27. Feels.

3.4K 523 12
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Ada yang kangen book ini? Oh iya, baca part sebelumnya kalau lupa.

***
Soobin hanya tertawa kikuk ketika melihat reaksi orang tuanya yang mengetahui jika dirinya saat ini berada di peringkat pertama di kelasnya.

Berbeda dengan Yeonjun yang memperhatikan Soobin sambil tersenyum sambil menikmati minumannya.

Dia awalnya berencana merayakannya di rumah, tapi mertuanya mengatakan mereka harus datang ke rumah, maka dari itu Yeonjun tentunya gak bisa menolak.

Berakhir dengan mertuanya yang melongo melihat Soobin yang juara pertama di kelas itu.

"Sini mama mau lihat raportmu," pinta mamanya membuat Soobin memberikan raport yang ada di tasnya.

Dia memperhatikan mamanya yang tampak membalik-balikan kertas raportnya tersebut dari kelas 10 sampai kelas 11 dimana Soobin berhasil peringkat pertama itu.

"Nilainya gak bagus-bagus banget sih, tapi gak masalah asal kamu bisa lebih tinggi daripada temanmu di kelas," ucap mamanya yang membuat Soobin merenggut.

Bukannya nilai dia besar ya? Terbukti dia saja bisa peringkat satu di kelas.

"Benarkan, Yeonjun?"

Soobin menoleh ke suaminya yang mengangguk menanggapi perkataan mamanya tadi.

"Hah? Nilaiku besar tau."

"Nilaimu memang paling besar di kelasmu, tapi secara keseluruhan nilaimu jika di kelas lain pasti bakalan merosot jauh dari nilai murid yang lainnya," balas Yeonjun membuat Soobin mendecih.

Dia gak bisa mengelak jika hal itu, dirinya sangat tau jika kelasnya itu adalah kelas buangan.

Bisa dikatakan sumber kekacauan sekolah itu ada di kelasnya.

Semuanya sering membicarakan kelasnya, sayang sekali Soobin tidak bisa berpindah kelas karena selama 3 tahun murid kelasnya gak akan berubah sama sekali.

"Setidaknya nilai aku paling besar di kelas."

Soobin memamerkan nilainya itu dengan sombong, terdengar dari nada ucapannya.

Berbeda dengan Yeonjun hanya mengangguk menanggapi perkataan Soobin.

"Dan bagaimana denganmu, Yeonjun?"

"Mama masih bertanya masalah nilai kak Yeonjun? Dia mana mungkin di kalahkan," balas Soobin duluan mendahului Yeonjun yang baru saja membalas pertanyaan mamanya.

Karena Soobin dari kelas 10 sampai kelas 11 selalu mendengar nama Yeonjun yang menjadi juara umum di sekolah.

Mungkin dia gak akan mendengarnya lagi ketika suaminya itu lulus dari smanya.

"Memang tidak mengecewakan sama sekali, mama jadi penasaran bagaimana bisa kamu mengajari anak manja itu agar belajar."

"Hei, mama baru saja menyindirku?"

"Emangnya siapa yang paling manja kalau bukan kamu?" balas mamanya membuat Soobin mengalihkan tatapannya.

"Gak terlalu susah sih, Yeonjun hanya perlu menyingkirkan sifat pemalasnya saja."

Manja, pemalas, apalagi yang akan mereka katakan tentang Soobin coba.

"Pada dasarnya Soobin itu cepat memahami apa yang Yeonjun ajarkan, untuk sekarang dia mungkin akan menjadi lebih rajin belajar jika tidak mau peringkat pertamanya turun," lanjut Yeonjun yang membuat Soobin terdiam.

Ya, dia mana mungkin mau peringkat pertamanya di rebut oleh orang lain.

Jadi satu-satunya cara agar peringkatnya aman adalah dengan dirinya belajar lebih rajin.

High On Life -yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang