Vote dan komen, ok thanks.
***
Yeonjun kembali bekerja seperti biasa di kafe dan Soobin pulang ke rumah, bukan ke rumah Yeonjun.Tapi ke rumah orang tuanya beneran, lagipula dia bakalan pulang ke rumahnya nanti, sekarang karena bosan dia ke rumahnya dulu aja.
"Kakimu bagaimana? Lagipula kenapa kamu sampai bisa seperti ini?" tanya mamanya saat tau kaki anaknya yang terkilir itu, lagipula mamanya itu baru pulang dari acara arisannya.
Dan kelihatan jelas sekali, kaki Soobin diperban saat ini, gak bisa pakai sepatu juga.
Ini aja pakai sandal, guru juga gak mempermasalahkan hal itu.
"Dibully."
"Hah?" balas mamanya dengan syok karena kaget anak tunggalnya itu kena bully di sekolah.
Siapa yang berani membully anaknya?
Bisa-bisanya membuat anaknya dibully, enak saja, dirinya saja gak pernah melakukan sesuatu yang berlebihan ke anaknya kecuali menikahkan anaknya sih.
Intinya dia gak pernah melakukan kekerasan dan anak sekolahan anaknya itu malah berani membuat anaknya terluka seperti ini.
"Iya dibully, mama gak salah dengar," balas Soobin sambil menerima sebuah piring berisikan apel yang sudah dipotong-potong oleh pelayan rumahnya.
"Makasih, bi."
Pelayannya itu tampak bingung namun akhirnya mengangguk.
Bahkan mama Soobin juga ikutan diam lagi, anaknya setelah pindah dari sini bisa berubah menjadi sopan ya.
Selama ini, Soobin gak pernah berkata terima kasih ke siapapun, menurutnya pelayan kan memang melayani tuan rumah dan mereka di gaji untuk hal itu, buat apa berkata terima kasih ke mereka.
Itu prinsip Soobin saat masih tinggal disini.
Tapi sepertinya selama disana diakan harus melakukannya sendiri.
"Kamu di rumahmu siapa yang masak?"
"Kak Yeonjun," balas Soobin sambil memakan potongan apel yang ada di piringnya.
"Kamu gak pernah mencoba membuat sendiri?"
"Mama mau tanggung jawab kalau rumah kak Yeonjun kebakaran karena aku?" jawab Soobin yang malah balik bertanya ke mamanya.
Mamanya cuma bisa menghela nafasnya, ya Soobin akan masih tetap menjadi anak manja sih, terbukti seperti saat ini.
Dia juga yakin anaknya gak bisa memegang pisau dapur, yang hanya bisa dia gunakan mungkin pisau untuk memotong roti ataupun steak, ya seperti itulah.
"Suamimu gak protes karena kamu gak melakukan apapun?"
Soobin menggelengkan kepalanya, Yeonjun selama ini gak pernah protes sih dengan tingkahnya yang gak bisa melakukan apapun.
Menyapu saja Soobin gak benar, apalagi mengepel, yang ada kayaknya rumah itu bakalan basah kuyup hingga kemana-mana.
Jangan salahkan Soobin, di sekolahnya gak ada sama sekali piket, karena ada petugas kebersihannya, di rumahnya yang melakukan pekerjaan itu adalah pelayan, jadi dia memang gak pernah melakukan itu, memegang gagang sapu ataupun pel sepertinya gak pernah sama sekali.
Pintu rumahnya terbuka dan disana Soobin bisa melihat ada beberapa sepupunya yang datang bersama orang tua mereka.
Termasuk Jiyoon yang cengegesan disana sambil berjalan menghampiri Soobin.
Tangannya langsung mengambil potongan apel yang ada di piring.
Soobin menatap tidak suka kearah Jiyoon, bukan karena dia mengambil apelnya, tapi karena cewek itu asal ambil pakai tangan kosong lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
High On Life -yeonbin
FanfictionHidup di dalam kemewahan membuat Soobin tidak memperdulikan apapun termasuk pendidikannya, hal itu membuat orang tuanya marah dan memberikannya hukuman. #1 in Soobin || 090122 #1 in Yeonbin || 020922 #1 in Yeonjun || 211022 ©2021