Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.
***
Soobin yang memulai untuk memasak, kali ini hanya memperhatikan suaminya yang sedang melanjutkan apa yang dia kerjakan.Saat dia merasakan rasa ayamnya malah hambar, apakah Soobin takut memberikan garam atau penyedap lainnya?
"Kamu gak kasih garam atau penyedap ke ayamnya?"
Soobin menggelengkan kepalanya membuat Yeonjun hanya tersenyum karena gak tau mau bilang apalagi.
"Gak, nanti keasinan," balas Soobin langsung sambil menatap kearah suaminya yang sedang mengambil toples kecil berisikan garam.
Lalu menaburnya ke ayam yang masih tersisa di piring, untung gak goreng semuanya tadi jadi masih bisa di marinasi dulu.
"Lebih baik keasinan daripada hambar, Soobin."
Soobin gak menjawab lagi dan melihat Yeonjun yang memegang ayam mentah itu dengan biasa saja.
Tidak sepertinya tadi yang memegangnya dengan geli, ayolah dia gak pernah memegang ayam mentah sebelumnya.
Dia selalu memegang ayam yang sudah siap di santap saja, dari dulu juga dia gak bakalan berpikiran untuk memegang ayam mentah langsung.
Tapi ya, setelah membaca novel yang dibelikan suaminya itu dia mungkin berpikir dia harus keluar dari zona nyamannya itu.
Pelayan gak akan ada lagi yang melayaninya disini kecuali jika dia berada di rumah orang tuanya.
Jika disini yang ada dia malah melayani suaminya, dalam konteks memasak ya, bukan hal yang aneh.
"Mukamu memerah sendiri, kenapa kali ini?"
Soobin hanya memegang mukanya yang memanas itu.
"Gak kenapa-kenapa."
"Yakin?"
"Iya," balas Soobin dengan cepat membuat Yeonjun cuma menggeleng dan fokus dengan ayam yang sedang di gorengnya.
"Kalau emang berencana untuk memasak, bilang dulu ya, aku akan memberikan uang untuk membeli bahan-bahannya."
Soobin menatap Yeonjun dengan kesal, ayolah dia bisa bayar semuanya sendiri.
"Kenapa? Mau mengelak?" tanya Yeonjun saat melihat ekspresi muka Soobin yang tampak cemberut itu.
Lalu Soobin menghentikan ekspresi cemberutnya, sialan mereka menikah baru 2 minggu dan suaminya itu sudah hapal dengan semua tingkah lakunya.
"Akukan bisa bayar semuanya sendiri."
"Masih ingat kata-kataku beberapa hari yang lalu, bukan?"
Soobin menganggukkan kepalanya saat mendengar pertanyaan suaminya barusan.
"Jika memang buat memasak, ini adalah kewajibanku, karena aku suamimu, jika kamu memang mau memanjakan dirimu sendiri, maka kamu bisa menggunakan uangmu."
Muka Soobin sudah semerah apa ya? Soobin mau melihat kaca rasanya karena dia hanya mendengar kalimat tadi sudah bisa segila ini.
Padahal dia gak ada perasaan apapun sama suaminya itu, seriusan deh.
Yeonjun mengangkat semua ayam yang sudah dia goreng semua, sekarang tinggal buat sausnya saja lalu tinggal digabung dengan ayam yang dia goreng tadi.
Selesai deh ayam goreng pedasnya, tapi gak se-simple itu juga sih.
"Aku punya pertanyaan."
"Pertanyaan?" tanya Yeonjun saat menoleh sekilas kearah istrinya lalu fokus menaruh bahan-bahan untuk saus ke pan yang sudah dia letakkan di kompor.

KAMU SEDANG MEMBACA
High On Life -yeonbin
Fiksi PenggemarHidup di dalam kemewahan membuat Soobin tidak memperdulikan apapun termasuk pendidikannya, hal itu membuat orang tuanya marah dan memberikannya hukuman. #1 in Soobin || 090122 #1 in Yeonbin || 020922 #1 in Yeonjun || 211022 ©2021