku tersebut sambil menatap Soobin sesekali.

"Temanmu memberikan jawaban ini kepadamu?"

"Tidak sama sekali, aku bahkan yakin jawaban mereka pada salah," balas Soobin yang tampak percaya diri itu.

Ya sebenarnya menyontek punya temannya juga sama saja bohong, pasti nilainya bakalan tetap jelek.

Dikerjakan juga membuat tangan pegal saja jika hasilnya jelek.

"Lalu? Ibu tau kamu bahkan gak akan bisa mengerjakan soal ini, bukan? Tulisannya memang tulisanmu, tapi ibu tidak yakin kamu yang mengerjakannya sendiri," ucap gurunya sambil memperhatikan Soobin yang hanya diam disana.

"Jika kamu jujur, ibu akan memberikan nilai seratus ke prmu-"

Soobin menatap kearah gurunya yang sedang menatapnya juga.

"Siapa yang mengajarkanmu?"

"Kak Yeonjun," balas Soobin langsung tanpa basa-basi karena dia bakalan tau apa reaksi gurunya.

Seperti dugaannya sih, Soobin sudah tau apa ekspresi yang akan dikeluarkan oleh gurunya.

Yaitu ekspresi bangga, tapi bukan untuknya, itu tentu buat Yeonjun.

High On Life -yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang